Siang Cerah Malam Tiba-tiba Bisa Hujan Deras, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Konten Media Partner
15 November 2021 20:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hujan di malam hari. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hujan di malam hari. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Malam dan hujan, dua hal yang paling cocok untuk merayakan sepi dan patah hati. Apalagi jika hujan turun pada malam hari di Jogja, kombinasi yang pas untuk menulis puisi. Seperti saat ini, awal-awal musim hujan wilayah DIY hampir diguyur hujan setiap malam. Lihatlah prakiraan cuaca BMKG, meski pada siang hari cuacanya cerah, namun setiap sore hingga malam selalu berubah menjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, seringkali juga disertai petir.
ADVERTISEMENT
Memasuki awal musim penghujan ini, beberapa kali wilayah DIY bahkan sempat diguyur hujan semalaman suntuk. Akibatnya genangan, longsor, atau pohon tumbang sempat terjadi di beberapa titik di wilayah DIY. Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Sleman, BMKG DIY, Etik Setyaningrum, mengatakan bahwa fenomena itu memang biasa terjadi pada awal-awal musim penghujan.
Pada awal musim penghujan, biasanya hujan memang akan lebih sering turun pada sore hingga malam hari, bahkan terkadang hingga dini hari. Meskipun, pada pagi hingga siang hari cuaca cerah.
“Itu akan terus terjadi saat awal musim hujan. Jadi ciri khas awal musim hujan memang,” kata Etik Setyaningrum ketika dihubungi, Senin (15/11).
Ilustrasi hujan di malam hari. Foto: Pixabay
Intensitas hujan pada sore hingga malam hari yang lebih tinggi dibandingkan siang hari memang menjadi salah satu ciri dari masa-masa transisi atau peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Perubahan musim ini mengakibatkan terjadinya banyak penguapan dari laut yang anomali. Di samping itu, suhu permukaan laut juga relatif hangat sehingga mendukung untuk proses pembentukan awan hujan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pada masa peralihan seperti sekarang juga terjadi belokan angin di sekitar Jawa akibat munculnya tekanan rendah di sebelah barat daya Jawa dan sekitar Australia. Belokan angin tersebut menyebabkan terjadinya proses kenaikan massa udara yang berdampak pada pembentukan awan-awan hujan di wilayah Yogyakarta.
“Awan-awan mulai tumbuh secara masif pada malam hari, terutama jenis awan konvektif seperti cumulonimbus, sehingga potensi hujan lebat lebih besar terjadi pada malam hingga pagi hari,” ujarnya.
Biasanya, kondisi ini akan berlangsung hingga sekitar sebulan ke depan. Setelah itu, potensi turun hujan akan mulai merata, baik pada siang maupun malam hari. Dengan kondisi seperti ini, Etik menghimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan pada malam hari, terutama bagi masyarakat yang di sekitar rumahnya terdapat pohon besar atau tebing yang rawan longsor.
ADVERTISEMENT
“Karena malam hari kan waktunya orang-orang tidur, jadi biasanya sering lengah,” ujar Etik Setyaningrum. (Widi Erha Pradana / YK-1)