Krisis Identitas (Pancasila) pada Generasi Z

Mawardi Nurullah
Dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang - Subscribe My Youtube Channel: https://www.youtube.com/channel/UC7Mmattkllu9TYj-mwSZYkw
Konten dari Pengguna
30 September 2021 13:30 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
126
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mawardi Nurullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Krisis identitas Pancasila, foto; mawardi nurullah
zoom-in-whitePerbesar
Krisis identitas Pancasila, foto; mawardi nurullah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam menerapkan nilai Pancasila pada Generasi Z di Era Revolusi Industri 4.0 ini, tentu Pancasila merupakan dasar negara yang sepatutnya pemuda-pemudi seperti kita ini menjadikan Pancasila sebagai cara berpikir dan implementasi perbuatan dalam kehidupan sehari hari. Di mana di setiap butir sila tersebut mengandung pedoman serta landasan hidup dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
ADVERTISEMENT
Pancasila dianggap sebagai suatu nilai memberikan dasar yang bersifat hakikat dan mengikat baik bagi manusia, dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bilamana nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang nyata maka nilai-nilai tersebut dijabarkan menjadi suatu norma kemudian menjadi suatu pedoman, di mana norma-norma tersebut meliputi norma moral dan norma hukum.
Seiring berkembangnya peradaban dan pesatnya teknologi yang datang, Generasi Milenial dan Z kini diuji dalam mempertahankan sendi-sendi dari nilai Pancasila itu sendiri dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Masih banyak di antara kita yang acuh tak acuh terhadap Pancasila serta melanggar berbagai aspek kehidupan. Pancasila dianggap hafalan semata bukan pandangan bahkan terkesan hanya dialektika, Pancasila diterapkan pada saat acara acara resmi saja.
ADVERTISEMENT
Ini menyebabkan berbagai ancaman militer maupun non militer datang silih berganti menguji terhadap ketahanan bangsa Indonesia yang notabenenya mempunyai keragaman agama, suku, budaya, dan bahasa. Semisal saja ancaman dari bidang pertahanan keamanan, maraknya kejahatan terorisme dan radikalisme yang dewasa ini meresahkan masyarakat Indonesia.
Ancaman yang lain datang dari aspek ideologi, berkembangnya paham komunisme dan liberalisme akibat dari arus globalisasi yang datang begitu cepat dan ketidaksiapan kita menerima peradaban itu, yang akhirnya banyak dari kita hidup dalam kemewahan, terjebak dalam pergaulan bebas dan menjadi penikmat narkoba. Belum ditambah gaya hidup konsumtif di mana kita hidup yang mahal adalah gengsinya melebihi harga mahal daripada barang itu. Sikap individualisme, yang ingin menang sendiri, menganggap orang lain tidak penting. Pada akhirnya menjadikan kita bersikap apatis dan anti terhadap kehidupan sosial.
ADVERTISEMENT
Berkembangnya era digital menjadi salah satu faktor perubahan besar pada sifat, tingkah laku dan perilaku pada Generasi Z semisal saja dampak negatif daripada itu banyak dari kita yang tidak mampu menyaring kebudayaan asing yang masuk, situs pornografi bukan lagi menjadi rahasia umum, perbudakan dalam cinta menjadi hal yang biasa di kalangan anak muda, hingga berujung kepada nafsu semata, tolong-menolong, gotong-royong dan sikap ramah-tamah yang dulu menjadi identitas nasional seolah kini pudar dan tenggelam bersama pesatnya arus komputerisasi tersebut.
Hai, kalian pemuda-pemudi tonggak harapan Ibu Pertiwi. Bangun, bangunlah. Apakah kalian tidak bosan, tidak penat, tidak jengah terhadap kondisi bangsa yang semakin hari semakin meninggalkan nilai-nilai Pancasila, lunturnya nilai agama, pudarnya semangat kebersamaan, menipisnya kesetiakawanan sosial?
ADVERTISEMENT
Apakah kalian mau menjadi babu di negeri sendiri? Sedangkan kita adalah negeri yang kaya raya berlimpah sumber daya alamnya, terbentang keindahannya dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote.
Saya mohon kepada saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, rajut kembali nilai-nilai Pancasila ini, rawat kembali Bhineka Tunggal Ika ini, rapatkanlah kembali shaf-shaf di antara kita. Bila mungkin perlu saya "bersujud" di kaki Tuan dan Puan, sungguh tak rela diri ini bila melihat daripada kita saling bermusuh-musuhan, saling bertengkar, bahkan saling menghina sedang kita tinggal dan mati nanti di bumi yang sama.
Mari kita raih kembali identitas bangsa Indonesia yang sudah lama hilang, yang sudah lama terlelap tidur agar menjadi generasi emas dan gemilang. Generasi akhir zaman yang akan memimpin masa depan dunia. Bangunlah jiwanya, bangunlah raganya!
ADVERTISEMENT
Penulis : Mawardi Nurullah, M.Pd Dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang