Keroncong: Harmoni antara Tradisi dan Inovasi

Pandu Watu Alam
Dosen Program Studi Televisi dan Film Fikom UNPAD, Musisi, dan Praktisi Scoring Film
Konten dari Pengguna
15 November 2023 17:54 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandu Watu Alam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Keroncong Tujuh Putri Saat Menerima Penghargaan AMI Awards, Dokumentasi Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Keroncong Tujuh Putri Saat Menerima Penghargaan AMI Awards, Dokumentasi Pribadi.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Musik keroncong, sebuah warisan budaya Indonesia yang kaya, memiliki akar yang melibatkan perpaduan berbagai pengaruh musik dari berbagai belahan dunia. Secara historis, musik keroncong dapat ditelusuri kembali hingga abad ke-16, ketika Portugis pertama kali tiba di kepulauan Indonesia. Namun, perjalanan panjang dan perpaduan yang kompleks dari berbagai elemen musik membentuk keroncong menjadi apa yang kita kenal hari ini.
ADVERTISEMENT
Keroncong sebagai sebuah genre musik yang telah melibatkan dirinya dalam memelihara keberagaman budaya Indonesia, memiliki sejarah yang cukup menarik. Meskipun lahir dari pengaruh musik Barat seperti Portugis, Moor, Spanyol, dan lain-lain yang dibawa oleh pendatang selama masa penjajahan, keroncong mampu menjadi salah satu warisan budaya yang melekat dalam identitas bangsa Indonesia. Namun, menjadi seorang pelestari musik keroncong bukanlah tugas yang mudah, terutama ketika terdapat dilema antara melestarikan keaslian tradisi pakem keroncong atau menciptakan karya kontemporer yang baru.
Ilustrasi permainan Cak/Cuk (alat musik keroncong), Gambar oleh Angela Eren dari Pixabay
Dalam konteks ini, perdebatan sering muncul di kalangan penggemar dan pelestari keroncong. Dua pandangan yang saling berlawanan, yaitu mempertahankan keaslian pakem keroncong tradisional atau mengadopsi elemen kontemporer dalam penciptaan karya keroncong, seringkali menjadi poin perdebatan yang hangat.
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang, mempertahankan keaslian tradisi pakem keroncong adalah langkah yang harus diambil untuk menjaga integritas dan warisan budaya yang telah ada. Namun, di sisi lain, ada kelompok yang berpendapat bahwa menciptakan karya keroncong kontemporer adalah cara yang efektif untuk menjaga agar keroncong tetap relevan dan dapat dinikmati oleh generasi muda.
Salah satu contoh grup yang memilih langkah untuk berkarya pada jalur kontemporer adalah Keroncong Tujuh Putri. Keroncong Tujuh Putri (KTP) beranggotakan tujuh perempuan dengan keahlian bermusik yang tidak diragukan lagi. Mereka tidak hanya memainkan keroncong dengan tradisi pakem yang asli, lagu-lagu populer indonesia bahkan dunia pun dimainkan dengan gaya keroncong dalam berbagai kesempatan.
Mereka juga aktif menciptakan karya-karya original dengan inovasi progresi chord dan struktur lagu yang kontemporer dan berbeda dengan pakem keroncong tradisional. Langkah ini, meskipun terdapat perbedaan pandangan di kalangan beberapa pelestari puritan keroncong, ternyata mendapat apresiasi yang besar dari berbagai kalangan.
ADVERTISEMENT
Penciptaan lagu "Kasih Wanita" featuring Sundari Soekotjo sebagai Musisi Keroncong ternama Indonesia menjadi tonggak keberhasilan bagi mereka. Dalam perhelatan penghargaan musik terbesar di Indonesia 26th AMI Awards tahun 2023, Keroncong Tujuh Putri terpilih sebagai artis keroncong/stambul/langgam/ekstra/kontemporer terbaik, hal ini semakin menegaskan bahwa karya kontemporer juga dapat diakui dan dihargai.
Dalam wawancara bersama Keroncong Tujuh Putri mereka berpesan "Berkeroncong dengan kami adalah mau untuk mengikuti zaman dan mendobrak batasan usia para penikmat keroncong. Tentu dengan tanpa melupakan pakem aslinya. Komentar positif maupun negatif pasti ada, tapi justru kami membutuhkan itu untuk bisa lebih eksplor lagi bagaimana meracik sajian keroncong versi kami agar lebih bisa dinikmati pendengar hingga di titik ini."
Keroncong Tujuh Putri Saat Melakukan Pertunjukan Keroncong, Dokumentasi Pribadi.
Langkah-langkah yang diambil oleh Keroncong Tujuh Putri menciptakan semacam titik temu antara keaslian dan perkembangan. Dengan membawa keroncong ke arah yang lebih kontemporer, mereka berhasil mempertahankan esensi dan karakteristik keroncong sambil memberikan sentuhan yang segar dan relevan. Hal ini membuktikan bahwa pelestari keroncong tidak selalu harus berpegang teguh pada pakem yang ada, tetapi juga dapat menciptakan inovasi yang membawa musik tersebut ke area yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam mengelola perbedaan pandangan di antara para penggemar dan pelestari keroncong. Beberapa mungkin merasa bahwa langkah-langkah kontemporer dapat menghancurkan keaslian keroncong, sementara yang lain melihatnya sebagai cara yang diperlukan untuk menjaga agar musik tersebut tetap hidup dan dinamis.
Oleh karena itu, dialog terbuka dan pemahaman antar kelompok menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan yang tepat antara melestarikan keaslian dan mengikuti perkembangan zaman.
Ilustrasi diskusi untuk peler]starian dan kemajuan musik keroncong, Gambar oleh StockSnap dari Pixabay
Penting untuk diingat bahwa pelestarian bukanlah upaya yang statis, melainkan suatu proses yang dinamis dan terus berkembang. Keroncong, sebagai bagian integral dari warisan budaya Indonesia, memiliki potensi untuk terus berkembang dan bersaing dalam panggung musik global.
Dengan memadukan elemen tradisional dan kontemporer, pelestari keroncong dapat menciptakan landasan yang kokoh untuk menghadapi tantangan masa depan.
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup, pelestarian keroncong bukanlah tentang memilih satu sisi di antara keaslian dan kontemporer, melainkan tentang menemukan keseimbangan yang tepat di antara keduanya. Dengan langkah-langkah inovatif seperti yang diambil oleh Keroncong Tujuh Putri, harapannya adalah bahwa keroncong tetap hidup, berkembang, dan terus memukau generasi-generasi mendatang dengan pesonanya yang khas.