Perempuan Bukan Untuk Dieksploitasi Tapi ‘Dieksplorasi'

MUH FHAJAR FEBRYAN
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Konten dari Pengguna
10 Maret 2024 10:38 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MUH FHAJAR FEBRYAN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belajar bersama para perempuan di Sekolah Kesetaraan di Universitas Mulawarman. Foto: Dok. Pribadi
International Woman’s Day yang dilaksanakan setiap tanggal 8 Maret, atau hari perempuan sedunia, merupakan suatu bentuk penghargaan terhadap seluruh perempuan tanpa terkecuali, dan merupakan peringatan terhadap perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan oleh para kaum perempuan, guna merebut kembali hak-hak mereka sebagai manusia yang lengkap, baik itu hak pendidikan, memilih dan perjuangan atas kesetaraan gender
ADVERTISEMENT
“ Kisah perjuangan perempuan untuk kesetaraan bukanlah milik seorang feminis atau organisasi mana pun, melainkan milik upaya kolektif semua orang yang peduli terhadap hak asasi manusia.”
Kita bisa melihat bahwa, perjuangan perempuan, tidak berarti hanya untuk kalangan perempuan saja yang ikut serta. Tetapi sebetulnya, ini merupakan suatu perjuangan kolektif bagi semua orang, karena kodrat kita sebagai seorang manusia (human being) yang seharusnya saling membantu sebagai seorang manusia yang mempunyai martabat yang harus dihargai dan dilindungi.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari kalimat yang ada di judul artikel ini “Bukan Untuk Dieksplotasi Tapi ‘Dieksplorasi’” yang akan dimulai dari kata “Dieksploitasi”. Eksploitasi berarti pemanfaatan oleh seseorang ke orang lain, untuk mencapai kepentingan, baik itu kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok, dengan cara-cara tidak adil dan merugikan. Hal ini berlawanan terhadap bentuk hak asasi manusia, karena penggunaan cara-cara yang tidak adil, maka tentu akan berujung pada dehumanisasi (penghilangan harkat manusia sebagai manusia yang utuh).
Perempuan sampai dengan hari ini, masih menjadi salah satu objek dari eksploitasi yang paling sering kita temui. Salah satunya terjadi di China, dilansir dari VoaIndonesia, terdapat 29 perempuan dinikahkan oleh orang China, lalu dipekerjakan paksa tanpa upah. Tak hanya itu, mereka bahkan diperdagangkan oleh pihak sindikat China dan Indonesia. Stigma yang sering melekat kepada perempuan sebagai makhluk yang lemah, mudah dimanipulasi dan diatur, adalah salah satu alasan kenapa eksploitasi kepada perempuan sangat masif dilakukan di berbagai negara-negara.
ADVERTISEMENT
Eksploitasi juga dilakukan bukan hanya kepada mereka yang sudah dewasa, tapi juga terjadi kepada mereka yang masih kecil. Seperti dimanfaatkan menjadi seorang pengemis. Bahkan dalam iklan-iklan yang beredar, terjadi eksploitasi terhadap perempuan, dengan menampilkan bentuk tubuhnya, yang harus tampil vulgar demi karir dengan embel-embel kesetaraan. Eksploitasi juga bisa kita temukan dalam kehidupan yang sangat dekat dengan kita, yaitu eksploitasi terhadap ibu rumah tangga yang berujung pada KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)
Hal ini sangat disayangkan, bukankah dari rahim perempuan kita dilahirkan, guna menghasilkan masa depan bangsa yang penuh harapan? Bukankah karena kisah-kisah yang Ia ceritakan sebelum kita tidur, akhirnya membuat kita mampu mengaktifkan imajinasi dan menghantarkan kita kemampuan berpikir kritis dan punya daya imajinatif? Bukankah kecerdasan kita diturukan dari seorang ibu?
