Sosok-sosok yang Harus Diteladani Karius

Daniel Simanullang
Pandit abal2 Sepak Bola , Tarot Reader, Madridista, Pemain DOTA 2 role Support :),
Konten dari Pengguna
25 Juli 2018 10:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daniel Simanullang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Loris Karius belum berhenti melakukan blunder. (Foto: REUTERS/Scott Heppell)
zoom-in-whitePerbesar
Loris Karius belum berhenti melakukan blunder. (Foto: REUTERS/Scott Heppell)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Karius, sejak blunder-blundernya di final UCL melawan Real Madrid musim lalu, terus mengalami sorotan tajam akan penampilannya. Performanya di dalam lapangan membawanya pada situasi depresi yang mengisyaratkan bahwa ini adalah efek perundungan dari berbagai elemen.
ADVERTISEMENT
Ini bukan hal yang main-main. Sebab, bukan sekali dua kali pemain yang mengalami depresi bisa memilih jalan yang salah dalam hidup. Sebut saja Robet Enke yang bunuh diri dengan menabrakkan diri ke kereta cepat.
Tampak, kondisi mental Karius masih dalam tekanan. Hal ini terlihat pada laga pramusim yang Karius ikuti. Ia kembali melakukan blunder dan kembali menjadi sorotan pada laga melawan Dortmund.
Bukan menyepelekan penampilan Karius. Namun, jika merujuk pada sepak bola dewasa ini, rekam jejak dan kepercayaan publik merupakan elemen yang membuat seorang pemain sepak bola eksis di lapangan dan di ruang ganti. Jika saya menjadi Karius, upaya pembuktian kalau saya belum habis mungkin akan saya sudahi.
ADVERTISEMENT
Itu adalah keputsan logis, di tengah performa Karius yang kian menggerus kepercayaan tim dan juga publik. Jika ingin eksis, Karius mungkin dapat belajar dan memandang hal-hal di luar sepak bola sebagai ajang untuk membangun pencapaian.
Dia punya modal untuk jadi seorang atlet di luar sepak bola. Hal ini terlihat dari modal yang sudah ia kumpulkan sejak berkarier di Mainz dan Liverpool, serta saat sebelum meniti karier menjadi pesepak bola. Terlebih, Karius juga seorang penggemar motorcross, yang notabene jalur karier yang ayah Karius harapkan.
Bila ingin mendapat inspirasi, ada baiknya Karius melihat kisah-kisah mereka yang gagal untuk mencapai titik tertinggi sebagai pemain sepak bola profesional karena tekanan secara mental atau fisik ketika menjadi seorang pesepak bola profesional.
ADVERTISEMENT
Menjadi Penerjemah
Manajer Man. United, Jose Mourinho. (Foto: REUTERS/David Klein)
zoom-in-whitePerbesar
Manajer Man. United, Jose Mourinho. (Foto: REUTERS/David Klein)
Banyak yang menganggap Mourinho mengawali karier kepelatihan sepak bolanya sebagai penerjemah Boby Robson di Barcelona. Tidak banyak yang tahu, sebenarnya Mourinho adalah seorang pesepak bola profesional yang berposisi sebagai gelandang dengan reputasi sama buruknya dengan tackling Paul Scholes. Namun, sadar akan keampasan kemampuannya sejak muda, ia membekali diri untuk belajar tentang sport science di Tecnichal University of Lisbon.
Setelah meninjau kariernya, yang tidak akan bisa membawanya menjadi seorang pemain grade A seperti Couto dan Baia, Mourinho mundur terartur dari ingar bingar sepak bola. Pekerjaan Mourinho yang baru adalah sebagai guru olahraga dan pelatih muda. Hal inilah yang membawanya menjadi penerjemah bagi seorang Sir Bobby Robson yang saat itu melatih Sporting Lisbon dan Porto.
ADVERTISEMENT
Jalinan kerja sama itu berlanjut kala Bobby Robson menukangi Barcelona dan menjadi penyambung antara Robson dan pemain dalam aspek teknik, taktik, dan juga pengganti Robson kala menghadapi para kuli tinta. Kini semua orang tahu bahwa kemampuan lidah Mourinho adalah akar reputasi kemampuan kepelatihannya di dunia sepak bola.
Kisah yang sama ditorehkan oleh Andre Villas Boas. Namun, bedanya dengan Mourinho, Andre Villas Boas sudah sejak muda fokus membangun karier di dunia manager dan kepelatihan sepak bola.
Selain Villas Boas, Paulo Fereira, mantan anak didik Mourinho di Porto dan juga Chelsea, juga mengikuti jejak Mourinho. Saat ini Fereira fokus sebagai penerjemah dan pendamping bagi pemain-pemain non-Inggris yang bermain di Chelsea, mulai dari tim utama sampai tim muda. Bagaimana Karius, Anda berminat?
