Peneliti IPB dan Gubernur NTT untuk Membantu Stunting melalui Program Kedaireka

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
20 Oktober 2021 11:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Peneliti IPB University Bertemu Gubernur NTT untuk Membantu Mengatasi Stunting melalui Program Kedaireka
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti IPB University Bertemu Gubernur NTT untuk Membantu Mengatasi Stunting melalui Program Kedaireka
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tim Peneliti IPB University bertemu Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat bahas masyarakat bebas stunting. Tim yang diketuai oleh Prof Alimuddin ini disambut gubernur di ruang kerjanya.
ADVERTISEMENT
Dalam diskusi ini Prof Alimuddin didampingi para pakar IPB University di bidang perikanan, pangan, gizi dan peternakan. Mereka yang hadir merupakan guru besar dari Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Ekologi Manusia, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) serta Fakultas Peternakan.
“Dalam kesempatan ini kami menyampaikan program kerja dengan judul “Intervensi Terintegrasi di Desa Tesabela Kabupaten Kupang-NTT Menuju Masyarakat Bebas Stunting dan Mandiri (Bestari),” ujar Prof Alimuddin, Guru Besar FPIK IPB University.
Menurutnya, program ini merupakan salah satu kegiatan Kedaireka terpilih yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Di dalamnya meliputi kegiatan penelitian dan pelatihan kepada masyarakat.
“Salah satu riset kami adalah menghasilkan biskuit berbasis tepung lele. Ada biskuit clarias dan tepung moringa yang bergizi untuk membantu NTT tangani stunting. Misi kami adalah bantu NTT atasi kemiskinan dan stunting,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Pendekatan yang dilakukan Prof Alimuddin dan tim adalah pendekatan langsung ke habitat dengan memberikan edukasi dan praktik untuk asupan gizi yang baik. “Kita akan bangun kerjasama dengan Universitas Udayana serta perguruan tinggi lainnya dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di wilayah NTT. Kami juga siap untuk membantu pemerintah provinsi untuk pengembangan perikanan, pakan ternak, pengembangan kelor dan peternakan," jelas Prof Alimuddin yang sudah banyak terlibat dalam berbagai proyek pengembangan perikanan di berbagai daerah.
Dalam kegiatan ini, Prof Alimuddin menambahkan, Tim Peneliti dari IPB University didampingi oleh Ketua Yayasan Kasih Roslin Mandiri Kupang, Budi Soehardi. Tim ini membawa mandat dan tugas dari Kemendikbudristek untuk membantu penanganan stunting dari aspek pangan.
“Kegiatan ini meliputi transfer ilmu dan juga kerja lapangan yang produktif. Sehingga semangat kolaboratif akan terwujud di lapangan untuk perkembangan Indonesia,” tandasnya.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Gubernur NTT mengharapkan agar kolaborasi antara IPB University dengan berbagai pemangku kepentingan di NTT, dapat berdampak bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.
"Pendekatan stunting di NTT bukan hanya soal pangan saja tapi juga berkaitan dengan pranata sosial budaya dan pendidikan. Kemiskinan di NTT bukan karena alamnya, tapi karena kemampuan untuk mengolahnya yang belum optimal. Kami butuh orang-orang seperti bapak dan ibu yang bisa menjadi trigger. Saya tahu IPB University adalah salah satu perguruan tinggi yang sangat hebat yang mampu melakukan ini,” ungkap Viktor. (**/Zul)