1 Jemaah Haji Masih Hilang sampai Sekarang, Evaluasi Menag: Banyak yang Demensia

Konten Media Partner
23 Oktober 2023 18:18 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jemaah haji lansia. Foto: Antara Foto/Dedhez Anggara
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jemaah haji lansia. Foto: Antara Foto/Dedhez Anggara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyoroti berbagai persoalan dari penyelenggaraan ibadah haji di tahun ini. Salah satu masalah yang ia soroti adalah banyaknya jemaah yang wafat, baik di tanah suci maupun saat pulang ke tanah air.
ADVERTISEMENT
Bahkan, sampai saat ini ada satu jemaah yang masih dinyatakan hilang sampai sekarang.
"Dan masih satu jemaah haji yang belum ketemu sampai sekarang karena hilang," kata Yaqut Cholil Qoumas saat membuka acara Mudzakarah Perhajian Indonesia 2023 di Gedung Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (23/10).
Terkait jemaah haji yang sampai saat ini masih dinyatakan hilang, Kemenag masih terus melakukan pencarian sampai ada tanda-tanda terkait kondisi jemaah tersebut.
"Apakah memang tanda-tanda ini mengarah jika jemaah ini sudah hilang sama sekali, atau meninggal, atau bagaimana. Tapi terus, mereka (petugas) terus bekerja, dan saya mendapatkan laporan secara berkala," jelasnya.
Banyaknya jemaah yang meninggal pada tahun ini juga menjadi catatan bagi Kemenag. Pada penyelenggaraan ibadah haji 2023, Kemenag mencatat sebanyak 774 jemaah haji wafat saat menyelenggarakan ibadah haji.
ADVERTISEMENT
"Sisanya 30 sekian wafat di tanah air," lanjutnya.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri acara Mudzakarah Perhajian Indonesia 2023 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (23/10). Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Banyaknya jemaah haji yang wafat salah satunya karena banyaknya jemaah yang sudah lanjut usia akibat masa tunggu yang terlalu lama.
Pada musim haji 2023, lebih dari 60 ribu atau hampir 30 persen jemaah haji Indonesia merupakan kelompok lanjut usia yang sudah berumur lebih dari 60 tahun.
Bahkan, dari 200 ribuan jemaah, 75 persennya memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, dislipidemia, diabetes melitus, dan sebagainya. Akibatnya, sebanyak 2.357 jemaah harus dirawat di kantor kesehatan haji Indonesia Arab Saudi, naik lebih dari dua kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya.
Karena itu, ia ingin ada pembahasan yang matang terkait kriteria istitha'ah atau kemampuan jemaah dalam menjalankan ibadah haji, terutama terkait dengan pengecekan kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Kita tidak ingin kejadian-kejadian yang kemarin berlaku di Saudi, jemaah banyak yang demensia, kemudian sakit sepanjang proses musim haji, dan seterusnya sampai ada yang hilang tadi, terulang kembali, karena kunci utamanya adalah istitha'ah kesehatan," paparnya.
Tahun depan, Kemenag akan menghadapi tantangan yang lebih besar. Pasalnya, Indonesia mendapatkan tambahan kuota jemaah haji dari pemerintah Saudi sebanyak 20.000 jemaah.
Di satu sisi, tambahan kuota itu menjadi berkah bagi umat Muslim di Indonesia karena bisa memperpendek masa tunggu keberangkatan haji.
"Tapi di sisi lain ini adalah tantangan, kita harus bekerja lebih keras supaya tidak ada lagi kejadian-kejadian seperti tahun ini," ujarnya.