ADVERTISEMENT
Gamer Profesional
Cristiano Ronaldo di game FIFA 18. (Foto: PlayStation)
zoom-in-whitePerbesar
Cristiano Ronaldo di game FIFA 18. (Foto: PlayStation)
Tahukah Anda siapa Wendell Lira? Dia adalah salah satu pemenang Puskas Award 2015 yang memilih mundur dari dunia sepak bola setelah harapannya untuk menembus titik tertinggi sebagai pesepak bola profesional tidak tercapai baik secara karier dan ekonomi.
Usai menerima penghargaan Puskas, Lira memilih menjadi gamer profesional dan youtuber yang berfokus pada permainan sepak bola besutan FIFA dan PES. Reputasinya termasuk jempolan, mengingat di Brazil dia merupakan sosok profesional dan sudah memiliki sponsor.
Anda bisa melihat aksinya di laman pribadinya berikut:
Karius pasti suka dan akan semakin terinspirasi kala mengetahui tagline “Youtube, Youtube, Youtube, lebih dari tv.”
Petenis
Aksi Nadal di Wimbledon 2018. (Foto: REUTERS/Tony O'Brien)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Nadal di Wimbledon 2018. (Foto: REUTERS/Tony O'Brien)
Boris Becker dan Rafael Nadal adalah 2 nama yang menjulang kemampuannya lewat olahraga keduanya yakni tenis. Boris Becker, petenis asal Jerman yang merupakan mantan petenis nomor satu dunia dengan berbagai titel bergengsi ini, pada awalnya bermain di klub muda Bayern Munchen.
ADVERTISEMENT
Namun, kemampuannya tidak seperti yang tim muda harapkan. Akhirnya dia menyingkir dari sepak bola dan berkecimpung di dunia tennis. Gelar Grand Slam sebanyak 6 kali, juara Olimpiade, dan gelar Wimbledon sebanyak 3 kali, adalah gelar bergengsi yang torehkan pasca memilih karier di luar sepak bola yang jadi impiannya. Jangan lupa, Boris Backer tercatat sebagai pemain termuda yang meraih gelar juara Wimbledon dalam kategori tunggal putra.
Lain hal dengan Rafael Nadal. Reputasi dan latar belakang Rafael Nadal bukan sembarangan. Dia adalah keponakan kandung dari legenda Barcelona, Miguel Angel Nadal. Nadal pun gemar bermain sepak bola. Namun, minat itu urung ia kejar, lantaran pamannya menganjurkan dia untuk berkarier di dunia tenis. Angel Nadal juga yang mengajarkan agar Nadal melatih tangan kirinya.
ADVERTISEMENT
Reputasi Rafael Nadal di dunia tenis berjibun di laman internet. Penggila Real Madrid yang merupakan raja lapangan hijau ini meskipun dikenal sebagai atlet tenis juga tetap berkecimpung secara tidak langsung di dunia sepak bola dengan menjadi salah satu pemilik saham di klub kampung halamannya Real Malorca, menjadi suporter kehormatan Real Madrid, dan juga salah satu pemain terdepan kala insan sepak bola di Spanyol dan FIFA mengadakan laga-laga amal.
Hal ini juga tidak terlepas dari sponsor yang menaungi Rafel Nadal, Nike, yang sering menyandingkan Nadal dengan pesohor dari lapangan hijau seperti Cristiano Ronaldo kala mengenalkan produk-produk terbaru.
Karius, silakan saran ini dipertimbangkan.
Penyanyi
Rod Stewart (Foto: Facebook @rodstewart)
zoom-in-whitePerbesar
Rod Stewart (Foto: Facebook @rodstewart)
Rod Stewart, Julio Iglesias, dan Nicky 'Westlife' adalah tiga nama yang muara kariernya adalah penyanyi. Rod Stewart, yang tidak bisa membela Brendford FC, menjajaki dunia tarik suara dan berhasil. Sementara Julio Iglesias tidak bisa menjadi kiper utama Real Madrid setelah patah lengan akibat insiden yang (ironisnya) terjadi ketika ia sudah promosi ke tim utama Real Madrid.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan Nicky mantan personil Westlife? Nicky adalah seorang pemain sempat memperkuat salah satu klub profesional Irlandia dan Anda tidak akan percaya bila saya katakan kalau Nicky pernah dikontrak oleh Leeds United dengan kontrak 2 tahun. Pemain yang berposisi sebagai kiper ini bahkan memenangkan FA Youth Cup pada tahun 1997.
Setelah kontraknya habis di Leeds United, Nicky kembali ke Irlandia dan bermain dengan klub-klub profesional di sana sembari membangun kariernya bersama Westlife. Hal yang sama dilakukan oleh Louis Tomlinson salah satu personil One Direction yang konon pernah memperkuat klub Doncaster Rovers.
