Suku Bajo: Jejak Laut Legendaris dalam Memetakan Geografi Maritim Indonesia

Nola Safira
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman
Konten dari Pengguna
16 Juni 2023 9:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nola Safira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Suku Bajo yang hidup di lautan (Foto: Nola Safira)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Suku Bajo yang hidup di lautan (Foto: Nola Safira)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Suku Bajo, yang dikenal sebagai "orang laut," adalah suku pesisir asli Indonesia yang menetap di perairan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, dan Sabah, Malaysia. Mereka telah mendiami laut selama berabad-abad dan memiliki pengetahuan yang luas tentang geografi maritim Indonesia.
ADVERTISEMENT
Suku Bajo terampil dalam mengarungi lautan dengan perahu tradisional mereka yang disebut "lepa-lepa," yang menjadi simbol keberanian, ketangkasan, dan keuletan mereka dalam menjelajahi laut dan mencari nafkah. Pada masa penjajahan Belanda, suku Bajo memainkan peran penting dalam perdagangan rempah-rempah, terutama di Sulawesi Selatan. Namun, setelah Indonesia merdeka, mereka menghadapi diskriminasi dan kesulitan dalam memperoleh akses yang memadai ke sumber daya laut serta dalam menjaga keberlanjutan budaya dan tradisi mereka.
Meskipun demikian, suku Bajo tetap mempertahankan eksistensi dan identitas budaya mereka sebagai "orang laut" yang mahir dan berpengalaman dalam mengarungi lautan. Keahlian mereka dalam memahami dan memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan, seperti melalui penangkapan ikan dengan jala dan budidaya rumput laut, telah ada sejak zaman dahulu kala. Mereka juga telah mengembangkan teknologi navigasi dan pengetahuan tentang musim, arus, dan pasang surut untuk memetakan perairan Indonesia dengan akurat.
ADVERTISEMENT
Suku Bajo memainkan peran strategis dalam pemetaan geografi maritim Indonesia dan pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan. Keterlibatan suku Bajo dalam upaya pelestarian laut dan pengelolaan sumber daya laut juga membuat mereka menjadi mitra penting bagi organisasi dan lembaga yang bergerak di bidang lingkungan dan konservasi.
Pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengelola sumber daya laut memberikan kontribusi berharga dalam upaya konservasi laut. Suku Bajo juga memiliki sistem kepemimpinan tradisional yang kuat dan sering menjadi pemimpin di komunitas mereka, dengan pengaruh yang besar dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya laut dan penggunaan lahan di wilayah pesisir.
Peran strategis suku Bajo dalam pemetaan geografi maritim Indonesia dan pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan tercermin dalam keberadaan kawasan konservasi laut di Sulawesi Selatan, seperti Taman Nasional Wakatobi dan Taman Nasional Bunaken. Suku Bajo terlibat secara aktif dalam pengelolaan kawasan-kawasan konservasi ini, termasuk dalam kegiatan pengawasan dan pemantauan perairan tersebut.
ADVERTISEMENT
Dengan pengalaman dan keahliannya, suku Bajo dapat berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan laut dan memastikan bahwa sumber daya laut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan bagi generasi mendatang. Dalam upaya untuk menghormati dan melindungi warisan budaya dan pengetahuan suku Bajo, penting bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk memberikan dukungan yang kuat kepada mereka dalam menjaga gaya hidup tradisional mereka yang unik dan berharga. Dengan demikian, suku Bajo dapat terus menjadi penjaga lautan Indonesia yang berharga dan menjalankan peran penting mereka dalam menjaga keberlanjutan dan kelestarian laut kita.