Isyarat Al-Qur’an mengenai Fenomena Pemanasan Global

NADIA NUR AZIZAH
Mahasiswa Tadris Biologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
21 Juni 2022 14:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NADIA NUR AZIZAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mencairnya es di Antartika. Sumber: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Mencairnya es di Antartika. Sumber: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemanasan global (global warming) merupakan peristiwa meningkatnya temperatur bumi karena panas matahari terjebak oleh greenhouse gas (GHG) di atmosfer. Pemanasan global menjadi salah satu contoh ketidakseimbangan komunitas organik sebagai akibat terjadinya proses peningkatan temperatur rata-rata atmosfer bumi, laut dan daratan (Sulkan, 2019).
ADVERTISEMENT
Al-Qur’an sendiri sudah memberi isyarat mengenai bahaya perubahan iklim dan pemanasan global, seperti yang terdapat dalam surah At-Takwir ayat 6 dan surah Al-Infithar ayat 3. Dalam dua surah tersebut terdapat kata “dipanaskan” dan “dijadikan meluap” sebagai tanda hari kiamat yang sangat persis dengan fenomena pemanasan global. Kedua surah tersebut memberikan pelajaran kepada kita untuk senantiasa memperhatikan cuaca dan tidak merusak keseimbangannya.
Allah Swt. memperingatkan mengenai kerusakan yang terjadi di darat dan laut karena aktivitas manusia sendiri. Allah Swt berfirman dalam surah Ar-Rum ayat 41:
ظَهَرَ الۡفَسَادُ فِى الۡبَرِّ وَالۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ اَيۡدِى النَّاسِ لِيُذِيۡقَهُمۡ بَعۡضَ الَّذِىۡ عَمِلُوۡا لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُوۡنَ
Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar-Rum : 41).
ADVERTISEMENT
Sebagaimana isi kandungan yang terdapat dalam surah Ar-Rum ayat 41, yaitu manusia sebagai khalifah di bumi bertanggung jawab untuk menggunakan, mengelola, dan melestarikan lingkungan. Akan tetapi, penggunaan alam oleh manusia sering kali tidak dibarengi dengan kegiatan konservasi. Keserakahan manusia menyebabkan kerugian dan kesengsaraan bagi manusia itu sendiri. Contohnya, tanah longsor, banjir, pencemaran air serta kebakaran hutan. Allah Swt. membiarkan beberapa orang merasakan efek negatif dari tindakan mereka sendiri.
Lantas bagaimana sebaiknya sikap manusia dalam memperlakukan alam ?
Menanam pohon sebagai akhlak terhadap lingkungan. Sumber: Pixabay
Akhlak seorang muslim terhadap lingkungan, yaitu dengan tidak mengeksploitasi potensi alam secara berlebihan agar generasi mendatang dapat menikmatinya. Selanjutnya, akhlak terhadap lingkungan yang kedua adalah manusia tidak boleh mencemari, merusak serta mengganggu hak-hak hidup makhluk Allah Swt. baik itu hewan maupun tumbuhan ketika menggunakan alam dan segala isinya.
ADVERTISEMENT