40 Ton Sampah per Hari di Kota Yogya Akan Diolah Jadi Bahan Bakar Pabrik Semen

Konten Media Partner
6 Januari 2024 11:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sampah di depo milik Kota Yogyakarta. Foto: Dok. Pemkot Yogya
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sampah di depo milik Kota Yogyakarta. Foto: Dok. Pemkot Yogya
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagian sampah yang dihasilkan Kota Yogyakarta akan diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF), yang akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif dalam produksi semen.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko, mengatakan bahwa Pemkot telah menyiapkan dua modul mesin pengolah sampah menjadi RDF untuk menggantikan batubara.
Kapasitas masing-masing modul tersebut bisa mengolah sampah sebanyak 20 ton per hari. Jadi, dengan dua modul yang disiapkan tersebut maka kapasitas pengolahannya ada di angka 40 ton sampah per hari.
“Kapasitasnya satu modul itu 20 ton per hari, dan kami pasang dua modul yang ada di sana,” kata Ahmad Haryoko dalam konferensi pers di Balai Kota Yogyakarta pada Jumat (5/1).
Kabid Pengelolaan Persampahan DLH Kota Jogja Ahmad Haryoko. Foto: Dok. Pemkot Yogya
Namun dalam kondisi tertentu, mesin pengolahan ini bisa dioperasikan selama dua shift dalam sehari. Sehingga kapasitasnya bisa menjadi dua kali lipat.
“Dan nantinya apabila ada kondisi darurat kami bisa memaksimalkan sampai dengan dua shift atau dua kali 40 ton dari kapasitasnya, maka diperkirakan 80 ton sampah dalam satu hari bisa diolah,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Langkah ini dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah dari Kota Yogya yang dibuang ke TPA Regional Piyungan, yang kini kapasitasnya sudah sangat terbatas.
Saat ini, kuota sampah Kota Yogya yang diizinkan dibuang ke TPA Regional Piyungan juga sudah dikurangi, dari 165 ton menjadi 145 ton per hari.
“Jumlah maksimal beban sampah yang dibuang ke TPA Piyungan akan terus berkurang,” ujar Ahmad Haryoko.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo. Foto: Dok. Pemkot Yogya
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, mengatakan bahwa selain diolah menjadi RDF, ada beberapa mekanisme lain juga yang digunakan untuk mengolah sampah di Kota Yogya. Misalnya melalui program Gerakan Zero Sampah Anorganik (GZSA) dan Gerakan Mengolah Sampah dan Limbah dengan Biopori Ala Jogja (Mbah Dirjo) yang dapat menurunkan sampah yang akan dibawa ke TPA Regional Piyungan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, TPS 3R Nitikan juga akan dioperasikan secara optimal untuk melakukan pengolahan sampah sampai 30 ton per hari.
“Pada pertengahan Tahun 2024 Kota Yogyakarta akan mengelola sampah secara mandiri dengan mengoptimalkan Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di Nitikan dan Karangmiri. Bahkan pengolahan sampah di Nitikan dapat maksimal hingga 30 ton per hari,” ujar Singgih Raharjo.
Singgih menambahkan, saat ini tercatat ada 29.843 titik biopori Mbah Dirjo yang bisa dimanfaatkan oleh warga. Dari jumlah tersebut, kapasitas sampah yang bisa diolah menggunakan biopori mencapai 51 ton per hari.