ADVERTISEMENT
Lalu kenapa saya mengatakan “Tapi Untuk ‘Dieksplorasi’”. Kata ‘Dieksplorasi’ merupakan suatu idiom, yang memiliki suatu pemaknaan. Jadi bukan suatu kata yang berkonotasi negatif, tapi positif. Perempuan sendiri merupakan makhluk yang indah dan makhluk yang sangat dimuliakan oleh Tuhan. Maka akan sangat tidak etis dan keji ketika ada seseorang yang mengekploitasi seorang perempuan. Maka dari itu, tujuan saya di sini adalah mengubah pandangan para pembaca, dan bagaimana seharusnya memperlakukan seorang perempuan, sesuai dengan kodratnya sebagai seorang manusia yang bermartabat.
Karena perempuan adalah makhluk yang indah, mulia, penuh dengan berbagai macam pertanyaan atau penuh dengan misteri. Di situlah letak pengeksplorasian kita. Bisa saya katakan sebagai seni memahami perempuan. Cara yang dilakukan dalam mengeksplorasi perempuan juga berbagai macam, tapi tentu, cara yang dilakukan haruslah dengan cara yang lembut, karena kodratnya perempuan adalah makhluk yang lemah lembut. Lemah lembut bukanlah suatu kelemahan bagi seorang perempuan, justru itu adalah suatu kelebihan yang dimiliki oleh mereka.
ADVERTISEMENT
Kelembutan yang dimiliki oleh seorang perempuan itu justru yang mampu melahirkan suatu keadaan lebih tentram, lebih damai dan harmoni, yang justru sulit ditemukan oleh laki-laki karena dikelilingi oleh arogansi maskulinitas yang tidak sehat dan sikap patriarkis. Hal ini dibuktikan dari penyebab Perang Dunia Pertama dan kedua, yang disebabkan oleh sosok laki-laki yang haus akan kekuasaan. Maka dari itu kita perlu melakukan eksplorasi terhadap perempuan, lalu memahami dan melakukan pemberdayaan, agar mampu menciptakan keharmonisan antar manusia lain tanpa mengurangi kodratnya sebagai manusia.
Eksplorasi yang berujung pada pemberdayaan ini tentu mampu menciptakan perempuan-perempuan yang hebat, salah satunya adalah Sri Mulyani Menteri Keuangan Indonesia, yang masuk pernah mendapatkan penghargaan Best Minister in The World pada World Government Summit di Dubai, pada 2018, dan berbagai prestasi lainnya. Lalu pada industri film terdapat Rini Sugianto, sebagai salah satu perempuan Indonesia yang berpengaruh di dunia, karena sumbangsihnya dalam film-film besar, salah satunya. Avengers: Age of Ultron.
ADVERTISEMENT
Eksplorasi terhadap perempuan juga bukan hanya dalam ranah pemberdayaan, tapi bisa dengan eksplorasi guna memahami perempuan sebagai makhluk yang penuh dengan misteri. Eksplorasi penyebab kenapa perempuan cenderung lebih sensitif dalam berbagai hal ketimbang pria. Apa penyebab perempuan adalah makhluk yang emosional dibanding pria. Hal ini tentu untuk guna untuk mampu lebih peka terhadap perempuan, dan yang paling penting adalah, agar mampu menciptakan bagaimana sikap yang pantas ketika berhubungan dengan mereka. Dan tentu menggunakan cara-cara yang lembut, agar membuat mereka senantiasa aman dan nyaman bersama kita.
Dengan adanya eksplorasi terhadap perempuan, maka hubungan antara pria dan wanita bukan lagi menjadi kesetimpangan, tapi keseimbangan hubungan antara kedua makhluk tersebut. Cara untuk menciptakan hubungan ini adalah dengan menghilangkan eksploitasi dan mulai ‘eksplorasi’.
ADVERTISEMENT
“Perempuan Ibarat Berlian. Ia bukan berlian mati yang nilainya ditentukan oleh orang lain. Tapi Ia adalah berlian hidup yang menentukan nilainya sendiri”
(Muh. Fhajar Febryan)