Pengaruh Digitalisasi pada Pertumbuhan Anak Usia Dini

Olga Maya
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University
Konten dari Pengguna
29 Februari 2024 13:03 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Olga Maya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anak yang sedang bermain gadget. Sumber Gambar : unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Anak yang sedang bermain gadget. Sumber Gambar : unsplash.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Orang tua merupakan anggota keluarga dan mempunyai kewajiban untuk mengasuh segala aspek tumbuh kembang anaknya serta membesarkan anaknya secara baik dan benar. Di zaman yang serba teknologi, perubahan pun terjadi. Perubahan tersebut secara tidak langsung menyebabkan orang tua harus menerapkan pendidikan yang tepat dan baik dalam membesarkan anaknya. Perkembangan teknologi dan informasi di Indonesia berjalan sangat dinamis.
ADVERTISEMENT
Anak usia dini turut merasakan laju perkembangan teknologi yang kian canggih. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, hampir separuh anak usia dini di Indonesia sudah bisa menggunakan handphone (HP) atau gawai, juga mengakses internet pada 2022. Secara total, ada 33,44% anak usia dini di Indonesia yang menggunakan handphone atau gawai nirkabel. Sementara anak usia dini yang bisa mengakses internet mencapai 24,96%. Dari fakta tersebut membuktikan bahwa perkembangan era digital begitu cepat dan anak usia dini sudah menggunakannya.
Era digital merupakan era dimana dunia telah berubah secara drastis, masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi dalam berbagai cara dan memiliki kebebasan dalam menggunakan perangkat teknologi digital. Di era yang semakin digital saat ini, tentunya telah mempengaruhi perkembangan psikologis anak, dan keluarga telah menjadi basis utama pendidikan. Keduanya merupakan konsekuensi negatif dari perkembangan era digital. Orang tua sebaiknya tidak mengontrol secara ketat tumbuh kembang anak di era digital. Sebab di balik berkembangnya era digital banyak hal positif yang bisa diraih. Saat ini, peran orang tua dalam membesarkan anak di era digital sangatlah penting. Usia Usia sangat diperlukan untuk memilih aspek positif dan negatif dalam pembangunan.
ADVERTISEMENT

Dampak Era Digitalisasi pada Anak

Dampak positif dari era digital antara lain (1) semakin mudahnya akses informasi, (2) update di segala bidang, (3) lahirnya media massa online, (4) peningkatan sumber daya manusia, (5) Hadirnya referensi yang diteliti melalui online perpustakaan, media pembelajaran berbasis online, dan diskusi online (6) Perusahaan online yang mudah ditemukan. Dibalik dampak positif yang ada, era digitalisasi mempunyai dampak negatif antara lain: (1) berkurangnya kemampuan belajar akibat penggunaan media digital yang berlebihan, (2)terbatasnya aktivitas fisik pada anak, dan (3) terganggunya tumbuh kembang anak, termasuk kemampuan sosial dan bahasa, dapat terhambat. 4) perkembangan otak anak belum mencapai potensi maksimalnya, dan (5) dapat mempengaruhi kesehatan mata, konsentrasi, dan kualitas tidur anak.

Peran Orang tua dalam era Digitalisasi

Di era yang semakin digital saat ini, tentunya telah mempengaruhi perkembangan psikologis anak, dan keluarga telah menjadi basis utama pendidikan. Keduanya merupakan konsekuensi negatif dari perkembangan era digital. Orang tua sebaiknya tidak mengontrol secara ketat tumbuh kembang anak di era digital. Sebab di balik berkembangnya era digital banyak hal positif yang bisa diraih. Saat ini, peran orang tua dalam membesarkan anak di era digital sangatlah penting. Banyak orang tua yang tidak tahu bahwa ada resiko yang tidak menyenangkan jika anak kecanduan gadget. Sikap anak akan susah fokus ketika diajak berbicara. Orang tua sering kali memberikan gadget kepada anak agar anaknya lebih tenang ketika makan atau ketika anaknya rewel.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, perkembangan teknologi saat ini menjadi kendala terbesar bagi orang tua dalam mendidik anaknya, apalagi jika melihat berbagai kondisi saat ini, seperti remaja masa kini yang lebih memilih menghabiskan waktu di media sosial dibandingkan menimba ilmu lainnya. Dan pola perilaku remaja masa kini yang semakin kebarat-baratan, bahkan tradisi budaya dan hal-hal yang ada di wilayah semakin tergerus, serta budaya kesehariannya yang tidak memperhatikan norma-norma yang ada semakin banyak yang mengikuti Barat.
1. Menetapkan Batasan dalam Penggunaan Gadget
Orang tua harus memahami apa arti digitalisasi dan berdamai akan adanya perkembangan digital yang tidak bisa ditolak secara penuh. Ada 2 Hal yang dapat dilakukan adalah pembatasan pengunaan dan penyeimbangan terhadap kegiatan. Orang tua harus mampu mengetahui kapan waktu terbaik anak menggunakan gadget dan apa yang boleh diakses. Lebih baik saat menggunakan gadget dilakukan bersama dengan orang tua. Menurut American Prediatric for Children mengatakan dalam sehari maximal 2 jam untuk anak-anak menggunakan gadget. Menurut WHO (World Health Organization) usia 0-2 tahun sebaiknya anak-anak tidak diberikan akses gadget.
ADVERTISEMENT
Harusnya lebih banyak beraktivas secara fisik, berkomunikasi dan bersosialisasi secara langsung. Usia 3-5 tahun boleh mengakses perangkat dengan durasi 1 jam. Usia 6-11 tahun boleh mengakses maximal 2 jam. Usia 13-17 tahun boleh memiliki perangkat digital, tetapi disesuaikan apakah orang tua sudah bisa bertanggung jawab atas kepemilikan sendiri.
2. Temani Anak saat Sedang Bermain Gadget
Orang tua bisa mendorong anak untuk belajar dari konten-konten edukasi.
3. Orang tua Menjadi Contoh untuk Menenangkan Anak
Pada umumnya anak-anak meniru apa yang dilihat daripada apa yang didengar. Oleh karena itu, orang tua harus mengontrol diri dalam penggunaan gadget.
4. Tidak Menggunakan Teknologi untuk Menenangkan Anak
Hal ini menanamkan yang tidak baik bagi anak. Anak akan berpikir teknologi menjadi solusi rasa bosan atau kesal. Anak-anak perlu belajar menangani emosinya sendiri.
ADVERTISEMENT
5. Memantau Aplikasi yang Digunakan Anak.
Cari tahu aplikasi yang digunakan anak-anak. Berikan ketertarikan kepada anak dengan apa yang disukai anak. Dapat disimpulkan bahwa di era digitalisasi, pendidikan anak merupakan pengasuhan orang tua yang disesuaikan dengan situasi nyata. Artinya, tidak hanya orang tua yang melarang anaknya menggunakan teknologi perangkat digital, namun orang tua juga melarang anaknya menggunakan perangkat digital. Pembatasan penggunaan perangkat digital, pemantauan aktivitas anak saat menggunakan perangkat digital, menyeimbangkan penggunaan perangkat digital oleh anak dengan aktivitas fisik, pembuatan perjanjian penggunaan perangkat digital, dan tindakan jika anak melanggar perjanjian tersebut.