Balita Susah BAB: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Orami
#SemuaUntukSiKecil
Konten dari Pengguna
13 Oktober 2020 8:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Orami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Balita susah BAB atau sembelit adalah masalah umum yang sering terjadi di seluruh dunia. Hampir semua balita yang dilarikan ke unit gawat darurat di rumah sakit atau klinik dengan keluhan sakit perut akan mendapat diagnosis sembelit atau konstipasi.
ADVERTISEMENT
Hal ini dikarenakan, frekuensi buang air besar menurun seiring bertambahnya usia. Produksi feses terjadi lebih sering pada bulan pertama kehidupan dan mungkin disebabkan oleh ketidakmatangan saluran pencernaan. Namun, Moms tidak perlu khawatir karena kasus balita susah BAB atau sembelit bersifat sementara.

Gejala Balita Susah BAB

Ada beberapa gejala yang timbul saat Si Kecil benar mengalami sembelit atau susah BAB. Beberapa gejalanya, yaitu balita tidak BAB salama lebih dari tiga kali seminggu.
Gejala lainnya adalah feses yang dikeluarkan Si Kecil sangat keras, kering dan ukurannya lebih besar dari biasanya. Gejala berikutnya adalah anak harus mengejan dengan keras saat BAB akibat kotoran yang sulit dikeluarkan.
ADVERTISEMENT
Sakit perut juga menjadi gejala yang sering dirasakan balita saat susah BAB dan anak menjadi lebih rewel. Selain itu, saat Moms memeriksa feses Si Kecil terlihat lebih pucat karena tertahan di rektum.
Saat mengalami gejala ini balita akan mencoba untuk menahannya. Namun, hal balita susah BAB dapat diatasi dengan cara memperhatikan gerak gerik Si Kecil saat menyilangkan kaki, mengepalkan bokong atau berekspresi saat memegang bangku.

Penyebab Balita Susah BAB

Sembelit biasanya terjadi ketika kotoran atau tinja bergerak terlalu lambat melalui saluran pencernaan,sehingga tinja menjadi keras dan kering. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
Makanan dan minuman adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap sistem pencernaan Si Kecil. Banyak kasus sembelit pada anak atau balita susah BAB disebabkan oleh pola makan.
ADVERTISEMENT
Balita yang terlalu banyak mengkonsumsi makanan olahan, produk susu dan permen serta tidak diiringi dengan makanan kaya serat seperti buah atau sayur dapat dipastikan mengalami susah BAB.
Selain itu, kurangnya cairan seperti air putih juga bisa memicu sembelit karena membuat feses menjadi keras.
Balita usia 2 tahun biasanya sudah mulai menikmati asiknya bermain. Tak jarang, mereka akan menolak saat diminta untuk melakukan kegiatan lain seperti pergi ke kamar mandi.
Padahal di usia ini, balita seharusnya sudah mulai diperkenalkan dengan cara menggunakan toilet atau potty training. Beberapa akan memilih untuk menahan rasa sakit saat akan buang air besar.
Selain itu, beberapa anak juga akan merasa takut atau malu untuk pergi ke toilet terutama di tempat umum. Jika sering dilakukan, hal ini membuat balita susah BAB.
ADVERTISEMENT
Selain orang dewasa, balita juga bisa mengalami stres. Balita susah BAB karena merasa stres saat menjalani potty training.
Walaupun tidak diungkapkan, tetapi balita juga bisa merasa tertekan karena sesuatu yang terlalu dipaksakan.
Saat balita sudah pernah mengalami sembelit atau susah BAB, mereka pasti akan lebih tegas menolak untuk pergi ke kamar mandi. Alasannya, mereka takut akan merasakan nyeri kembali saat buang air besar.
Padahal, semakin ditahan kotoran akan menumpuk di bagian bawah usus, semakin membesar dan semakin keras hingga semakin sulit dan menyakitkan untuk dikeluarkan.
Kondisi kesehatan juga dapat membuat balita susah BAB. Saat anak sakit dan kehilangan nafsu makan mempengaruhi system pencernaan di dalam tubuh anak. Sehingga Si Kecil dapat mengalami kondisi sulit untuk buang air besar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, efek samping dari obat juga dapat menyebabkan balita susah BAB. Kemudian, sembelit juga dapat terjadi akibat kondisi medis tertentu, seperti hipotiroidisme atau kondisi kelenjar tiroid yang kurang aktif.

Cara Mengatasi Balita Susah BAB

Sembelit atau balita susah BAB dapat diobati dengan berbagai cara. Dokter biasanya akan merekomendasikan apa yang terbaik sesuai gejala yang ditimbulkan oleh Si Kecil.
Dalam beberapa kasus, Si Kecil mungkin perlu menjalani tes medis sebelum dokter merekomendasikan pengobatan.
Namun, balita susah BAB juga dapat diatasi dengan cara berikut ini:
Makanan yang mengandung serat tinggi dapat membantu tubuh Si Kecil membentuk feses yang lembut dan besar. Moms dapat memberikan makanan berserat tinggi seperti seperti buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, sereal, dan roti.
ADVERTISEMENT
Namun, kalau anak Moms belum terbiasa dengan diet tinggi serat, mulailah dengan menambahkan beberapa gram serat saja sehari untuk mencegah gas dan kembung. Asupan serat makanan yang disarankan untuk anak-anak adalah 14 gram untuk setiap 1.000 kalori.
Air putih terbukti baik untuk kesehatan termasuk bagi anak-anak. Mulainya membiasakan anak konsumsi banyak air putih agar kadar cairan dalam tubuh seimbang dan mudah buang air besar.
Jika sulit, Moms dapat membelikan botol atau gelas dengan tokoh kartun favorit Si Kecil sehingga mereka akan lebih sering konsumsi air putih.
Ajak anak Moms untuk ke kamar mandi pada waktu-waktu tertentu sepanjang hari, terutama setelah makan atau saat Si Kecil meminta untuk pergi.
ADVERTISEMENT
Biarkan mereka duduk setidaknya 10 menit dan letakan bangku kecil di bawah toilet agar balita merasa nyaman saat BAB. Jangan lupa untuk memberikan hadiah seperti stiker agar Si Kecil semakin semangat saat diminta menggunakan ke toilet.
Selain itu, ingatkan selalu Si Kecil untuk tidak menahan rasa sakit karena terlalu asik bermain.
Saat Si Kecil mengalami sembelit atau susah BAB lebih dari dua minggu, sebaiknya Moms langsung bertemu dengan dokter.
Nah, Moms sudah tahukan penyebab dan cara mengatasi balita susah BAB? Yuk, mulai dicoba ke Si Kecil agar mereka tidak kesulitan saat BAB.
Artikel dari Orami Parenting
ADVERTISEMENT