Kondisi Geologis Kota Samarinda, Rawan Banjir?

Muhammad Haykal Bayu Priatama
Mahasiswa Teknik Geologi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Konten dari Pengguna
8 November 2022 20:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Haykal Bayu Priatama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kota Samarinda dari ketinggian | Photo by Muhammad Fikri
zoom-in-whitePerbesar
Kota Samarinda dari ketinggian | Photo by Muhammad Fikri
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Samarinda merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan jumlah penduduk terbesar di seluruh Pulau Kalimantan dengan jumlah penduduk 825.949 jiwa (2021). Samarinda memiliki wilayah seluas 783 km² dengan kondisi geografi daerah berbukit dengan ketinggian bervariasi dari 10 sampai 200 meter dari permukaan laut. Secara astronomis, Samarinda terletak pada posisi antara 117°03’00” – 117°18’14” Bujur Timur dan 00°19’02” – 00°42’34” Lintang Selatan.
ADVERTISEMENT
Kondisi Geologis Samarinda, yaitu kondisi Kota Samarinda berdasarkan kondisi batuan-batuan yang ada di dalam bumi, yang mempengaruhi keadaan Topografi, dan juga Fisiografi Kota Samarinda.
Berdasarkan topografinya, maka Wilayah Kota Samarinda berada pada ketinggian antara 0 - 200 m dpl (di atas permukaan laut), dan hampir 24,17% berada di ketinggian 0 - 7 m dpl, umumnya terletak di dekat Sungai Mahakam sekitar 41,10% berada dalam ketinggian 7 - 25 m dpl, dan 32,48% berada di ketinggian 25 - 100 m dpl.
Itulah mengapa Samarinda dulu dikenal dengan nama "Samarendah" atau "Samarandah" karena dilatar belakangi dengan rendahnya permukaan Sungai Mahakam dengan pesisir daratan kota yang membentengi. Dulu setiap kali air pasang, kawasan tepian kota selalu tenggelam. Lalu, tepian Mahakam mengalami pengerukan/penimbunan berkali-kali hingga kini bertambah 2 meter dari ketinggian semula (Kompas.com, 2022). Kondisi inilah yang menjadi salah satu faktor utama penyebab terjadinya banjir di Kota Samarinda.
Banjir Jl. Dokter Sutomo, Samarinda | Photo by Mohammad Rizky Aditya Saputra
Fisiografi menunjukkan bentuk permukaan bumi dipandang dari faktor dan proses pembentukannya. Proses pembentukan permukaan bumi dijadikan ciri suatu satuan fisiografi. Pembagian bentuk permukaan bumi berdasarkan tipe fisiografinya dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan memudahkan dalam perencanaan penggunaan tanah sehubungan dengan perencanaan pengembangan daerah. Ditinjau dari fisiografinya, Wilayah Kota Samarinda dapat dikelompokan dalam 7 deskripsi masing-masing satuan fisiografi tersebut adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Daerah patahan yakni patahan menurun dan kasar, dengan permukaan yang besar dengan kemiringan tanah sangat bervariasi. Daerah patahan di Kota Samarinda seluas 29526 ha dengan persentase 41,12 %, merupakan daerah terluas di Kota Samarinda.
2. Daerah rawa pasang surut (tidal swamp) yaitu daerah dataran rendah di tepi pantai yang selalu dipengaruhi pasang surut air laut dan ditumbuhi hutan mangrove dan nipah, bentuk wilayah datar dengan variasi lereng kurang dari 2 % dan perbedaan tinggi kurang dari 2 meter. Seluas 218 ha daerah Kota Samarinda terdiri atas rawa.
3. Daerah dataran alluvial (alluvial plain) yaitu daerah dataran yang terbentuk dengan proses pengendapan, baik di daerah muara maupun daerah pedalaman. Kota Samarinda memiliki daerah alluvial seluas 9479 ha atau 13,20 % dari luas Kota Samarinda.
ADVERTISEMENT
4. Daerah berombak/bergelombang yakni daerah dengan konfigurasi medan berat ditandai dengan penyebaran daerah perbukitan 8,15 %. Daerah berombak di Kota Samarinda seluas 9636 ha, sedangkan daerah bergelombang seluas 1527 ha.
5. Daerah dataran (plain) yaitu daerah endapan, dataran karst, dataran vulkanik, dataran batuan beku (metamorf) asam, dataran basalt dengan bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit, variasi lereng 2 s/d 15.94 % dengan beda ketinggian kurang dari 50 meter. Kota Samarinda memiliki daerah dataran yang cukup luas setelah daerah patahan, yaitu seluas 10524 ha atau sebesar 14,66 %.
6. Daerah berbukit (hill) yaitu daerah bukit endapan dan ultra basa, system punggung sedimen, metamorf dan kerucut vulkanik yang terpotong dengan pola drainase radial. Bentuk wilayah bergelombang sampai agak bergunung, variasi lereng 16 s/d 60 %, dengan beda ketinggian antara 50 sampai 150 meter. Daerah berbukit merupakan daerah yang paling jarang ditemui di Kota Samarinda karena hanya seluas 634 ha atau sebesar 0,88 % dari wilayah Kota Samarinda.
ADVERTISEMENT
7. Daerah sungai (river). Daerah ini berfungsi sebagai daerah rotterdam, daerah pengendali atau water ponds. Kota Samarinda memiliki daerah sungai sebesar 5379 ha atau 7,49% dari luas wilayah.
(Elib Unikom, 2019)
Dalam tulisan ini, penulis berharap agar pemerintah segera menemukan solusi terbaik mengenai banjir yang sering terjadi di Kota Samarinda sehingga masyarakat Samarinda pun dapat beraktivitas dengan baik dan tenang.