Pesona Wisata Religi di Pulau Lombok: Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center

Nasywa Fitra Ramadhena
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
8 Juli 2023 10:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nasywa Fitra Ramadhena tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Masjid Raya Hubbul Wathan (sumber: dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Raya Hubbul Wathan (sumber: dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lombok terletak di salah satu provinsi di Indonesia, tepatnya Nusa Tenggara Barat. Bukan hanya karena keindahan alamnya saja yang membuat Lombok terkenal akan eksistensinya di bidang pariwisata. Bahkan, berdasarkan Standar Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019, Lombok berada di urutan teratas sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia. Lombok merupakan kota yang memiliki julukan sebagai Pulau Seribu Masjid. Di antara ribuan masjid yang berada di Kota Lombok, Masjid Raya Hubbul Wathan pantas disebut sebagai pusatnya wisata religi di Kota Lombok, karena masjid ini merupakan masjid termegah dan terbesar di Nusa Tenggara Barat.
ADVERTISEMENT
Masjid Raya Hubbul Wathan adalah masjid yang terletak di Jalan Udayana No.1, Kelurahan Gomong, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Masid Raya Hubbul Wathan ini dibangun pada tanggal 9 Maret 2010 dan selesai pada tanggal 15 Desember 2013. Masjid ini diresmikan langsung oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat saat itu, TGB. H.M. Zainul Majdi. Nama Hubbul Wathan itu sendiri dipilih dan dijadikan nama resmi dari masjid ini tujuannya untuk menunjukkan bahwa keislaman dan Indonesia dalam satu tarekat dan agar masyarakat Nusa Tenggara Barat lebih cinta tanah air dengan terus berjuang untuk negara dan agama. Masjid ini dibangun di atas lahan seluas 74,749 meter persegi, serta memiliki 4 lantai, 5 kubah, dan 5 menara. Salah satu dari 5 menara yang dibangun memiliki ketinggian sekitar 99 meter yang melambangkan Asmaul Husna. Kubah utama pada Masjid Raya Hubbul Wathan ini memadukan warna corak khas batik Sasambo dengan warna sekeliling yang di cat dengan warna keemasan sehingga masjid ini terlihat unik dan megah.
ADVERTISEMENT
Setelah diresmikan, Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center ini dengan cepat berkembang menjadi pusat kebudayaan islam, aktivitas keagamaan, pasar seni, dan wisata religi. Seluruh kegiatan pengkajian Islam dan studi sejarah Islam dipusatkan di Islamic Center pada tahun 2014 oleh TGB.H.M. Zainul Majdi. Sebagaimana disebutkan dalam laman resmi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, visi Islamic Center adalah menjadi pusat syiar dan pengembangan peradaban Islam yang bertaraf internasional. Sedangkan misinya adalah pertama, sebagai wadah untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki wawasan keagamaan tinggi dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua, sebagai pusat dakwah dan pengembangan nilai-nilai sosial budaya serta ekonomi masyarakat yang Islami. Ketiga, sebagai bangunan monumental yang dapat menjadi land mark Nusa Tenggara Barat dan menjadi tujuan wisata religi yang terkenal (Udin, 2018). Bangunan yang megah dari Masjid Raya Hubbul Wathan ini dapat menimbulkan daya tarik para wisatawan untuk berkunjung dan melihat keunikan yang terdapat di dalamnya. Tidak hanya wisatawan nusantara saja yang kagum akan pesona Masjid Raya Hubbul Wathan ini, para wisatawan asing pun banyak yang berkunjung bahkan menunaikan salat di sana.
Tangga Masjid Raya Hubbul Wathan (sumber: dokumen pribadi)
Bagian dalam dari Masjid Raya Hubbul Wathan ini tidak kalah uniknya dan akan membuat wisatawan terpesona. Saat masuk ke dalam masjid, wisatawan akan disambut dengan mewahnya langit-langit masjid yang dihiasi dengan keindahan ornamen dari motif tenun sasak yang mengelilingi kubah dan berdampingan dengan motif kain batik Sasambo khas Nusa Tenggara Barat yang menjadi lapisan berwarna biru pada lampu berukuran besar yang berada di tengah masjid. Masjid ini di cat dengan mayoritas warna kuning emas, putih, dan hijau yang menimbulkan nuansa ceria. Pada mimbar masjid, wisatawan akan melihat warna keemasan yang berpadu dengan kontrasnya karpet merah yang menimbulkan kesan mewah. Masjid ini juga memiliki pencahayaan yang bagus dan terdapat banyak jendela yang terbuka di setiap lantai sebagai tempat sirkulasi udara.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, fungsi masjid kini juga makin berkembang. Masjid Raya Hubbul Wathan ini memiliki bentuk bangunan yang unik dan megah hingga menimbulkan keinginan masyarakat untuk menjadikan masjid sebagai objek wisata religi. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya pengunjung yang mendatangi Masjid Raya Hubbul Wathan. Banyak dari mereka yang tidak hanya beribadah saja, melainkan berfoto bersama keluarga. Dari fenomena di atas bisa disimpulkan bahwa fungsi masjid dari zaman ke zaman akan mengalami perkembangan, bukan hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga bisa dijadikan sebagai objek wisata religi, salah satunya Masjid Raya Hubbul Wathan.
