Belasan Ribu Jemaah Hadiri Acara Maulid Nabi di Ponpes Gus Muwafiq, Makan Besar

Konten Media Partner
16 Oktober 2023 19:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Belasan ribu jemaah memadati acara Shalawat Kebangsaan di Ponpes Gus Muwafiq di Minggir, Sleman. Foto: Arif UT / Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Belasan ribu jemaah memadati acara Shalawat Kebangsaan di Ponpes Gus Muwafiq di Minggir, Sleman. Foto: Arif UT / Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pondok Pesantren (Ponpes) Minggir, Sleman, asuhan KH Muwafiq atau Gus Muwafiq menggelar puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Minggu (15/10) malam. Peringatan Maulid Nabi itu dihadiri oleh belasan ribu jemaah yang memadati Ponpes Minggir.
ADVERTISEMENT
Berbagai pertunjukan seni dan selawat turut memeriahkan acara tersebut, termasuk Semut Ireng Semarang dan penampilan Mafia Sholawat, grup selawat yang didirikan oleh KH Muhammad Ali Shodiqin alias Gus Ali Gondrong.
Belasan ribu pengunjung "Shalawat Kebangsaan" di Ponpes Gus Muwafiq. Foto: Arif UT / Pandangan Jogja
Beberapa pejabat di Kabupaten Sleman pun tampak hadir di acara bertajuk “Shalawat Kebangsaan” ini. Di antara pejabat yang hadir tersebut di antaranya, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, Sekda Sleman Harda Kiswaya, Polda DIY, Kapolres, Dandim, Danramil Minggir, Kapolsek Minggir, dan lain-lain.
Wabub Sleman, Danang Maharsa. Foto: Arif UT / Pandangan Jogja
Saat memberi pengantar, Wabup Sleman Danang Maharsa mengajak untuk memperkuat persatuan dan kesatuan menjelang tahun politik. Kegiatan malam ini menurut Danang adalah salah satu upaya memperkokoh silaturahmi.
“Jangan sampai kita mudah diadu domba dan dipecah belah hanya karena perbedaan pilihan. Kegiatan shalawat ini adalah bagian upaya merawat keutuhan berbangsa dalam NKRI,” kata Danang.
Salah satu penampil dalam "Shalawat Kebangsaan" di Ponpes Gus Muwafiq. Foto: Arif UT / Pandangan Jogja
Dirlantas Polda DIY, Kombes Pol Alfian Nurrizal mewakili Kapolda DIY menyampaikan terimakasih telah diundang di acara ini karena ini adalah perayaan pemimpin besar Rasulullah SAW.
ADVERTISEMENT
“Terimakasih karena kami juga bisa menyaksikan penampilan Gus Ali Gondrong. Terimakasih banyak,” kata Kombes Pol Alfian.
Gus Muwafiq berbincang dengan Gus Ali Gondrong.
Puncaknya, setelah acara selawat selesai, para jemaah yang hadir dipersilakan untuk mengambil berbagai macam hidangan yang telah disediakan sejak sore. Ada berbagai jenis buah-buahan, ingkung ayam petarung seharga Rp 50 juta, daging ikan arapaima seberat 122 kilogram, daging kambing, hingga sapi.
Sengaja Sajikan Hidangan Terbaik
Gus Muwafiq saat memberi pengantar. Foto: Arif UT / Pandangan Jogja
Dalam sambutannya, Gus Muwafiq menyampaikan bahwa panitia sengaja menyediakan hidangan terbaik dalam peringatan Maulid Nabi tersebut. Sebab, acara tersebut ditujukan untuk memperingati hari kelahiran manusia terbaik, maka sudah sewajarnya hidangan yang disajikan juga hidangan-hidangan terbaik.
”Niki mauludan, kulo sediaken katah niki enten duren sak truk, kelopo, enten apel, enten pir, enten ndas sapi. Atos-atos nggih, ojo capit-capitan, silakan ambil sak kuate nggowo. (Ini Maulidan, saya sediakan banyak, ini ada durian satu truk, kelapa, ada apel, ada pir, ada kepala sapi. Hati-hati ya, jangan desak-desakan, silakan ambil sekuatnya bawa,” Ujar Gus Muwafiq, Minggu (15/10) malam.
Foto: Arif UT / Pandangan Jogja
Ia bercerita, bahwa pada zaman dulu, Rasulullah menjalankan puasa pada hari kelahirannya. Karena itu, para sahabat kemudian menyiapkan buka puasa untuk Sang Nabi.
ADVERTISEMENT
Mereka membuat berbagai masakan yang berbeda-beda untuk kemudian dibawa ke Rasul.
Para sahabat kemudian ikut makan bersama Nabi setelah dibacakan doa.
“Makan bareng jadi daging, barokah. Dagingnya enggak dibakar api neraka. Maka doanya barik lana temannya waqina ‘adhabannar. Dijauhkan dari api neraka, setelah itu makan makanan barokah ini, ketika dibawa pulang namanya berkat,” jelasnya.
Foto: Arif UT / Pandangan Jogja
Berdasarkan pantauan tim Pandangan Jogja, begitu pagar pembatas di buka, jemaah langsung berdesak-desakan dan berebut mengambil buah-buahan dan hidangan yang disediakan.
Ada yang berhasil membawa durian, satu kantong plastik apel dan pir, hingga membawa nampan nasi ingkung yang disunggi di kepala.