Cerita Anies Betapa Ndesonya Mahasiswa UGM: Tak Tahu French Fries

Konten Media Partner
8 April 2022 18:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anies Baswedan saat ceramah di Masjid UGM. Foto: Tangkapan layar Youtube Masjid UGM
zoom-in-whitePerbesar
Anies Baswedan saat ceramah di Masjid UGM. Foto: Tangkapan layar Youtube Masjid UGM
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, mengisi ceramah tarawih di Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (7/4). Dalam kesempatan ceramah itu, Anies menceritakan bagaimana ndeso-nya mahasiswa UGM saat dia masih menjadi mahasiswa di kampus Bulaksumur itu.
ADVERTISEMENT
“Kita dulu ketika kuliah merasakan kampus ndeso,” kata Anies Baswedan.
Salah satu yang Anies ceritakan adalah ketika dia dan teman-teman aktivisnya makan bersama di restoran cepat saji KFC. Saat itu, KFC belum lama buka dan hanya ada di Jalan Malioboro. Anies datang rombongan ke KFC Malioboro untuk makan.
Ketika pesanan mereka datang, yang salah satunya adalah kentang goreng, pelayan pengantar makanan bertanya apakah semua pesanan sudah diantar.
“Masih kurang mbak, kurang french fries, padahal kentangnya sudah di situ. Cuman kita itu tidak tahu bahwa kentang goreng itu adalah french fries. Itulah mahasiswa Gadjah Mada waktu itu kira-kira,” lanjut Anies mengenang masa-masanya sebagai mahasiswa.
Anies juga cerita saat dia dan teman-temannya berangkat membuat sebuah pelatihan di Kalimantan Timur. Dia terbang berdua dengan Rahmat Hidayat, yang saat ini menjadi Dekan di Fakultas Psikologi UGM.
ADVERTISEMENT
Pihak dari Kalimantan Timur tiba-tiba menelepon teman-teman Anies yang berada di basecamp, bertanya apakah Anies sudah berangkat.
“(Dijawab) sudah. Jam berapa? Jam dua gitu. Jam dua itu take off atau landing?” lanjutnya.
Ternyata teman yang menerima telepon itu tidak tahu apa bedanya take off dan landing.
Take off dan landing pun kita tidak bisa membedakan waktu itu,” ujarnya.
Tak sampai di situ, ketika pesawat transit di Surabaya, salah seorang kawannya tidak mau turun dari pesawat, padahal sudah ditunggu sangat lama. Ketika dipaksa turun oleh teman-temannya, barulah seorang kawan itu jujur bahwa dia tidak bisa membuka sabuk pengamannya.
“Dia tidak bisa membuka seat belt di situ, jadi dia bertahan di dalam pesawat tidak turun,” kata Anies.
ADVERTISEMENT
Namun kemudian teman itulah yang kemudian paling banyak keliling dunia sebagai wartawan ketika Gus Dur menjadi presiden.
“Pria yang tidak bisa membuka seat belt itu adalah pria yang paling banyak keliling dunia,” ujarnya disambut tawa jamaah.
UGM menurut Anies bukan sekadar tempat kuliah, sebab dia juga besar di kampus tersebut karena rumahnya hanya sekitar 500 meter dari UGM. Saat ini, UGM menurut di sudah jauh berubah, tak lagi ndeso seperti eranya jadi mahasiswa dulu. Salah satu tandanya menurut Anies adalah sudah berubahnya komposisi kendaraan yang ada di tempat parkir UGM.
“Kalau dulu jejerannya sepeda dan motor, kalau sekarang padatnya mobil juga, kelihatannya Gadjah Mada sudah naik kelas,” kata Anies Baswedan.
ADVERTISEMENT