Di Tegal, Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Ibarat Fenomena Gunung Es

Konten Media Partner
6 Agustus 2022 21:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Ibarat Fenomena Gunung Es
zoom-in-whitePerbesar
Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Ibarat Fenomena Gunung Es
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TEGAL - Kasus kekerasan kepada perempuan dan anak di Kabupaten Tegal ibarat gunung es. Banyak peristiwa kekerasan yang tidak muncul di permukaan dan tak tersentuh oleh hukum.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Sekretaris DP3AP2KB Kabupaten Tegal Teguh Mulyadi dalam seminar di Gedung Dadali Kompleks Pemkab Tegal Jumat (5/8/2022). Dia mengungkapkan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak bisa jadi terjadi hampir setiap hari.
"Di Kabupaten Tegal kekerasan seksual perempuan dan anak menjadi kasus yang serius dan meningkat. Apalagi dua tahun terakhir selama pandemi COVID-19," kata Teguh Mulyadi dalam seminar Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan dan Anak itu.
Dia mengatakan, berdasarkan data yang dia peroleh menyebutkan, kasus kekerasan seksual pada tahun 2021 terjadi 28 kasus. Sementara tahun ini dalam 6 bulan (Januari-Juni) sudah ada 9 kasus.
Jumlah itu, kata dia, merupakan kasus yang ditangani oleh penegak hukum. Padahal, jika ditelusuri lebih jauh, jumlah kasus yang tak tersentuh hukum jumlahnya bisa lebih banyak.
ADVERTISEMENT
"Kasus kekerasan seksual seperti kasus gunung es yang enggan disentuh setiap orang. Hubungan korban dengan pelaku yang sangat dekat menjadi salah satu faktornya. Seperti orang tua dan teman," katanya
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono menyampaikan kekerasan kepada perempuan dan anak menjadi kasus yang serius di Kabupaten Tegal.
"Kabupaten Tegal menjadi no 3 perceraian di Jawa Tengah, dan kasus kekerasan menjadi kasus yang serius di Kabupaten Tegal," papar Joko di acara yang digelar  Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) tersebut.
Joko mengungkapkan, PKBI sebagai lembaga nonprofit turut andil, dan mengajak para kader, bidan, dan dinas terkait. Yakni untuk bekerja sama dan berkoordinasi dalam upaya mencegah dan menghapus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak. (*)
ADVERTISEMENT