BPBD DIY: Makin Banyak Objek Wisata di Yogya Berada di Kawasan Rawan Bencana

Konten Media Partner
7 Februari 2023 17:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana. Foto: Arif UT
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana. Foto: Arif UT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Biwara Yuswantana, mengatakan bahwa saat ini banyak destinasi wisata di DIY yang berada di dalam kawasan berbahaya dan rawan bencana.
ADVERTISEMENT
Banyaknya destinasi wisata yang berada di kawasan berbahaya dan rawan bencana ini menurut Biwara karena tren pariwisata di tengah masyarakat cenderung makin menyukai wisata-wisata ekstrem.
“Tren sekarang kan semakin menantang, semakin memicu adrenalin, semakin banyak orang yang ingin selfie,” kata Biwara Yuswantana dalam konferensi pers terkait data kebencanaan di DIY di Kantor BPBD DIY, Selasa (7/2).
Meski begitu, saat ini belum ada data rinci terkait jumlah destinasi wisata yang berada di kawasan berbahaya dan rawan bencana. Pemetaan yang dilakukan oleh BPBD DIY menurut dia saat ini masih berdasarkan kawasan, misalnya kawasan pantai selatan memiliki potensi gelombang tinggi tsunami, kawasan pegunungan di Kulon Progo memiliki potensi tanah longsor, dan sebagainya.
Wisata jip di Yogya, salah satu destinasi wisata yang berada di kawasan rawan bencana. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Menurut dia, sebagian besar objek wisata yang berada di kawasan rawan bencana memang kebanyakan adalah wisata alam yang letaknya di atas bukit, di lereng tebing, di sempadan sungai, dan kawasan rawan lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain memiliki potensi bencana, lokasi tersebut juga relatif sulit untuk diakses terutama oleh wisatawan yang tak hafal medan.
“Pengalaman yang lalu misalnya bus tidak kuat atau rem blong di Mangunan atau di Cinomati, mereka kan mau berwisata tapi justru pulang membawa kabar duka. Pernah juga di Sleman, siswa SMP Turi yang hanyut di sungai,” lanjutnya.
Dari pengalaman-pengalaman itu, DIY menurut dia masih punya PR untuk memperbaiki destinasi wisata yang ada terutama terkait aspek keamanannya. Penyedia jasa wisata menurut dia juga jangan hanya menjanjikan daya tarik wisatanya saja, tapi juga mesti menyampaikan potensi-potensi bencana kepada wisatawan sehingga mereka bisa mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam.
Wisata Kebun Buah Mangunan di Bantul, DIY, salah satu destinasi wisata yang berada di kawasan rawan bencana. Foto: Resti Damayanti
Pengelola wisata menurut Biwara juga perlu mengidentifikasi potensi-potensi bahaya yang mungkin terjadi di objek wisatanya sehingga dapat melakukan mitigasi bencana dengan baik.
ADVERTISEMENT
“Karena wisatawan itu kan tamu kita, yang memberikan pemasukan ekonomi kepada kita, dia sebagai tamu dari luar DIY harus kita jamin juga untuk dapat berwisata dengan aman dan nyaman,” kata dia.
BPBD DIY menurut Biwara juga sudah berencana untuk melakukan supervisi atau pengawasan ke objek-objek wisata di DIY yang berada di kawasan rawan bencana. Namun pihaknya menurut dia masih dalam tahap menjalin komunikasi dengan BPBD di tingkat kabupaten.
“Saya kira kita punya rencana untuk melakukan supervisi. Kami berharap kepada BPBD Kabupaten, karena kewenangannya ada di sana, izinnya di sana, pengelolaannya di sana, PAD-nya juga masuk ke sana,” kata Biwara Yuswantana.