Mencecap Rasa Nusantara di Malam Buka Puasa Bersama Pelajar Szeged, Hungaria

Muhammad Arinal Rahman
Seorang akademisi dan penulis jurnal ilmiah yang berdedikasi pada bahasa dan pendidikan. Sedang menempuh S3 dalam ilmu linguistik terapan di University of Szeged, Hongaria, meniti perjalanan intelektual menuju pemahaman mendalam dan kebijaksaan.
Konten dari Pengguna
1 April 2024 8:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Arinal Rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Acara kumpul sekaligus buka bersama pelajar Indonesia di Szeged, Hungaria | sumber: Dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Acara kumpul sekaligus buka bersama pelajar Indonesia di Szeged, Hungaria | sumber: Dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bulan Ramadan kembali tiba di Szeged, kota kecil di Hungaria yang menjadi tempat perantauan kami saat ini. Meski Muslim di sini hanya menjadi minoritas, semangat merayakan bulan suci tetap membara di hati kami para perantau asal Indonesia. Salah satu kegiatan yang kami adakan adalah berbuka puasa bersama dengan cara potluck di rumah kami yang sederhana.
ADVERTISEMENT
Jadi nanti kami bisa menikmati ragam masakan khas Indonesia dalam satu meja. Karena kami tidak berasal dari satu daerah yang sama, tentunya sistem potluck ini memungkinkan kami untuk menghidangkan masakan khas dari daerah kami masing-masing. Tentunya ini betul-betul merupakan kesempatan yang sangat besar untuk mengobati rasa rindu akan kampung halaman dan rindu akan beragamnya cita rasa makanan di Indonesia.
Sejak sebulan sebelum Ramadan tiba, beberapa teman sesama pelajar di University of Szeged, sudah sibuk mengkoordinir agenda buka bersama ini. Kami mempunyai grup WhatsApp khusus untuk mengatur jadwal, lokasi, dan menu yang akan dibawa masing-masing anggota.
Pada acara buka bersama ini, terdapat beberapa keluarga Indonesia lain yang juga menetap di Szeged juga turut bergabung. Total ada sekitar 30 orang yang berpartisipasi.
ADVERTISEMENT
Ketika hari kegiatan buka puasa bersama tiba, setelah semua tiba di rumah kami. Setelah azan berkumandang, lantas kami mencicipi beberapa makanan ringan, selanjutnya kami salat magrib berjemaah di rumah saya. Masjid terdekat memang cukup jauh jaraknya, sehingga kami memutuskan untuk beribadah bersama di rumah saja. Meski jumlah jemaahnya terbatas, khusyuk dan kebersamaan dalam beribadah sangat terasa.
Setelah salat maghrib berjemaah di rumah kami, kami disambut dengan hamparan hidangan lezat dari seluruh keluarga yang berpartisipasi dalam potluck. Di meja makan yang panjang, tersaji lontong, opor ayam, rendang, sambal goreng hati, buah-buah, dan masih banyak lagi.
Variasi makanan untuk acara buka bersama | Sumber: Dokumentasi pribadi
Pokoknya semua sangat menggoda untuk dicicipi seperti di kampung kita saja. Semua nampak sangat antusias dengan beragam menu yang tersaji. Kami pun menyantap berbagai hidangan itu dengan lahap. Rasa rindu akan masakan tanah air setelah sehari berpuasa benar-benar tersampaikan. Di sela-sela makan, kami semua bertukar cerita tentang pengalaman puasa hari ini, juga mengenang masa lalu di kampung halaman ataupun juga tentang perkuliahan di kampus.
ADVERTISEMENT
Ternyata metode potluck tak hanya membuat kami kenyang dengan ragam masakan Indonesia, tapi juga membuat kebersamaan semakin terjalin erat. Masing-masing keluarga seperti memberikan sentuhan kasih sayang dalam setiap hidangan yang dibawa.
Malam di bulan Ramadan ini benar-benar terasa istimewa dan khusyuk. Bukan hanya karena ibadah fardhu dan sunah yang kami lakukan, tetapi juga kebersamaan antar sesama perantau asal tanah air bisa terjaga dengan baik. Kami semua bisa berbagi cerita, pengalaman, harapan, juga masakan khas dalam suasana yang hangat dan akrab.
Di perantauan ini, momen istimewa Ramadan seakan menjadi perekat kebersamaan kami yang jauh dari kampung halaman tercinta. Betapa momen ini mampu mengingatkan kami akan makna keluarga, kebersamaan, dan rasa cinta pada tanah air di mana pun berada. Semoga di Ramadan mendatang, tradisi ini dapat terus kami jaga untuk senantiasa mengingatkan betapa indahnya rasa persaudaraan dan kebersamaan di negeri orang.
ADVERTISEMENT