Balai Penyuluhan Perikanan Ungkap Rahasia Jadi Jutawan dari Budi Daya Cupang

Konten dari Pengguna
17 Januari 2021 16:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ikan cupang. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ikan cupang. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Budi daya ikan cupang kembali menjadi tren sepanjang pandemi COVID-19. Situasi yang sulit memaksa setiap orang untuk bekerja ekstra demi tetap bertahan hidup. Berbagai bidang usaha dilakukan, dan salah satu yang paling banyak digeluti adalah usaha budi daya ikan cupang.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal, Muchlisin, mengatakan tingginya animo masyarakat ini perlu disambut baik di tengah situasi perekonomian yang tidak menentu. Mudah dan murahnya budi daya cupang menurutnya menjadi daya tarik dan pemicu banyaknya orang yang tertarik memulai usaha ini.
“Dan ini sangat cocok untuk mengisi waktu di saat pandemi ini. Karena budi dayanya mudah, wadahnya juga bisa menggunakan apa saja,” ujar Muchlisin dalam seminar daring yang diadakan oleh BPPP Tegal, Jumat (15/1).
Bukan hanya modalnya yang sedikit, pasar ikan cupang juga menjanjikan. Sejak bertahun-tahun yang lalu, selalu ada saja penggemar-penggemar ikan cupang. Ini menandakan, prospek usaha budi daya ikan cupang memang menjanjikan.
“Dan harganya yang bagus itu bisa sampai ratusan ribu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dia berharap, tingginya prospek budi daya ikan cupang ini nantinya bukan hanya jadi usaha sampingan, tapi benar-benar menjadi sumber pendapatan utama masyarakat.
“Tentunya ini perlu kita dukung dengan berbagai macam pelatihan, karena walaupun terkesan mudah tapi jika tidak diperhatikan secara teknis hasilnya bisa tidak optimal,” ujar Muchlisin.
Instruktur BPPP Tegal, Riyanto, mengatakan budi daya ikan cupang bisa dimulai dengan modal yang sangat minim sehingga sangat cocok untuk para pemula. Untuk memulai budi daya cupang, menurutnya sudah bisa dimulai dengan modal Rp 100 ribu.
Modal ini tentunya disesuaikan dengan target pasar yang dituju. Jika targetnya adalah kalangan atas, maka dibutuhkan indukan dengan kualitas terbaik. Dan ini tentunya akan menambah modal usaha.
ADVERTISEMENT
“Tapi kalau target pasarnya hanya masyarakat sekitar untuk dipelihara biasa, kita cukup indukan yang cukup murah,” ujar Riyanto.
Jenis ikan cupang yang dibudi dayakan ini juga sangat mempengaruhi keuntungan. Kendati demikian, budi daya indukan jenis biasa bukan berarti tidak menjanjikan.
“Kalau kita hitung minimal, marginnya itu bisa 100 persen, bisa dua kali lipat. Jadi kalau modal Rp 100 ribu, kita bisa dapat Rp 200 ribu,” ujarnya.
Memijahkan Indukan Cupang
Salah satu kemudahan memulai budi daya ikan cupang adalah tak perlu lahan yang luas. Sebagai tempat ikan, cukup disediakan gelas atau botol plastik dan bak tempat pemijahan.
“Tidak perlu ruang khusus, cukup ditumpang secara vertikal juga bisa,” ujar Riyanto.
Selain itu, yang paling penting untuk memulai budi daya cupang adalah indukan. Indukan yang siap dipijah harus sudah cukup umur dan ukurannya. Usia indukan jantan yang siap pijah antara 4 sampai 8 bulan, sedangkan indukan betina antara 3 sampai 4 bulan.
ADVERTISEMENT
Setelah secara usia dan ukuran sudah memenuhi syarat, selanjutnya adalah menguji kematangan gonad (kelenjar sex). Induk betina yang gonadnya sudah matang dan siap dipijah, memiliki ciri fisik seperti perut yang membesar dan dibagian urogenitalnya ada seperti telur yang sudah siap keluar.
“Terus gerakannya nanti tidak terlalu agresif, dia cenderung memisahkan diri,” ujarnya.
Sedangkan ciri jantan yang sudah siap pijah, mereka akan membuat sarang berupa gelembung-gelembung udara kecil.
Setelah menemukan indukan yang siap dipijah, proses selanjutnya adalah penjodohan. Caranya, pertama menempatkan induk jantan ke tempat pemijahan. Medianya bisa dengan ember, baskom, atau apa saja asalkan ikan bisa bergerak secara leluasa.
Setelah itu, tempatkan betina di tempat yang sama. Tapi betina harus dipisah menggunakan gelas plastik atau sejenisnya, supaya tidak langsung diserang oleh induk jantan.
