Membuat Puisi dengan Sentuhan Ilusi

Muhammad Rojak Hidayat
Sastra Indonesia - Universitas Pamulang - Jangan menduga, caraku berbeda.
Konten dari Pengguna
16 Juli 2022 13:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rojak Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar milik peribadi
zoom-in-whitePerbesar
Gambar milik peribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebelum saya membuat puisi, alangkah baiknya kalian bisa menambahkan, saran, kritik pada dikolom komentar. Agar saya dapat Inspirasi untuk menuangkan, dan tercurahkan pada artikel selanjutnya. Untuk kali ini saya ingin mencoba membuat artikel dengan menambahkan puisi, namun secara Ilusi (apa adanya).
ADVERTISEMENT
Baiklah, pertama saya akan mencoba menentukan judul, sekiranya yang lagi ramai apa ya? Mungkin dengan bertajuk Ilusi aja kali, sebelum saya juga mohon maaf. Saya masih awam sekali dalam membuat puisi, namun di sini saya akan mencoba apakah lolos dalam tahap pembuatan artikel dengan isi menambahkan puisi.
Mungkin langsung coba saja, saya akan membuat puisinya dengan alur ilusi sebagaimana yang ada di kepala saja dengan sebagai berikut:
Hujan Diluar Kamar
Seramai gemerlap kota ku dengar, namun
ternyata jutaan panah langit turun menghantamku.
Tidak ada ragu termanis yang pernah ku dengar,
melaikan rindu yang menggebu-gebu hujan diluar kamar.
Aku bertanya pada rindu,
apakah diluar masih ramai?
Sedangkan, tidak sedikit pun aku dapatkan jawaban.
ADVERTISEMENT
Rasa sakit datang mengajakku bermain,
meski aku tidak ingin bermain bersamanya.
Yang ku harap iyalah rindu,
namun sosoknya tidak terlihat lagi.
Tolong rindu, sadarkan aku dengan ramainya
panah diluar sana.
Dengan terlelap, mimpi itu datang menghiburku.
Namun, semua berubah saat rindu
menjadi hujan diluar kamar.
Dapat kita sama-sama lihat atau baca pada puisi di atas, sebagaimana saya menuangkan isi kepala dengan merubah semua makna pada isi dalam puisi. Misalnya rindu, saya umpamakan sosok ibu, dimana rindu yang tidak ada habisnya saya tuangkan yaitu betapa berharganya seorang ibu ketika masih bersama kita.
Pada kata rindu, kita dapat memaknai apa saja termasuk seperti saya (ibu). Namun ada yang harus diperhatikan, misalnya kata itu sesuai atau tidak dengan irama atau intonasi dalam isi puisi. Bila kita merasa kurang nyambung, kita bisa mengumpamakan dengan kata lain. Seperti puisi diluar kamar ini.
ADVERTISEMENT
Pada kalimat baris delapan, "rasa sakit datang mengajakku bermain". Saya memaknai bahwa rasa sakit itu sudah menyerang, dengan kata mengajakku bermain adalah sebuah perasaan bahwa saya tidak ingin sakit. Namun saya sudah terlajur sakit pula, maka saya tuangkan dengan kalimat dan kata sedikit lirih dan lebih mendasar (ilusi sakit).
Meski puisi di atas adalah sebuat puisi dadakan, namun bisalah untuk contoh perumpamaan dalam membuat puisi dengan memaknai sebuah kaliat dengan isi hati yang sedang dirasakan. Tidak adasalahnya dalam membuat puisi, karena yang menilai itu terutama diri kita sendiri barulah orang lain.
Sebenarnya dalam membuat puisi itu menurut saya, yang paling sulit adalah saat menuangkan makna kedalam sebuah kalimat. Karena banyaknya kalimat yang dicurahkan, banyak pula kata yang harus bermakna. Salah sedikit saja tentu akan berantakan, dan biasanya ketika di baca sedikit ngelantur dan tidak berirama.
ADVERTISEMENT
Tentunya dalam membuat puisi, pastikan kalian tahu dasarnya terlebih dahulu. Jangan seperti saya, mencoba membuat puisi dengan ilusi hanya dalam artikel. Semoga saja lolos dan bisa keterima untuk kalian baca, dan mudah-mudahan saja ini awal saya membuat puisi dan seterusnya menjadi suka menuangkannya. Kalo lolos dan terbit.
Pastinya saya akan mencoba untuk menganalisis lebih jauh dari kadungan makna dalam puisi, novel, cerpen, dan sebagainya. Sebagai penyemangat dalam menulis mungkin harus terbat dalam menganalisis sebuah karya, yang pastinya akan seru dan menambah wawasan pula untuk saya sebagai orang yang awam akan menulis.
Semoga dengan artikel kali ini, saya dapat sesuatu kenyakinan lagi untuk mencoba membuat artikel dalam menganalisis sebuah karya. Karena memang tujuan saya kesana, dengan belajar menulis artikel terlebih dahulu saya akan pelan-pelan belajar menganalisis sebuah karya. Karena menurut saya, menganalisis sebuat karya itu seru.
ADVERTISEMENT
Yang pastinya menambah wawasan lebih mendasar, semoga bisa tercapai. Semoga dengan artikel kali ini kita dapat sama-sama belajar tentang bagaimana suatu makna bisa berada di dalam sebuah kaliamat puisi, dan suatu kalimat banyak sekali makna yang terdapat. Dengan harapan artikel ini bisa terbit, dan bisa kalian baca.
Akhir kata, mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dalam penulisan. Setidaknya saya selaku penulis sangat sadar, bahwa saya belum bisa memberikan yang terbaik. Namun saya akan terus mencoba untuk memberikan yang terbaik, dengan keritik dan saran kalian sudah cukup menambah saya wawasan. Jadi silahkan kritik.