Insecure Tidak Perlu, Percaya Diri Nomor Satu

Natasya Salsabila
Saya adalah seorang mahasiswa Universitas Syiah Kuala angkatan 2023. Saat ini saya tengah menempuh perkuliahan di program studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.
Konten dari Pengguna
27 Februari 2024 12:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Natasya Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Confidence is silent but insecurities are loud. Credit by: Canva
zoom-in-whitePerbesar
Confidence is silent but insecurities are loud. Credit by: Canva
ADVERTISEMENT
Mungkin banyak dari kita yang sudah mengetahui istilah unik yang sebagian besar sering dipakai oleh kalangan remaja dan dewasa awal yaitu istilah insecure atau rasa tidak aman. Pada umumnya, istilah ini biasa digunakan oleh kalangan tersebut untuk menyampaikan rasa tidak percaya diri mereka di dunia nyata maupun di dunia maya. Meskipun begitu, tidak banyak dari mereka yang tahu definisi sebenarnya dari insecure ini. Mari kita bahas!
ADVERTISEMENT
Insecure berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua arti yaitu 'in' berarti tidak dan 'secure' berarti aman, sehingga secara sederhana definisi dari insecure adalah rasa tidak aman. Jika menilik definisi yang lebih dalam, insecure merupakan bentuk ketidaknyamanan yang dimunculkan oleh diri sendiri karena minimnya rasa percaya diri (inferiority) dan sering membandingkan diri dengan orang lain, baik dari segi fisik maupun karya, sehingga menimbulkan ketidakpuasan pada diri sendiri (Greenberg, 2015).
Di media sosial, di platform hiburan manapun, banyak hal-hal yang muncul di beranda yang dijadikan 'patokan' para remaja sekarang. Make up, skincare, tinggi badan, berat badan, style berpakaian, warna kulit, bentuk wajah, harta kekayaan, dan masih banyak lagi. Semua itu adalah standarisasi yang sering diterapkan para remaja di kehidupan mereka sehari-hari mengikuti orang-orang yang ada di media sosial.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, rasa insecure itu datang karena kita belum tahu kualitas apa yang ada di dalam diri kita yang belum bisa kita munculkan di hadapan khalayak ramai. Seringkali kita menganggap orang-orang akan mencemooh apapun yang ada di diri kita ataupun hal-hal yang akan kita tunjukkan. Padahal yang sebenarnya itu hanya rasa cemas yang diri kita sendiri buat karena terlalu mengikuti standarisasi yang muncul di media sosial tersebut.
Rasa insecure tidak muncul tanpa sebab. Ada beberapa faktor pendorong munculnya rasa insecure, antara lain:
1. Body shaming
Contoh body shaming yang sering terjadi pada orang-orang yang punya kelebihan berat badan. Credit by: Canva
Sebagian besar dari kita merasa insecure itu karena bentuk fisik, baik bentuk badan maupun wajah. Melihat beberapa orang di media sosial dengan wajah yang bagus dan badan yang ideal menjadikan hal itu standar kecantikan di dunia yang sebenarnya bukan demikian.
ADVERTISEMENT
2. Keadaan ekonomi
Kesenjangan sosial sering terjadi pada remaja di dunia sekolahnya. Credit by: Canva
Hal ini biasanya terjadi di lingkungan sekolah. Anak-anak yang merasa dirinya berasal dari keluarga yang berada akan mencari teman yang memiliki latar belakang yang sama dengan mereka. Begitupun sebaliknya. Anak-anak dengan latar belakang keluarga kelas bawah akan tersingkirkan dan tidak diperdulikan oleh teman-temannya.
3. Broken home
Dampak broken home juga bisa memengaruhi psikis dan memunculkan rasa insecure anak di lingkungan sekitar. Credit by: Canva
Lingkungan keluarga juga sangat berpengaruh terhadap rasa insecure seorang anak. Keadaan rumah tangga yang porak-poranda menjadikan anak merasa mereka tidak dibutuhkan lagi oleh orangtuanya. Anak juga akan menjadi pendiam ketika berada di lingkungan luar. Ini juga tak baik bagi psikologis anak.
