Rumah Baca Komunitas (RBK), Perpustakaan Jalanan Gratis ala Warga Jogja

Konten Media Partner
19 Juni 2022 16:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas perpustakaan jalanan RBK on the Street tiap Minggu pagi di Alun-alun Kidul Jogja. Foto: Dok. RBK
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas perpustakaan jalanan RBK on the Street tiap Minggu pagi di Alun-alun Kidul Jogja. Foto: Dok. RBK
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjelang pindah rumah, Haris (35) kebingungan. Bukan soal tetek bengek kepindahan ke rumah baru, warga Banguntapan, Bantul, ini justru kewalahan pada satu jenis barang yang dimilikinya hingga berjumlah ribuan: buku.
ADVERTISEMENT
“Suka baca dan beli aja sejak kuliah, lama-lama gak terasa jadi banyak,” ujar pekerja swasta itu.
Apalagi sang istri kemudian juga minat serupa. Alhasil, koleksi buku pun bejibun, memenuhi satu ruang di tempat tinggal lamanya. Jenisnya beragam, dari buku politik hingga sastra, dari pendidikan sampai motivasi keluarga.
Momen pindah rumah pun menjadi kesempatan untuk merapikan koleksi ‘jendela dunia’ itu. Sebagian judul diputuskan untuk tak ikut ke rumah baru. Setelah dipisahkan, buku-buku itu terkumpul dalam satu dus besar.
“Mau dibuang kok sayang, tapi mau dibawa kok ya butuh tempat dan ngurusnya,” ujar Haris.
Ia merelakan buku-buku itu. Namun, lantaran masih punya manfaat, ia tak meninggalkannya begitu saja. Haris memutuskan menyumbangkan buku-buku itu.
ADVERTISEMENT
Setelah berselancar di jagat maya, Haris merasa menemukan ‘rumah baru’ untuk koleksinya itu: Rumah Baca Komunitas (RBK).
Markas Rumah Baca Komunitas di Gamping, Sleman. Foto: Hernawan
Pada Rabu (15/6), ia mengantar buku itu ke markas RBK di Banyuraden, Gamping, Sleman. Terletak di permukiman padat, RBK menempati sebuah rumah asri dengan berbagai tanaman budi daya memenuhi pelataran.
Ribuan buku mengisi rak besar yang menjadi dinding di dua sisi teras rumah itu. Di sisi dinding lain, terdapat mural ilustrasi sejumlah tokoh, seperti sastrawan Pramoedya Ananta Toer dan aktivis HAM Munir.
Salah satu pengelola RBK, Dani, menjelaskan, RBK menempati rumah ini sejak 2018 setelah beberapa kali pindah tempat sejak komunitas ini berdiri di Hari Pendidikan satu dekade silam, 2 Mei 2012. “Kami menerima donasi buku, apapun judulnya,” kata dia.
ADVERTISEMENT
RBK didirikan oleh sejumlah akademisi dan pemikir muda. Bukan hanya tempat ngumpul-nya buku, komunitas ini juga jadi sarana untuk berdiskusi, nonton film bareng, hingga bercocok tanam.
“Anak-anak desa sini juga senang belajar, baca-baca, dan main di sini. Memang sempat terhenti karena pandemi, tapi ini sudah mulai lagi aktivitasnya,” tuturnya.
Namun buku-buku di RBK itu tak hanya menanti pembaca, melainkan keluar dari rak untuk menyambangi calon pembacanya. Melalui program ‘RBK on the Street’, pegiat RBK membuka lapak buku di ruang publik.
Perpustakaan jalanan itu digelar di sudut Alun-alun Kidul Keraton Yogyakarta. Digelar rutin tiap hari Minggu pagi sejak Juni 2014, buku-buku dihamparkan di tikar sederhana. Warga bebas membaca di tempat atau meminjam secara cuma-cuma alias gratis!
ADVERTISEMENT
Salah satu pendiri, RBK, David Effendy, menjelaskan RBK on the Street berasal dari gagasan yang simpel, tapi kemudian justru sangat punya makna.
“Ide awalnya sederhana, bagaimana agar buku mendapat sirkulasi udara yang cukup sehingga tidak lembab dan jamuran. Buku yang banyak juga perlu pembaca agar memberi manfaat, sehingga buku harus digerakkan menemui pembacanya,” kata dia.
Menurut David, perpustakaan jalanan ala RBK ini tak berhenti sebagai tempat baca, melainkan juga menjadi ruang diskusi dan ruang ekspresi warga, yakni untuk kampanye literasi dan isu publik seperti soal lingkungan.
“Dari ruang baca jalanan ini, kami merawat obrolan dan menghadirkan pertemanan baru. Bertemu banyak anak bangsa, dari beragam suku, agama, dan negara,” ujar pengajar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini.
ADVERTISEMENT
Dari langkah serderhana ala RBK ini, buku-buku tak lagi bingung mencari rumah, tapi mendapatkan rumah barunya, sekaligus juga berkelana mendekati pembaca-pembaca barunya. (akh)