Kepemimpinan di Dalam Perusahaan Keluarga

Dinar Laily
Mahasiswa Pascasarjana Unidha Malang
Konten dari Pengguna
17 Desember 2022 14:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dinar Laily tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Dinar Laily, Mahasiswa UNIDHA Malang

sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di dunia perusahaan keluarga banyak mendominasi dalam dunia bisnis. Perusahaan keluarga atau bisnis keluarga di Indonesia begitu berkembang pesat saat ini. Perkembangan tersebut memberikan kontribusi yang signifikan bagi arus perekonomian negara. Namun, pesatnya perkembangan bisnis keluarga ada juga yang tidak bertahan pada generasi penerus.
www.freepik
Menurut Founder dan Managing Partner (CEO) Daya Qarsa Dr. Apung Sumengkar dalam Kompas mengatakan sekitar 30 persen dari perusahaan keluarga yang mampu bertahan hingga generasi kedua, bahkan hanya sekitar 13 persen perusahaan keluarga di Indonesia yang dapat bertahan hingga generasi ketiga. Permasalahan tersebut dalam pengelolaan perusahaan keluarga sangatlah tidak mudah. Konflik keluarga di dalam pengelolaan perusahaan keluarga sering terjadi karena memiliki kepentingan-kepentingan yang berbeda. Akibatnya, tidak jarang bisnis keluarga mengalami penurunan, bahkan terpaksa tutup akibat konflik tersebut.
ADVERTISEMENT
Perusahaan keluarga adalah bisnis yang terpengaruh oleh hubungan keluarga yang secara efektif mengatur operasional perusahaan dan memiliki 50% hak suara dalam pengambilan keputusan atau anggota keluarga menempati kedudukan teratas dalam manajemen perusahaan. Oleh karena itu, perencanaan pengelolaan manajemen perusahaan sangatlah penting untuk dilaksanakan perusahaan keluarga agar perusahaan tetap bertahan. Terdapat dua jenis perusahaan keluarga menurut Susanto (2007), yaitu :
1. Family Business Enterprise (FBE) adalah perusahaan keluarga yang dimiliki dan dikelola oleh keluarga pendiri atau pemilik perusahaan
2. Family Owned Enterprise (FOE) adalah perusahaan keluarga yang dimiliki oleh keluarga, tetapi dikelola oleh eksekutif professional yang berasal dari pihak-pihak di luar keluarga pemilik perusahaan.
Berdasarkan kedua jenis perusahaan keluarga tersebut memiliki kesamaan dalam arti keluarga berada pada top manajemen perusahaan. Yang artinya keputusan akhir berada di anggota keluarga. Sistem dalam perusahaan keluarga salah satunya pendekatan Management-First Business, yakni pendekatan ini mengutamakan kepentingan bisnis daripada kepentingan keluarga. Perusahaan mempersempit peranan anggota keluarga dan setiap anggota keluarga dapat bergabung dalam perusahaan dengan kualifikasi seperti karyawan.
ADVERTISEMENT
Keberlangsungan suatu perusahaan keluarga tidak luput peran dari manajemen perusahaan yang baik dan sangat bergantung pada faktor saling percaya serta komitmen keluarga yang kuat dalam manajemennya. Didalam perusahaan keluarga top manajemen berasal dari keluarga itu sendiri kemudian middle manajemen diduduki oleh manajer yang berasal dari kalangan professional atau bisa dari anggota keluarga yang memiliki kemampuan memimpin perusahaan.
Pengelolaan manajemen perusahaan memerlukan sosok pemimpin yang mampu menjaga stabilitas perusahaan. Seperti halnya merekrut tenaga professional dari eksternal perusahaan. Seorang pemimpin yang bijak akan menggunakan kesempatan yang ada untuk planning for leadership succession yaitu dengan hasil recruitment dari head hunter.
Tiga keterampilan utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin atau manajer menurut Katz dalam Schermerhorn (2003), yaitu keterampilan Teknis, Keterampilan Manusia, Keterampilan Konseptual. Pada umumnya ketrampilan tersebut memang yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Maka pentingnya memilih pemimpin yang tidak memihak salah satu pihak. Dan juga seorang pemimpin harus memiliki nilai kejujuran, kepercayaan diri, integritas, tujuan artinya ujuan merupakan langkah pertama dalam membuat perencanaan sehingga dalam pelaksanaanya nanti terarah sesuai dengan tujuan dan hasil yang ingin dicapai, energik merupakan potensi dalam memberikan semangat dan motivasi yang mendorong minat untuk memahami seseorang lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Di dalam perusahaan keluarga juga dibutuhkan nilai dan gaya kepemimpinan untuk menjadi seorang pemimpin. Nilai dan gaya kepemimpinan juga tidak pernah lepas dari perusahaan keluarga, karena nilai dan gaya kepemimpinan sangat diperlukan. Gaya tersebut ialah gaya kepemimpinan demokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung mengikutsertakan karyawan dalam pengambilan keputusan, mendelegasikan kekuasaan, mendorong partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode kerja dan tujuan yang ingin dicapai, dan memandang umpan balik sebagai suatu kesempatan untuk melatih karyawan. Hal ini dapat mempengaruhi suatu keberlangusngan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
A.B. Susanto. (2007). A Strategic Management Approach, CSR. Jakarta : The Jakarta
Consulting Group
Schermerhorn, John R. 2003. Manajemen, buku I ;Andi Yogyakarta.