Korban Banjir Sigi, Sulteng, Bangun Musala dari Kocek Sendiri

Konten Media Partner
9 November 2020 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puluhan korban atau penyintas bencana banjir bandang di Desa Bangga, Kabuapten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), membangun rumah ibadah di Kompleks Hunian Tetap (Huntap), Kecamatan Dolo Selatan. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Puluhan korban atau penyintas bencana banjir bandang di Desa Bangga, Kabuapten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), membangun rumah ibadah di Kompleks Hunian Tetap (Huntap), Kecamatan Dolo Selatan. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puluhan korban atau penyintas bencana banjir bandang di Desa Bangga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), membangun rumah ibadah di Kompleks Hunian Tetap (Huntap), Kecamatan Dolo Selatan.
ADVERTISEMENT
Rencananya akan dibangun musala berukuran 7x6 meter persegi.
Pembangunan rumah ibadah ini pun dilakukan atas dasar inisiatif keluarga penyintas banjir bandang dan dikerjakan secara gotong royong.
“Kami sudah peletakan batu pertama hari Minggu (9/11), dan insyaallah langsung pembangunan,” kata Hendrik, salah satu warga di Desa Bangga, Sigi, Sulteng, Senin (9/11).
Kehadiran rumah ibadah itu dilakukan, mengingat tempat untuk melaksanakan salat berjamaah cukup jauh dari kompleks huntap yang saat ini dihuni 49 keluarga penyintas.
Rumah ibadah ini pun dibangun di atas tanah yang dibeli secara bersama oleh warga dan menggunakan dana pribadi.
Suasana peletakan batu pertama masjid huntap, Kecamatan Dolo Selatan, Kota Palu. Foto: Kristina Natalia/PaluPoso
“Kami sendiri yang beli tanah untuk bangun musala. Jauh juga musala dari sini, jalan ke sana kalau malam gelap,” kata Hendrik.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Anwar warga Desa Bangga yang juga terlibat dalam pembangunan musala ini menambahkan, pembangunan musala ini merupakan dana swadaya masyarakat dan sama sekali tidak ada campur tangan pemerintah dan pihak manapun.
Meskipun begitu, warga tidak menutup diri untuk menerima sumbangan dari siapapun yang ingin membantu proses pembangunan musala ini.
“Kami sudah posting juga di media sosial, ada beberapa warga dari wilayah lain juga yang mau bantu. Karena masih ada juga yang kurang untuk proses pembangunannya,” ujar Anwar.
Ia berharap pembangunan sarana ibadah itu dapat membantu penyintas dalam melaksanakan ibadah salat berjamaah tanpa harus menempuh jarak yang cukup jauh dari tempat tinggalnya.