Rektor UPN dan Direktur Pertamina EP Cepu Kompak Bantah Migas Masuk Era Sunset

Konten Media Partner
25 Februari 2023 10:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor UPN Veteran Yogyakarta, Mohamad Irhas Effendi bertukar cinderamata dengan Direktur Utama Pertamina EP Cepu, Endro Hartanto. Foto: Eko S Putro
zoom-in-whitePerbesar
Rektor UPN Veteran Yogyakarta, Mohamad Irhas Effendi bertukar cinderamata dengan Direktur Utama Pertamina EP Cepu, Endro Hartanto. Foto: Eko S Putro
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rektor UPN 'Veteran' Yogyakarta, Mohamad Irhas Effendi, dan Direktur Utama Pertamina EP Cepu, Endro Hartanto, tak sepakat jika industri Minyak dan Gas dikatakan sudah sunset. Sebaliknya, bagi Indonesia industri ini malah sedang sunrise.
ADVERTISEMENT
“Migas Industri is not sunset, malah sunrise. Pemerintah kan punya target produksi minyak 1 hari 1 juta barel di 2030. Sekarang baru 700-an barel per day. Dan UPN kemarin deklarasi bersama SKK Migas untuk jadi bagian dari 1 Team, 1 Goal, 1 Million,” kata Irhas Effendi menjawab pertanyaan wartawan mengenai apakah industri migas sudah sunset, seusai penandatanganan MoU bersama PT Pertamina EP di UPN Veteran Yogyakarta, Jumat (24/2).
UPN, menurut Rektor, bahkan selama ini sedang menjajaki kerjasama dengan PT Pertamina EP Cepu untuk studi Carbon Capture, Utilizaton and Storage (CCUS), yakni bagaimana mengurangi karbon di udara dari proses pertambangan minyak.
Pemerintah berkomitmen untuk zero emission pada 2060. Namun tak hanya mengurangi karbon, studi UPN justru bagaimana menginjekkan CO2 kembali ke minyak yang masih kental sehingga minyak lebih mudah mengalir ke permukaan. Dan proses ini selain menjadi zero emission, juga akan meningkatkan produksi minyak hingga 2-3 kali.
ADVERTISEMENT
“Artinya, pekerjaan di industri migas masih sangat banyak. Dan kalaupun transportasi pindah ke energi terbarukan, minyak adalah bahan dasar aneka industri dari plastik, pupuk sampai tekstil,” jelas Irhas Effendi.
Ilustrasi Pengeboran Migas Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
Irhas juga membocorkan bahwa pada tahun lalu, UPNVY telah meneken MoU dengan SKK Migas mengenai pendirian Migas Center yang menjadi payung bagi Perjanjian Kerjasama dengan Oil Company di seluruh Indonesia.
Secara umum, Migas Center didirikan untuk membantu SKK Migas dalam mengembangkan potensi SDM untuk riset yang dimulai dari inventarisasi kembali isu-isu dalam bidang migas dan isu mana yang perlu di riset pengembangan teknologi yang relevan untuk menopang target 1 juta barel.
“Jadi di UPN, jurusan migas tetap sunrise. Dan ini jadi fokus atau brand UPN. Kampus besar lain boleh punya keunggulan ekonomi, politik, dan kedokteran. Tapi kita mungkin satu-satunya universitas yang lengkap punya geofisika, geologi, tambang, minyak, teknik kimia, dan ekonomi yang ajarkan akuntansi migas. Akuntansi mineral mana ada di kampus lain?,” papar Irhas.
ADVERTISEMENT
Di jurusan Manajemen pun, diterangkan Irhas, di UPN secara khusus belajar tentang manajemen migas dan mineral, sementara di jurusan Ekonomi Pembangunan ada sumber daya mineral.
“Kita punya tim community development kalau buka lapangan migas bagaimana berhubungan dengan masyarakat, untuk itu dipelajari di FISIP. Inilah bagian dari diferensiasi yang menjamin hulu hilir dalam bidang energi,” kata Irhas.
UPN Yogya, diterangkan Irhas, juga sedang dalam tahap mendirikan prodi Magister Manajemen Energi yang secara khusus ditujukan untuk menopang secara nasional ketahan energi.
“Kita juga punya keahlian geothermal, sementara energi terbarukan juga sudah kita kembangkan kerjasama dengan EBTKE (energi baru terbarukan dan konservasi energi). Solar cell Kita punya kelompok studi SRE (sustainable renewable energy). Percobaan di lab disupport SUN energy mengimplementasikan energi surya di pinggiran kali Gajahwong. Energy biofuel kita punya juga bekerjasama dengan EBTKE yaitu sorgum,” papar Rektor UPNVY, Irhas Effendi.
Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu, Endro Hartanto saat berbicara di kuliah umum UPNVY pekan ini. Foto: Eko S Putro
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu, Endro Hartanto menjelaskan bahwa faktanya sampai saat ini, perusahaan hulu pertamina terus diminta untuk meningkatkan produksi. Sebab, pemerintah sudah memiliki target bahwa produksi BBM musti mencapai 1 juta barel per hari pada 2030 mendatang.
ADVERTISEMENT
“Saat ini baru 700 ribu barel per hari. Jadi faktanya, kami di sisi hulu itu disuruh meningkatkan produksi terus. Jadi saya pikir industri migas masih akan sunrise, belum sunset,” kata Endro Hartanto.
Namun, dengan tren dunia ke arah zero emission yang ditopang dengan pesatnya kemajuan pengembangan energi terbarukan, Endro mengatakan di dunia ini yang pasti hanyalah ketidakpastian.
“Kuncinya kreatif dan terus berinovasi. UPN Yogya bisa terus kembangkan brand Teknik Perminyakan tapi kan yang pasti minyak itu energi dan energi itu luas. Kata Shakespeare apa arti sebuah nama? Kreatif saja yang penting,” tandas Endro.