Yang Tak Boleh Luput di Tengah Kegaduhan:

Konten dari Pengguna
14 Maret 2019 17:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nanang Suryana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menguji Rekam Jejak Kandidat
Sumber: google.com
Kegaduhan membawa banyak orang anti pada politik. Karenanya, alih-alih mengantarkan pada perwujudan kebaikan bagi bersama, politik terlanjur dicap sebagai sesuatu yang menakutkan, juga jahat.
ADVERTISEMENT
Bersamaan dengan itu, lacurnya proses kandidasi di tubuh partai politik, menambah besar api kemarahan publik. Partai yang diharapkan mampu menjadi pilar demokrasi, seringkali tidak mampu memberikan pilihan yang memuaskan dalam ragam kontestasi elektoral.
Penolakan semacam itu, nampak jelas pada keengganan publik mengenali calon wakil rakyatnya. Kendati sudah memasang besar-besar media publikasi, tingkat popularitas sebagian besar calon anggota legislatif terpotret rendah di banyak survei.
Resonansi kekecewaan yang teramplifikasi, seolah menimbun ragam fenomena lain dalam politik. Padahal, dunia politik adalah dunia serba-serbi. Dalam pemilu misalnya, banyak dari mereka yang terjun ke politik hanya bermodal rasa percaya diri akan disukai. Tapi, tidak sedikit juga yang menjadikan politik senyata-nyatanya pilihan jalan hidup. Pilihan ini, mereka pilih karena nilai, cita-cita, dan gagasan yang hendak diwujudkan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, rekam jejak dan pengalaman menjadi isu penting guna menjadi standar dalam menguji kelayakan para politisi. Tulisan ini hadir dimaksudkan dalam rangka itu. Dengan bertolak pada pengenalan seorang pribadi, tulisan ini berupaya membawa kita pada perspektif lain laku politisi yang menjadikan politik benar-benar tempat berkhidmat.
Organisasi & Jalan Panjang Kaderisasi
Namanya mungkin masih samar bagi banyak orang, namun tidak bagi kami junior-juniornya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ahmad Doli Kurnia (ADK) adalah teladan, bagi mereka yang berniat menjadikan organisasi sebagai madrasah kehidupan.
Sejak menjadi mahasiswa di Universitas Padjadjaran (UNPAD), ADK sudah terlibat dalam ragam organisasi kemahasiswaan. Memulai dari himpunan, dia melaju sampai menjadi Ketua Umum/Koordinator Presidium Senat Mahasiswa UNPAD (1994-1995).
ADVERTISEMENT
Di HMI, ADK pernah tercatat sebagai sebagai Sekretaris Jenderal Pengurus Besar HMI (1999-2001). Memulai proses kaderisasi di Cabang Bandung, perlahan sulung dari empat bersaudara ini menapaki tangga-tangga perkaderan.
Seusai di HMI, KNPI menjadi labuhan selanjutnya. Hingga, pada tahun 2008-2011, ADK dipercaya menjadi Ketua Umum DPP KNPI. Mengemban tugas menjadi nahkoda organisasi yang menghimpun berbagai organisasi kepemudaan di Indonesia, membuatnya tumbuh dengan kesadaran penuh dan mendalam, memahami masalah dan potensi yang dimiliki pemuda nusantara.
Tak hanya berhasil menuntaskan kaderisasi di organisasi kepemudaan, di lapangan pendidikan, ADK tercatat genap menuntaskan jenjang pendidikannya menjadi doktor ilmu politik dari kampus yang kali pertama memperkenalkannya dengan organisasi: Universitas Padjadjaran.
Organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan adalah miniatur lapangan kepemimpinan. Mengurus dan mengatur banyak kelompok kepentingan, adalah tradisi yang diwariskan organisasi. Hingga, sudah sewajarnya, politisi yang kelak akan mengurus negara, terlatih di wilayah ini.
ADVERTISEMENT
Sebagai organisasi tertinggi, negara adalah perwujudan cita-cita. Sejak dirumuskan, negara ini adalah hasil ikhtiar ragam organisasi pergerakan. Mengapa relasi politisi dan organisasi menjadi penting? Karena kepemipinan adalah kemampuan yang dilatih, dan terus dilatih.
Harapan Baru
Kini, bersama Partai Golkar, ADK berusaha melanjutkan perjalanan politiknya di parlemen. Menjadi caleg pada daerah pemilihan Sumatera Utara 3, ADK tampil menjadi politisi yang sangat layak diperhitungkan.
Kematangan politiknya lahir dari kesadaran yang dia pupuk dan rawat dari sejak muda. Sebagaimana pesannya bagi junior-juniornya, politik adalah laku hidup yang tak akan pernah usai. Selama cita-cita yang diharapkan belum terwujud, selama itu pula seorang politisi akan terus “bertugas”.
Jalan politik bukan jalan puja-puja. Jalan politik adalah jalan terjal yang menyita banyak kebahagiaan kita sebagai manusia. Karenanya, jika politik tidak diniatkan sebagai wujud ketaatan pada perintah untuk dapat menebar manfaat, jalan politik dapat berubah menjadi jalan yang sangat hina.
ADVERTISEMENT
Memperkenalkan banyak pribadi lain seperti ADK, menjadi penting sekarang ini. Di tengah rendahnya kepercayaan publik pada politik, politisi seperti mereka setidaknya kita harapkan mampu mewarnai kehidupan politik menjadi lebih baik.
Sebagaimana banyak urusan lain dalam kehidupan, politik tak boleh diurus oleh sembarang orang. Hanya mereka yang berpengetahuan dan terlatihlah yang selaknya mengurusi politk. Karena, dari ragam keputusan politiklah, kehidupan kita sebagai publik ditentukan.