ADVERTISEMENT
“Proses penjodohan ini bisa berlangsung sehari, jadi pagi kita tempatkan, nanti sore bisa kita lihat hasilnya,” ujarnya.
Jika betina sudah siap pijah dan cocok dengan indukan jantan, betina akan menjadi lebih agresif terutama ketika induk jantan mendekat. Jika keduanya sudah menunjukkan tanda kecocokan, baru pembatas antara indukan jantan dan betina bisa dilepas
“Kalau langsung jodoh dan indukan sudah siap, malam bisa kawin dan besok sudah selesai proses pemijahan itu,” ujar Riyanto.
Supaya produktivitasnya bagus, setelah masa pemeliharaan bisa diberi pakan kutu air. Baru satu minggu sebelum pemijahan bisa diberikan pakan cacing sutra untuk mengoptimalkan kematangan gonad.
Buat Kutu Air untuk Pakan Larva
Ketika telur baru menetas dan menjadi larva, ikan cupang belum bisa langsung diberi pakan cacing pita. Biasanya, larva ikan cupang diberi pakan kutu air atau daphnia. Kutu air bisa dibuat sendiri dengan cara-cara yang cukup mudah.
ADVERTISEMENT
Pertama, siapkan air yang sudah ditampung di tandon beberapa hari ke dalam suatu wadah. Kemudian, tambahkan probiotik atau starter ke dalam air tersebut. Starter ini bisa dibuat sendiri dengan bahan susu full krim, ragi, dan probiotik.
“Setelah itu kita tempatkan biang atau indukan daphnia ke dalam larutan tersebut,” ujar Riyanto.
Supaya larva nyamuk tidak tumbuh di larutan tersebut, wadah harus ditutup rapat. Bagi pembudi daya yang butuh kutu air dalam jumlah besar, pembuatan kutu air bisa dilakukan dengan massal. Caranya cukup dengan menyiapkan bak, bisa dari bak tanah, viber, terpal, atau apa saja yang penting ukurannya besar.
“Gampangnya, pelihara saja ikan lele, nanti kita kasih makan setiap hari. Sebagai media tumbuhnya daphnia, kita gunakan air limbah dari lele itu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Setelah air hasil pemeliharaan lele menjadi keruh, pindahkan air tersebut ke dalam kolam tersendiri. Setelah itu, baru tambahkan biang kutu air sebagai indukan. Hanya dalam dua hari, daphnia atau kutu air sudah bisa dipanen.
Untuk meningkatkan kualitas cupang yang dihasilkan, indukan bisa diberi pakan artemia atau udang ikan asin. Artemia memiliki protein, mineral, dan betakaroten yang kaya sehingga bisa memunculkan warna yang bagus pada cupang. Namun jika tidak ada artemia, pakan lanjutan juga cukup dengan cacing pita.
Nilai Investasi dan Keuntungan
Untuk memulai usaha budi daya ikan cupang skala rumahan, bisa dimulai dengan modal awal sebesar Rp 1.380.000. Rinciannya, untuk membeli lima pasang indukan dengan kualitas yang sudah cukup bagus sebesar Rp 750 ribu, atau Rp 150 ribu per pasang.
ADVERTISEMENT
“Itu sudah termasuk yang bagus,” ujar Riyanto.
Untuk wadah indukan sebagai tempat pemijahan, dibutuhkan biaya sebesar Rp 75 ribu. Kemudian gelas plastik sebagai tempat ikan anakan yang sudah agak besar biayanya sekitar Rp 105 ribu.
Untuk pakan, dianggarkan Rp 100 ribu dengan jenis pakan berupa cacing pita. Selanjutnya, dibutuhkan juga drum tandon dengan harga Rp 250 ribu. Drum tandon ini opsional, bisa menggunakan apa saja sehingga bisa diganti dengan peralatan yang tersedia di rumah.
Kemudian untuk obat-obatan ikan, dibutuhkan sekitar Rp 100 ribu untuk satu periode pemijahan. Sehingga total biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 1.380.000.
“Obat-obatan ini enggak akan habis dalam satu siklus, pasti akan bersiklus-siklus karena memang dipakai kalau ada sakitnya saja,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sepasang indukan akan menghasilkan kurang lebih 500 butir telur dengan SR kurang lebih 5 sampai 10 persen. Artinya, satu pasang indukan cupang bisa menghasilkan 30 sampai 50 ekor cupang dewasa dalam satu siklus panen.
Dengan lima pasang indukan yang dimiliki, artinya setiap satu siklus kita bisa mendapatkan 150 sampai 250 ekor cupang dewasa dengan harga jual rata-rata Rp 20 ribu per ekor.
“Jika terjual semua, kita bisa mendapatkan Rp 3 juta sampai Rp 5 juta. Itu dalam waktu pemeliharaan tiga bulan,” ujar Riyanto. (Widi Erha Pradana / YK-1)