Ancaman Integrasi dan Kepercayaan dalam Komunikasi Digital pada Era Deepfake

Muhammad Maulana
Mahasiswa Komunikasi Universitas Negeri Malang
Konten dari Pengguna
1 April 2024 9:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
https://www.shutterstock.com/video/search/deepfake
Hadirnya teknologi Artifical Intelligence (AI) tentunya tidak hanya memberikan manfaat positif saja bagi masyarakat melainkan yang bersifat merugikan dapat disalahgunakan oleh seseorang untuk kepentingan tertentu. Dalam beberapa fenomena kebelakang banyak terjadi kasus Deepfake yang digunakan dengan tujuan untuk kejahatan seperti merusak reputasi seseorang atau menyebarkan informasi palsu (Hoax). Deepfake adalah teknologi AI sintetis yang berbasis pada kecerdasan buatan/AI. Deepfakes memiliki fungsi untuk mengkombinasikan gambar dan video yang ada menggunakan teknik generative adversarial (GAN) dan menempatkannya di atas sumber gambar atau video sehingga konten di dalamnya dapat dimanipulasi.Tentu hal ini menjadi tantangan dan ancaman bagi masyarakat untuk membangun kesadaran bagi masyarakat untuk mengetahui kemajuan teknologi di bidang informasi dan komunikasi yang menjadi perhatian khusus bagi semua kalangan masyarakat, sehingga masyarakat dapat lebih teliti dan bijaksana dalam memilah suatu informasi dalam bentuk gambar ataupun video.
ADVERTISEMENT
Munculnya teknologi AI deepfake tidak hanya menjadi tantangan bagi masyarakat, tetapi bagi lembaga yang membuat peraturan dan penyedia layanan media sosial juga mengalami dampak yang sama. Secara umum, deepfake dapat menyebabkan disinformasi yang berdampak negatif terhadap situasi demokrasi. Teknologi ini dapat membuat khalayak semakin bingung, sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi, dan segala informasi yang diterima menjadi tidak pasti. Contoh penyalahgunaan deepfake adalah munculnya video viral di Instagram Mark Zuckerberg, yang dikenal sebagai pemilik perusahaan meta besar, berbicara tentang kekuatan Facebook. Video tersebut ditemukan terlibat dalam gangguan pada platform deepfake. Dalam video tersebut, Mark berbicara tentang kekuatannya dalam mengontrol semua data di Facebook. Namun, video ini sebenarnya telah diubah dari video asli Mark pada bulan September 2017 tentang campur tangan Facebook dalam pemilu Rusia.Selain itu fenomena Deepfake juga terjadi di Indonesia baru baru ini ketika video yang memperlihatkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam pidatonya yang menggunakan Bahasa Mandarin namun faktanya video tersebut tidak menggunakan bahasa Mandarin dan telah dimanipulasi oleh Deepfake AI seperti yang ditampilkan pada video aslinya yang diunggah di kanal Youtube The U.S Indonesia Society (USINDO) pada 13 November 2015, kasus ini telah dikonfrmasi langsung oleh lembaga Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
ADVERTISEMENT
Fenomena Deepfake ini telah menjadi salah satu masalah besar etika komunikasi yang paling mengkhawatirkan di era teknologi saat ini. Dengan kemajuan teknologi, Deepfake dapat menjadi semakin nyata dan sulit untuk membedakan dari bentuk informasi aslinya baik dalam bentuk suara ataupun video. Selain itu berdasarkan hasil yang telah diteliti terkait Deepfake ini, Deepfake dapat menjadi tantangan bagi masyarakat karena dapat menyebarluaskan kebencian, menjadi alat propaganda, mengancam privasi, potensi kejahatan, krisis kepercayaan dan transparansi akan suatu informasi dan sebagai alat politik. Maka dari itu hendaknya masyarakat diharuskan untuk mempunyai kecerdasan secara emosional yang baik saat menjelajahi suatu informasi di internet. Selain perlunya kecerdasan emosional, masyarakat perlu tau akan Etika untuk menghadapi Deepfake AI ini diantaranya adalah Kejujuran masyarakat harus memiliki kewajiban moral untuk berkomunikasi dengan jujur untuk menghindari penyebaran konten palsu dan memeriksa sumber informasi sebelum mempercayainya, Verifikasi Konten Pentingnya untuk meningkatkan kesadaran akan kemungkinan informasi yang telah dimanipulasi Deepfake dan melatih masyarakat untuk memverifikasi konten yang mereka terima di media sosial atau platform online, Regulasi Pemerintah atau lembaga yang berwenang harus membuat regulasi yang membatasi pembuatan, distribusi, dan penggunaan deepfake yang tidak etis, Edukasi Edukasi publik dan pelatihan etika komunikasi merupakan langkah penting dalam menghadapi ancaman deepfake ini. Tentu apabila masyarakat memiliki pemahaman mendalam terkait teknologi dan etika, masyarakat dapat lebih siap menghadapi tantangan berbagai fenomena AI salah satunya adalah Deepfake AI.
ADVERTISEMENT