Penanganan Penyakit Paru Obstruktif Kronis Menggunakan Inhalable Nanoparticle

Muhammad Rayhan Ammar
Mahasiswa Universitas Airlangga, program studi S1 Rekayasa Nanoteknologi
Konten dari Pengguna
7 Mei 2024 10:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rayhan Ammar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penderita PPOK pada Usia tua sumber : AI generated
zoom-in-whitePerbesar
Penderita PPOK pada Usia tua sumber : AI generated
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penyakit Paru Obstruktif Kronis atau sering disebut sebagai PPOK merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama. Penyakit ini menghalangi aliran udara sehingga menyebabkan penderita mengalami kesulitan dalam bernafas hingga kematian. Menurut WHO, kematian akibat PPOK sendiri tercatat sebesar 3 juta tiap tahunnya. WHO telah mengidentifikasi bahwa PPOK umumnya diderita oleh perokok karena rokok mengandung ratusan zat yang merasang peradangan saluran udara dan zat-zat yang bersifat meningkatkan taraf oxidative stress (ketidaksetimbangan radikal bebas dengan antioksidan dalam tubuh)
ADVERTISEMENT
Untuk penanganan PPOK secara konvensional sendiri menggunakan beberapa jenis obat, seperti Short-Acting Beta-2-Agonist (SABAs) dan Long-Acting Beta-2-Agonist (LABAs), dimana obat-obatan ini memberikan efek relaks pada otot saluran pernapasan. Namun, sayangnya jenis obat-obatan seperti ini hanya mampu untuk mengobati gejala-gejalanya saja dan memiliki efek samping berkepanjangan. Hal ini juga belum menghitung kondisi saluran pernapasan dimana terdapat lendir lengket akibat infeksi sehingga obat-obatan sulit tertembus. Untuk itu, sebuah solusi penanganan PPOK yang berpotensi efek samping yang rendah muncul, yakni menggunakan sistem penghantaran obat secara tertarget berdasarkan nanopartikel (NP-based drug delivery).
Penanganan menggunakan NP-Based Drug Delivery System
Sejak zaman dulu kala, manusia menggunakan bahan alam untuk menangani beberapa penyakit. Sayangnya, obat-obatan herbal ini memiliki kekurangan, diantaranya merupakan ketidakkonsistenan dan terkadang efeknya tidak spesifik tertarget. Oleh karena itu, dikembangkanlah suatu sistem drug delivery untuk mengantarkan obat menuju organ secara spesifik menggunakan nanoteknologi.
ADVERTISEMENT
Pengobatan menggunakan nanoteknologi ini pada dasarnya menggunakan obat-obatan yang telah dimodifikasi dengan nanopartikel. Nanopartikel secara riset telah terbukti menunjukkan rasio permukaan terhadap volume lebih besar daripada partikel makro, memungkinkan lebih banyak ligan yang bereaksi dan memuat obat lebih banyak. Selain itu, Nanopartikel juga membantu dalam mengantarkan obat-obatan yang sukar larut menuju jaringan yang ditargetkan.
Inhalable Nanoparticle untuk Menangani PPOK
Untuk penanganan antiinfeksi PPOK, nebulisasi merupakan metode administrasi yang paling efektif karena metode ini mampu meningkatkan konsentrasi antimikroba dalam paru-paru, tetapi tetap mengurangi paparan sistemik untuk mengurangi efek samping. Nebulisasi sendiri merupakan metode dimana obat-obatan yang diadministrasi dilarutkan dalam air sehingga dapat membentuk aerosol melalui suatu mekanisme.
Metode yang ditawarkan ini menggunakan ceftazidime (CAZ) terenkapsulasi hollow mesoporous silica nanoparticle (HMSNs) dengan rantai polipeptida yang dapat ditransformasi. Polipeptida ini berperan dalam menembus lapisan mukus dan biofilm sehingga CAZ dapat dilepaskan dengan tepat sasaran. Selain itu, tumpukan polipeptida pada lapisan terluar permukaan HMSN juga mencegah kebocoran CAZ.
ADVERTISEMENT
Metode pengantaran obat ini telah teruji bahwa nanopartikel mampu untuk meningkatkan sistem drug delivery pada pengidap PPOK. Kini, metode inhalable nanoparticle ini juga mampu mengobati kondisi penyakit lain, seperti fibrosis kistik, dimana paru-paru menghasilkan mukosa yang cukup kental dan lengket sehingga pengobatan menjadi lebih sulit.
Ditulis oleh : Muhammad Rayhan Ammar
Baca juga :
Wiley Interdiscip Rev Nanomed Nanobiotechnol. 2020 Jan; 12(1): e1586. Published online 2019 Oct 10. doi: 10.1002/wnan.1586
Science Advances DOI: 10.1126/sciadv.abd7904