Menlu Retno Marsudi Serahkan Sertifikat Sumbu FIlosofi Yogya ke Sultan HB X

Konten Media Partner
29 Desember 2023 13:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menyerahkan sertifikat penetapan Sumbu Filosofi Yogya sebagai warisan dunia UNESCO kepada Gubernur DIY, Sri Sultan HB X. Foto: Dok. Pemda DIY
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menyerahkan sertifikat penetapan Sumbu Filosofi Yogya sebagai warisan dunia UNESCO kepada Gubernur DIY, Sri Sultan HB X. Foto: Dok. Pemda DIY
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menyerahkan langsung sertifikat penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia UNESCO bertajuk lengkap The Cosmological Axis of Yogyakarta and its Historic Landmarks kepada Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Kamis (28/12).
ADVERTISEMENT
Penyerahan sertifikat itu dilaksanakan di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
Penetapan Sumbu Filosofi Yogya sebagai warisan dunia UNESCO menurut Retno telah mengukuhkan Yogya bukan hanya sebagai Kota Budaya, tapi juga Kota Peradaban yang telah diakui oleh dunia.
“Sumbu Filosofi ini telah menjadi warisan dunia di Indonesia yang ke-10 yang diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia. Tentunya penetapan ini mengukuhkan Yogyakarta bukan hanya sebagai Kota Budaya, tetapi juga sebagai Kota Peradaban, yang diakui oleh dunia,” ujar Retno Marsudi, Kamis (28/12).
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi. Foto: Dok. Pemda DIY
Lebih lanjut, Sumbu Filosofi menurut dia juga menjadi bukti lestarinya peradaban Jawa yang berkembang sejak abad ke-16 hingga saat ini. Sumbu Filosofi merupakan pengejawantahan, perpaduan harmonis elemen budaya benda seperti keris, batik, wayang, dan gamelan, dengan elemen tidak benda seperti tradisi, hukum adat, seni, sastra, festival, dan ritual upacara, juga dengan nilai-nilai filosofis Jawa.
ADVERTISEMENT
“Saya yakin dengan sertifikat warisan dunia UNESCO ini, maka daya tarik Yogyakarta semakin meningkat dan keistimewaan Yogyakarta akan semakin kokoh. Saya juga yakin kekayaan ini (Sumbu Filosofi) akan terjaga dan terpelihara dengan baik. Tentunya ini warisan budaya yang diakui dunia yang harus di uri-uri, dijaga,” ujarnya.
Sultan HB X, dalam kesempatan tersebut memaparkan bahwa Pemda DIY telah melakukan sejumlah langkah strategis untuk menindaklanjuti penetapan Sumbu Filosofi sebagai warisan dunia tersebut.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X. Foto: Dok. Pemda DIY
Di antaranya adalah melaksanakan koordinasi, komunikasi, dan menjalin kerja sama antara Pemerintah Daerah DIY, Pemerintah Kota Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Bantul, dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, untuk memastikan peran masing-masing dalam pengelolaan Sumbu Filosofi Yogyakarta.
“Selain itu, dari sisi regulasi, telah terbit Keputusan Gubernur DIY Nomor 360/KEP/2023, tentang Sekretariat Bersama Pengelolaan Warisan Dunia Sumbu Filosofi Yogyakarta. Keputusan Gubernur ini, digunakan sebagai fondasi untuk memastikan fungsi komunikasi, penyiapan kebijakan dan strategi pengelolaan, koordinasi-integrasi perencanaan, operasional, monitoring, dan evaluasi, serta mendukung fungsi pelaporan,” papar Sultan.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi memaknai sertifikat warisan dunia UNESCO Sumbu Filosofi ini sebagai pengingat akan janji kepada dunia internasional terkait upaya pengelolaannya.
“Argonya mulai berjalan terkait dengan apa yang harus kita kelola. Dan ini nanti akan menjadi bagian dari monitoring, evaluasi dari UNESCO secara rutin, sudah ada operasional guidelinenya,” ujar Dian.
Sertifikat penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia UNESCO. Foto: Dok. Pemda DIY
Hal penting untuk dilakukan dalam upaya pengelolaan Sumbu Filosofi menurutnya adalah menguatkan nilai-nilai Outstanding Universal Value dari Sumbu Filosofi tersebut. Yang tidak kalah penting adalah bagaimana Sumbu Filosofi Yogya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setelah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.
“Yang kedua ini yang paling penting, harus mampu mensejahterakan. Menerjemahkan mampu mensejahterakan itu kan ini yang sedang kita siapkan dengan teman-teman. Bukan kemudian dapat sertifikat, kita langsung bergerak untuk tahapan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT