Demokrasi Indonesia: Antara Harapan dan Realitas Kemunduran

Muhamad Ferdiansah
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta
Konten dari Pengguna
29 Maret 2024 13:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Ferdiansah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Indonesia dikenal sebagai negara yang sukses menerapkan demokrasi di Asia Tenggara. Foto: Pixabay/Mufid Majnun
zoom-in-whitePerbesar
Indonesia dikenal sebagai negara yang sukses menerapkan demokrasi di Asia Tenggara. Foto: Pixabay/Mufid Majnun
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan keberagaman budaya dan etnis yang telah menjadi salah satu contoh sukses dalam menerapkan sistem demokrasi di kawasan Asia Tenggara. Namun, di balik gemerlapnya proses demokrasi yang terlihat terutama sejak reformasi 1998, terdapat tantangan besar yang mengancam fondasi demokrasi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, negara ini telah menyaksikan sejumlah tanda-tanda kemunduran dalam praktik dan kualitas demokrasi, mengundang pertanyaan serius tentang masa depan demokrasi di Indonesia yang sudah dibangun kembali lebih dari dua dekade.
Salah satu aspek yang menarik perhatian adalah dinamika politik internal yang penuh dengan ketidakpastian dan konflik kepentingan. Pergulatan kekuasaan antar-elit politik sering kali menghasilkan ketidakstabilan politik yang merugikan proses demokrasi.
Pemilu sering menjadi panggung bagi persaingan yang sengit, bahkan diwarnai oleh sentimen etnis dan agama yang memecah belah. Seringkali, agenda-agenda politik yang seharusnya mengutamakan kesejahteraan masyarakat menjadi terpinggirkan oleh pertarungan kekuasaan yang tak berkesudahan.
Selain itu, penegakan hukum yang lemah dan rentan terhadap intervensi politik telah merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi-institusi yang seharusnya menjadi penjaga demokrasi. Contohnya seperti intervensi pemerintah yang cenderung melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini membuat independensi KPK menurun.
ADVERTISEMENT
Kasus-kasus korupsi yang melibatkan pejabat tinggi pun kerap tidak diungkap sepenuhnya, atau bahkan ditutupi oleh kepentingan politik. Hal ini tidak hanya merusak kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum, tetapi juga menciptakan lingkungan di mana korupsi dan ketidakadilan merajalela tanpa hambatan.
Dengan komitmen penuh dari semua elemen masyarakat, demokrasi Indonesia masih memiliki masa depan yang cerah. Foto: Pixabay/Fikih Firmansyah
Meskipun telah ada kemajuan dalam perlindungan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Pelanggaran HAM, termasuk penindasan terhadap aktivis, jurnalis, dan kelompok minoritas, masih terjadi secara teratur. Menurut data Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), dalam kurun waktu Januari-Juni 2023 saja terjadi dugaan pelanggaran HAM di DKI Jakarta (248 aduan), Sumatera Utara (143aduan), dan Jawa Timur (110 aduan). Terdapat pengaduan dugaan pelanggaran HAM yang terjadi di negara lainnya, di antaranya Arab Saudi (13 aduan), Myanmar (8 aduan), Malaysia (7 aduan), Irak (3 aduan), dan Kamboja (3 aduan).
ADVERTISEMENT
Pembatasan terhadap kebebasan berekspresi dan penggunaan kekerasan oleh aparat keamanan sering kali tidak mendapat hukuman yang setimpal. Ini menimbulkan kekhawatiran akan terpangkasnya ruang bagi partisipasi politik yang bebas dan terbuka.
Kesenjangan sosial dan ekonomi yang semakin melebar juga menjadi ancaman serius bagi demokrasi Indonesia. Meskipun terdapat pertumbuhan ekonomi yang signifikan, namun manfaatnya tidak merata di seluruh lapisan masyarakat. Banyak yang masih hidup dalam kemiskinan, tanpa akses yang memadai terhadap pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja yang layak. Kesenjangan ini tidak hanya mengancam stabilitas sosial, tetapi juga memberikan peluang bagi elit politik untuk memanipulasi opini publik dan memperkuat kontrol politik mereka.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa tantangan baru bagi demokrasi di Indonesia. Penyebaran berita palsu (hoaks), manipulasi opini publik melalui media sosial, dan pelanggaran privasi menjadi masalah yang semakin mendesak. Di samping itu, tantangan global seperti perubahan iklim dan pandemi juga telah menempatkan tekanan tambahan pada kapasitas pemerintah untuk menjaga stabilitas politik dan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Meskipun terdapat tantangan yang besar, tetapi masih ada harapan untuk memperbaiki keadaan. Meningkatkan partisipasi publik dalam proses politik, memperkuat lembaga-lembaga demokratis, dan meningkatkan transparansi serta akuntabilitas pemerintah adalah langkah-langkah yang penting untuk ditempuh. Reformasi dalam sistem hukum dan penegakan hukum yang lebih tegas terhadap pelanggaran HAM dan korupsi juga sangat diperlukan.
Selain itu, pendidikan politik yang lebih baik dan kesadaran akan pentingnya demokrasi dalam masyarakat perlu ditingkatkan. Masyarakat yang kritis dan terinformasi akan menjadi garda terdepan dalam mempertahankan demokrasi dari ancaman-ancaman eksternal dan internal.
Demokrasi Indonesia menghadapi tantangan yang serius yang mengancam untuk mengurangi makna dan substansi demokrasi itu sendiri. Namun, dengan komitmen bersama dari pemerintah, masyarakat sipil, dan seluruh elemen masyarakat, serta dengan memperkuat prinsip-prinsip demokrasi yang inklusif dan berkeadilan, Indonesia masih memiliki peluang untuk mengatasi kemunduran dan membangun masa depan yang lebih cerah untuk demokrasi.
ADVERTISEMENT