Multiverse: Kemungkinan Tak Terbatas

nadira alyssa
Journalism Student of Polytechnic State of Jakarta
Konten dari Pengguna
1 Agustus 2022 17:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari nadira alyssa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Foto: Unsplash.com)
zoom-in-whitePerbesar
(Foto: Unsplash.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Multiverse adalah suatu teori tentang kemungkinan adanya beberapa agregat alam semesta selain dan termasuk semesta yang kita tinggali. Secara garis besar, teori ini tidak menganggap bahwa hanya alam semesta tempat kita hidup sajalah yang merupakan satu-satunya semesta yang ada. Tapi merupakan satu dari tak terhingga. Alam semesta lain dalam multiverse disebut parallel universe atau alternate universe.
ADVERTISEMENT
Teori ini ada karena pada tahun 1952 Erwin Schrödinger mengajukan hipotesis bahwa banyak celah atau paradox yang dapat terjadi secara bersamaan di alam semesta yang berbeda. Inilah yang kita kenal sebagai alternate timeline.
Muncul pertanyaan, apakah yang terjadi di alam semesta lain itu merupakan alternatif dari semua aksi dan reaksi yang terjadi di alam semesta kita? Ataukah ada kehidupan lain di alam semesta lain ini yang berbeda 180° tetapi memiliki otonominya sendiri?
Misalnya dalam suatu analogi, anggap saja kamu memainkan The Sims di dua perangkat berbeda. Apakah karakter yang kamu buat itu sama di kedua perangkat? Apakah mereka hanya melakukan hal yang berbeda pada saat yang sama? Atau apakah kedua karakter tersebut sama sekali berbeda? Batasan untuk menentukan seberapa jauh kemungkinan alternative masih banyak ditemukan dan diperdebatkan dalam teori multiverse ini.
ADVERTISEMENT
Keabsahan teori ini telah lama diperdebatkan di kalangan ilmuwan. Namun Steinhardt berpendapat bahwa secara saintifik, hal ini tidak dapat didebatkan secara empiris karena masih merupakan suatu kemungkinan-kemungkinan, dan pada dasarnya kita tidak dapat mendebat hal yang belum terbukti ada maupun tiadanya.
Para ilmuwan percaya bahwa dimensi ruang dan waktu berkembang dan meluas hingga tak terhingga. Mengingat bahwa ruang dan waktu itu tidak terbatas, berarti akan selalu ada kemungkinan bahwa mereka pada akhirnya akan terulang kembali pada suatu titik. Mengapa demikian? Karena meskipun dimensi ruang dan waktu itu tidak terbatas, tetapi hanya ada beberapa cara (ada begitu banyak, namun masih dapat terhitung) bagaimana partikel internal diatur dalam paradoks ini.
Alam semesta yang dapat kita amati hanya sejauh 13,7 miliar tahun cahaya dari Big Bang. Sungguh menakutkan betapa sedikit yang kita ketahui tentang dunia yang kita tinggali.
ADVERTISEMENT
Bagaimana jika Big Bang ternyata adalah akhir dari perluasan ruang sekaligus awal dari pembentukan alam semesta kita? Sedangkan masih ada semesta-semesta lain yang tak terhitung?
Perluasan alam semesta berhenti di beberapa titik, tetapi ruang antara alam semesta selalu mengembang. Ini berarti bahwa satu alam semesta akan mustahil untuk bertemu dengan semesta yang lainnya karena dipisahkan oleh wilayah ruang yang dinamis dan terus berkembang.
Bagaimana jika alam semesta alternatif itu memang ada? Tapi kita telah terlambat, sangat jauh, untuk mengamatinya? Sementara semesta-semesta tersebut akan tetap ada dan terus melayang melampaui tak terhingga?
Tidak ada yang tahu. Tidak ada cara untuk mengamati hal yang tidak dapat diamati. Multiverse hanyalah konsekuensi teoretis yang tidak dapat kita hindari. Karena kemungkinan akan selalu ada.
ADVERTISEMENT