Sempat terjadi beberapa konflik yang ditimbulkan dari pembangunan Masjid Raya Hubbul Wathan ini. Perbedaan cara pandang bahwa fungsi masjid sebagai tempat ibadah harus difungsikan sebagaimana fungsinya seperti pada zaman Nabi Muhammad. Kelompok tersebut menilai bahwa pembangunan masjid ini memiliki agenda lain dan menganggap bahwa pemerintah dinilai cenderung mengikuti selera pasar yang berkembang dengan mengorbankan kepentingan umat. Akan tetapi, perbedaan cara pandang seperti itu sudah menjadi kewajaran yang terjadi terhadap perbedaan pemahaman di era modern saat ini. Pembangunan sarana ibadah bagi umat Islam (masjid) adalah hal yang penting sebagai warisan dari ajaran Rasulullah. Masjid sebagai rumah ummat adalah kebutuhan utama umat Islam dalam menjalankan berbagai macam aspek keagamaannya. Namun demikian pembangunan hajat bersama ini tidak terlepas dari ekskalasi konflik antar agama, namun hal ini menjadi salah satu yang perlu disoroti dalam eksistensi kehidupan umat Islam (Mustain, 2018). Yang terpenting adalah bagaimana pemerintah memainkan peran meluruskan niatan baik tersebut, membangun rumah Allah tanpa ada keinginan lain yang justru dapat menimbulkan tanggapan negatif dari umat itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Para wisatawan yang berkunjung tidak diwajibkan beragama muslim, wisatawan non muslim pun boleh datang dan melihat suasana masjid ini. Biasanya para wisatawan non muslim diharuskan untuk memakai pakaian yang menutup aurat atau semacam jubah. Apabila wisatawan ingin tahu lebih banyak tentang Masjid Raya Hubbul Wathan ini, terdapat tourism zone (ruang area wisata) yang dilengkapi berbagai informasi. Masjid Raya Hubbul Wathan ini berlokasi strategis tepat di pusat kota Mataram yang berdekatan dengan Kawasan perkantoran dan juga kawasan sekolah. Sehingga pada waktu salat banyak ditemukan para pekerja kantoran dan anak sekolah yang berbondong-bondong untuk menunaikan salat di sana. Para wisatawan yang ingin berkunjung bisa menggunakan kendaraan apa saja. Di sana sudah terdapat akses parkir yang memadai yang dapat menampung banyak kendaraan dari para pengunjung yang ingin melihat keindahan dan keunikan pada Masjid Raya Hubbul Wathan.
ADVERTISEMENT
Wisatawan yang ingin berkunjung ke masjid ini gratis dan tidak dipungut biaya. Akan tetapi, terdapat kotak amal yang disediakan yang diletakkan di depan pintu masuk area parkir. Wisatawan bisa memberikan uang seikhlasnya jika berkenan dan dimasukkan ke dalam kotak amal tersebut. Namun biasanya bagi yang ingin menaiki lift menuju atas Menara bisa dikenakan biaya sebesar 5.000 bagi wisatawan lokal dan 10.000 bagi wisatawan asing. Masjid ini buka selama 24 jam setiap harinya. Namun bagi yang ingin naik ke puncak menara hanya diperbolehkan dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00 WITA. Fasilitas yang disediakan oleh Masjid Raya Hubbul Wathan ini sudah sangat memadai karena dikelola dengan baik oleh pemerintah. Tidak hanya bangunannya saja yang mewah, akan tetapi fasilitas yang disediakan oleh Masjid Raya Hubbul Wathan yang bisa meningkatkan daya tarik masyarakat sekitar maupun wisatawan.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Mustain, M. (2018). Islamic Center dan Peran Kekuasaan dalam Konstruksi Identitas Islam di Lombok. Jurnal Penelitian, 12(2), 287. Diakses pada tanggal 7 Juli 2023, melalui: https://doi.org/10.21043/jp.v12i2.4075
Udin, N. (2018). Resolusi Konflik Pembangunan Islamic Center Dan Masjid At-Taqwa Mataram. Komunike, 10(2), 118–138. Diakses pada tanggal 7 Juli 2023, melalui: https://doi.org/10.20414/jurkom.v10i2.675