4. Pengaruh media sosial
Media sosial adalah penyebab utama rasa insecure remaja. Credit by: Canva
Orang-orang kerap membandingkan kemampuan mereka dengan kemampuan orang lain di media sosial dan menganggap apa yang orang lain tampilkan lebih hebat dari yang mereka lakukan. Sebenarnya hal itu bukan malah dijadikan sarana merasa tidak hebat melainkan menjadi motivasi diri supaya bisa lebih hebat dari pada yang ditampilkan orang lain.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, insecure itu benar-benar membuktikan bahwa hal itu tak diperlukan. Buat apa merasa insecure ketika kita adalah manusia-manusia yang berharga bagi orang lain. Kita adalah orang yang dibutuhkan orang lain. Kita sama berharganya dengan orang lain. Tidak peduli siapapun itu.
Menghadapi orang-orang dengan kasus insecure bisa cukup melelahkan karena mereka adalah orang-orang yang keras kepala dan selalu merasa dirinya tidak lebih dari orang lain. Mereka harus diberi pengertian akan mencintai diri sendiri atau istilahnya self love. Bentuk apresiasi terhadap diri sendiri yang sifatnya dinamis, tumbuh dari tindakan yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, dan spiritual (Khosaba, 2012).
Bentuk menghadapi rasa insecure salah satunya adalah mencintai diri sendiri atau self love. Credit by: Canva
Orang-orang yang menerapkan self love pada dirinya akan tetap menghadapi segala kegagalan yang menunggunya di depan serta mudah mencintai diri sendiri. Mereka akan berusaha memahami dirinya sendiri, menerima kelebihan dan kekurangannya, dan membangun hubungan yang sehat secara sadar dan aktif (Henschke & Sedlemeier, 2021).
ADVERTISEMENT
Sikap self love sangat erat dikaitakan dengan istilah insecure yang menjamah pada kalangan remaja. Dari situ mereka bisa belajar menghargai dan merawat diri daripada terus-menerus membandingkan diri mereka dengan orang lain. Maka artinya di sini insecure bukanlah hal yang baik jika berlebihan. Itu bisa merusak jati diri seseorang.
Menurut Harahap (2021), ciri-ciri orang yang insecure, yaitu:
1. Suka menyendiri
Memang tidak selamanya sikap menyendiri itu berarti merasa insecure, namun biasanya insecure sering identik dengan sikap menyendiri.
2. Merasa tidak mampu
Biasa hal seperti ini bisa terjadi ketika seseorang tidak berani mencoba melakukan hal yang sebelumnya belum pernah ia lakukan. Kekhawatiran akan kemungkinan buruk yang terjadi menjadi penghalang seseorang dalam mencoba hal baru.
ADVERTISEMENT
3. Meminta pengakuan dari orang lain
Ketika seseorang dulunya tidak diakui oleh sekitarnya, itu membuat ia mempertanyakan hasil dari sesuatu yang ia lakukan. Ketika jawaban dari lawan bicara tidak sesuai dengan harapannya, maka ia akan merasa down dan akan terus mempertanyakan segala hal.
4. Selalu menyalahkan diri sendiri
Seperti kata-kata di poin sebelumnya, ketika lawan bicara memberikan jawaban yang sebaliknya dari yang ia harapkan, seseorang akan menyalahkan dirinya sendiri karena hasil tersebut ternyata tidak membuat lawan bicaranya tertarik. 
Maka dari itu, sebagai manusia yang punya porsi masing-masing, kita harus terus meningkatkan kualitas diri dan tidak lupa untuk berpikir positif akan hal-hal yang ada di dalam diri. Jangan terus berpikir kalau kita adalah serpihan kecil di dunia ini yang sama sekali tidak dilirik oleh orang lain. Kita bisa besar dengan apa yang ada di diri kita, dengan apa yang selama ini terpendam pada kita.
ADVERTISEMENT
Insecure boleh, tapi ingat akan porsinya. Jadikan insecure itu menjadi hal positif yang bisa merubah kamu untuk lebih baik, yang memotivasi kamu untuk menjelajahi diri kamu lebih jauh lagi, dan buat dunia melirik kamu karena kehebatan kamu. Be confident to yourself.
Referensi:
1. https://www.researchgate.net/profile/Juwinner-Kasingku/publication/378073514_Pengaruh_Insecure_terhadap_Kesadaran_Akan_Kualitas_Diri_dalam_Memimpin_Persepektif_Pendidikan/links/65c58f8934bbff5ba7f5907e/Pengaruh-Insecure-terhadap-Kesadaran-Akan-Kualitas-Diri-dalam-Memimpin-Persepektif-Pendidikan.pdf
2. https://journal.kurasinstitute.com/index.php/bocp/article/download/437/395
3. https://jurnal.medanresourcecenter.org/index.php/CSM/article/download/978/762
4. https://ejournal.warunayama.org/index.php/triwikrama/article/download/1139/1076