Cara Gampang Hitung Jumlah Wisatawan Jogja, Cek Jam Berapa Soto Kadipiro Tutup

Konten Media Partner
28 Desember 2023 15:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warung Soto Kadipiro I di Jalan Wates Nomor 33, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, salah satu kuliner legendaris di Yogya. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Warung Soto Kadipiro I di Jalan Wates Nomor 33, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, salah satu kuliner legendaris di Yogya. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada cara paling gampang menghitung jumlah wisawatan yang berkunjung ke Jogja dalam setiap momen liburan tiba. Cek saja jam berapa Soto Kadipiro tutup. Ini berlaku khusus di Soto Kadipiro pertama yang berada di utara jalan Wates, di sebelah Waroeng Steak.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan sendiri oleh pemilik Soto Kadipiro yang juga generasi ketiga dari pendiri Soto Kadipiro, Hendy Suharli. Ia adalah pemilik warung Soto Kadipiro yang pertama, warisan langsung dari sang pendiri, Tahir Kartowijoyo sejak tahun 1928 di Jalan Wates Nomor 33, Kadipiro, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.
Hendy bilang, banyak pembeli Soto Kadipiro di tempatnya berasal dari luar kota. Bahkan di momen libur panjang seperti sekarang, pembeli dari luar kota justru menjadi mayoritas. Karena itulah ramai atau tidaknya Soto Kadipiro di tempatnya bisa menjadi tolok ukur untuk mengetahui seberapa ramai wisatawan yang berkunjung ke Jogja.
“Jadi ramai atau tidaknya wisatawan yang datang ke Jogja bisa dilihat dari jam berapa Soto Kadipiro tutup,” kata Hendy Suharli saat ditemui Pandangan Jogja, Rabu (27/12).
Warung Soto Kadipiro I penuh oleh pengunjung pada Rabu (27/12) siang. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Contohnya pada momen libur panjang Nataru seperti sekarang, di mana Yogya sedang dibanjiri wisatawan dari seluruh Indonesia, dari pagi sampai tutup nyaris tak pernah ada kursi kosong di warung Soto Kadipiro. Pengunjung bahkan banyak yang sudah mengantre sejak pukul 06.00 WIB, padahal Soto Kadipiro baru buka antara pukul 07.30 WIB atau 08.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Jumlah porsi yang dijual pun meningkat hampir dua kali lipat dari hari-hari biasanya. Memang, Hendy tak pernah menghitung berapa mangkuk soto yang terjual setiap hari, tapi jumlah ayam yang dimasak sejak musim liburan ini mencapai 200 ekor ayam dalam sehari. Jika satu ayam bisa jadi 10 porsi soto, artinya ada 2.000 porsi soto yang terjual.
Dengan porsi sebanyak itu, Soto Kadipiro hanya butuh waktu tak sampai 5 jam untuk menghabiskannya. Saat Pandangan Jogja mendatangi Soto Kadipiro pada Rabu (27/12), mereka bahkan sudah tutup sebelum pukul 13.00 WIB.
“Kemarin malah sempat jam 11.30 WIB kita sudah habis, jam 11.00 WIB juga pernah,” ujarnya.
Owner Soto Kadipiro I, Hendy Suharli. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan saat low season liburan Jogja, di mana setiap hari rata-rata mereka hanya memasak 80-an ekor ayam kampung dan rata-rata baru habis sekitar pukul 14.00 sampai 15.00 WIB.
ADVERTISEMENT
“Kita tutupnya sehabisnya, jadi kalau jam 10.00 WIB habis, ya sudah tutup,” kata Hendy Suharli.
Hendy mengatakan, sampai saat ini warung Soto Kadipiro yang ia kelola masih mempertahankan resep dan menu yang dibuat oleh kakeknya. Misalnya, salah satu yang jadi ciri khasnya adalah tidak menggunakan jeruk nipis.
Selain itu, ia juga hanya menjual soto ayam, tak ada soto daging sapi atau daging lainnya. Adapun menu tambahan hanyalah menu-menu sampingan seperti sate usus, sate telur puyuh, dan sejenisnya.
“Kita jualannya cuma soto ayam saja, enggak ada soto sapi, dari kakek enggak ada, ngapain. Yang dijual ya seperti jualannya kakek saja,” ujarnya.