Ayam Geprek: Menggali Rahasia Dibalik Comfort Food Pelajar Jogja

Naurah Wafa Arrahma
Student of International Program of Communication Studies (IP-COS) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
7 Januari 2024 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Naurah Wafa Arrahma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di Indonesia, ada istilah yang sering digunakan anak muda untuk menyebut makanan yang selalu menjadi andalan setiap waktu makan. Istilahnya 'Comfort Food'. Biasanya istilah ini digunakan untuk makanan yang dianggap 'aman' dan memberikan 'kenyamanan' bagi yang menikmatinya. Comfort food dapat diartikan sebagai makanan dengan rasa, tekstur, dan tampilan yang khas dan sesuai dengan selera penikmatnya.
ADVERTISEMENT
Setiap orang akan menjawab berbeda-beda ketika ditanya makanan apa yang termasuk dalam Comfort Food mereka, namun pelajar di Yogyakarta menyebutkan menu yang sama yaitu Ayam Geprek. Ada banyak alasan mengapa Ayam Geprek disebut sebagai hidangan yang aman dan memberikan kenyamanan, salah satu alasannya adalah rasanya yang lezat dan harga yang terjangkau.
Sebagai pelajar yang tinggal di luar negeri, memilih makanan enak dengan harga murah sudah menjadi kebiasaan. Ayam Geprek biasanya disajikan dengan nasi, sambal bawang yang nikmat, dan lalapan. Satu paket lengkap umumnya dibanderol dengan harga Rp 10.000-15.000, tergantung potongan ayam yang diinginkan. Mendapatkan sepiring penuh makanan dengan harga tersebut merupakan sebuah keberuntungan bagi para pelajar.
“Saya sering (ayam geprek) selalu menjadi pilihan kapan pun saya mau makan. Saya termasuk orang yang takut mencoba menu makanan baru, dan ayam geprek adalah makanan yang sudah saya ketahui rasanya dengan jelas, dan cocok dengan selera saya, jadi makanan yang aman,” kata Kanaya Mulia Putri (19), mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
foto milik penulis
foto milik penulis
Selain karena harga dan rasa, alasan yang mendasari Ayam Geprek menjadi pilihan mahasiswa adalah karena banyaknya warung Ayam Geprek di sekitar mereka, terutama di area kampus. “Ayam geprek merupakan masakan sederhana yang mudah didapat. Terkadang saat sedang tidak punya waktu untuk makan, ayam goreng selalu menjadi pilihan karena banyak dijual di lingkungan kampus,” kata Noor Amalina Azizah (19), seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
“Ayam geprek mengandung bahan-bahan yang aman di lidah kebanyakan orang. Misalnya pada sambalnya terdapat kombinasi bawang putih, cabai, dan garam yang bukan merupakan bumbu yang jarang ditemukan. Maka tak heran jika ayam goreng adalah hidangan andalan, apalagi sekarang sudah tersedia layanan pesan-antar makanan online.” Kata Karima Azzahro (20), mahasiswa psikologi Universitas Negeri Yogyakarta.
“Setiap hari bisa terjual hingga 100 porsi, ada yang pesan online, makan di tempat, ada pula yang beli untuk dibawa pulang. Menurut saya alasan kenapa ramai sekali adalah karena ayam goreng merupakan makanan yang sederhana namun lengkap. Resepnya sendiri juga sederhana, yang penting takaran bahannya pas, tidak ada yang dominan.” ujar Sri Rahayu (27), salah satu pelayan kedai Ayam Geprek di dekat kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Sajian Ayam Geprek lengkap sebagai makanan yang aman dan memberikan kenyamanan bagi pelajar bukan hanya tentang bagaimana juru masaknya menciptakan resep terbaik namun tentang bagaimana bahan-bahan sederhana dipadukan sehingga menghasilkan sajian yang memuaskan lidah dan kantong pelajar. Dengan cita rasa yang khas dan harga yang terjangkau, Ayam Geprek menjadi ikon comfort food yang tak tergantikan bagi pelajar Jogja.