PT IMIP Pekerjakan 2.000 Ribu TKA dan 31 Ribu Tenaga Kerja Lokal

Konten Media Partner
11 April 2019 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi: Demo pekerja di Fatufia, Bahodopi, Morowali (Foto: dok. Adriansyah Manu)
Senior Vice Presiden PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Slamet Victor Panggabean, mengatakan, jumlah tenaga kerja lokal yang ada di PT IMIP di Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, saat ini sebanyak 31 ribu orang. Sedangkan pekerja asing sekitar 2 ribu orang.
ADVERTISEMENT
“Kendala kita di tenaga kerja teknis, seperti operator. Itu sementara kita datangkan dari luar yang berjumlah sekitar 2 ribu orang itu,” kata Slamet dihubungi melalui WhatsApp, Kamis (11/4). Pernyataan Slamet tersebut untuk meluruskan isu yang berkembang bahwa PT IMIP mempekerjakan puluhan ribu tenaga kerja asing.
Slamet menjelaskan, pelibatan tenaga kerja asing di perusahaan pengelola kawasan industri pertambangan khususnya bahan mineral nikel tersebut, secara bertahap akan dikurangi seiring transfer teknologi sudah dilakukan oleh tenaga kerja lokal yang ada.
Upaya untuk mempercepat transfer teknologi tersebut katanya, adalah melalui pengiriman tenaga kerja lokal mengikuti training di luar daerah, di antaranya ke Makassar Sulawesi Selatan. Bahkan, banyak di antara tenaga kerja lokal tersebut dikirim ke Pulau Jawa untuk mengikuti training agar memiliki skill sesui yang dibutuhkan perusahaan.
ADVERTISEMENT
Menurut Slamet, jika pengiriman tenaga kerja lokal tersebut berlangsung sesuai target, maka bidang-bidang teknis yang ada di PT IMIP tidak lagi ditangani oleh tenaga kerja asing.
“Kami targetkan tiga atau empat tahun mendatang, tenaga teknis akan diberikan kepada tenaga kerja lokal,” ujarnya.
Slamet juga menjelaskan kapasitas produksi PT IMIP saat ini. Dalam setahun, katanya, PT IMIP Morowali mampu berproduksi hingga mencapai 900 ribu ton. Hanya saja hampir seluruh produksi tersebut untuk suplai internal. “Kebutuhan internal PT IMIP masih sangat banyak sehingga kami hanya ekspor 15 hingga 20 persen dari total produksi,” ujarnya.
Sejumlah pekerja di Morowali, Sulawesi Tengah (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)