Sejauh yang saya ingat tentang personil One Direction ini di ajang sepak bola adalah kala ia muntah di lapangan kala ambil bagian dalam laga amal untuk menggalang dana bagi Stylian Petrov bersama Glasgow Celtic.
ADVERTISEMENT
Jika Karius berminat, silahkan hubungi Peter Cech sang penabuh drum, siapa tahu kalian bisa buat band baru.
Aktor
Antonio Banderas (Foto: Facebook: Antonio Banderas)
zoom-in-whitePerbesar
Antonio Banderas (Foto: Facebook: Antonio Banderas)
Menjadi aktor layak jadi pertimbangan Karius jika ingin memantapkan diri di luar kancah sepak bola. Contoh yang bisa diteladani juga banyak. David Beckham sudah melakoninya di film Arthur. Vinie Jones sudah eksis di film Hooligans, atau seperti Zidane yang kala masih di top performanya menjadi cameo di film Asterix dan Obelix atau Neymar yang muncul di salah satu film sekuel XXX .
Karius tinggal melihat siapa yang cocok jadi panutan. Jika masih ragu, saya akan anjurkan Karius untuk mencontoh bagaimana seorang Francesco Coco mantan pemain Milan, Barcelona, dan Inter membangun reputasi kala karier sepakbolanya tiarap seperti rupiah saat ini. Coco membangun reputasi menterengnya lebih dahsyat dari capaiannya di dunia sepak bola dengan menjadi seorang aktor film dewasa yang diperhitungkan di dunia.
ADVERTISEMENT
Jika memang berminat, saya sarankan agar lebih memilih Antonio Banderas sebagai rujukan. Pemain Desperado ini awalnya adalah pesepakbola berbakat. Tak tanggung-tanggung, Real Madrid sudah meminta tanda tangannya karena merupakan salah satu pemain muda potensial kala membela Malaga, klub kampung halamannya.
Namun, Banderas mengalami cidera parah, yang membuatnya memutuskan mundur dari sepak bola. Banderas memilih jalur aktor untuk berkarier. Film seperti Zorro dan Spy Kids adalah sedikit dari sekian banyak judul film yang melambungkan namanya sebagai aktor papan atas. Tidak ketinggalan dia juga menjadi pengisi suara dalam film animasi Sherk dan Puss in Boots .
Tertarik Karius?
Chef
Restaurant Gordon Ramsay (Foto: Facebook/Restaurant Gordon Ramsay)
zoom-in-whitePerbesar
Restaurant Gordon Ramsay (Foto: Facebook/Restaurant Gordon Ramsay)
Gordon Ramsey. Gabungan namanya mengingatkan saya pada Gordon Strachan legenda MU dan Celtic dan juga Alf Ramsey (pelatih paling sukses Timnas Inggris sepanjang masa). Percayalah Gordon Ramsey sang Chef bermulut kotor ini pernah menjadi seorang pesepak bola profesional di negaranya, Skotlandia (setidaknya begitu yang ia akui, namun tetap jadi perdebatan dari berbagai pihak).
ADVERTISEMENT
Sebagaimana laki-laki British dari golongan marginal yang menggilai sepak bola lainnya, Ramsey ingin mengubah hidup dan kondisi ekonomi lewat sepak bola. Ramsey berlatih dengan totalitas tanpa batas demi menembus tim utama klub kesayangan yakni Glasgow Rangers. Namun, sayang seribu sayang, kerja keras dan usahanya yang buahnya terhalang dengan cidera. Ramsey hanya berkiprah di tim cadangan dan dimainkan kala ada laga eksebisi atau testimoni.
Hal ini tentu bukan tujuan utama Ramsey, ia banting haluan dan membangun reputasi menjadi chef handal mulai dari nol hingga memiliki restoran kelas dunia dengan deratan bintang Michelin yang disinggahi para pesohor. Karier Ramsey juga membuatnya memiliki acara yang terkenal seperti Hell Kitchen Kitchen Nightmares dan Master Cheff.
ADVERTISEMENT
Akhir kata, wajar bila manusia bangkit dan menunjukkan bahwa ia belum habis. Namun, kewajaran itu juga harus dibarengi dengan akal dan cara berpikir yang bijaksana. Ini tidak hanya berlaku untuk Karius. Ini juga berlaku bagi saya dan juga Anda.
Kita selalu diajarkan bahwa pintu rezeki dan reputasi akan selalu terbuka kala pintu lain tertutup. Asal, kita berusaha untuk melihatnya dan berani menghadapi tantangan di baliknya.
----------------------------------------------------------
Rujukan:
https://www.pastemagazine.com/articles/2014/10/these-10-celebrities-also-played-soccer.html
https://www.telegraph.co.uk/news/celebritynews/4903118/Gordon-Ramsay-admits-claims-about-his-Rangers-career-may-be-inaccurate.html