“Berhenti!”
Pintu garasi terbuka mendadak. Telunjuk Hanan baru saja menarik pelatuk dari pistol kaliber tertahan di pelipis. Di tengah napas yang memburu dan dentum jantung yang bertalu, Hanan tidak menyangka ada orang lain sengaja melibatkan diri dalam cekaman ruang garasi. Sorot pandangnya dan Ines bertemu. Tatapan yang melayangkan tumpukan kengerian dan sejumlah pertanyaan dari perempuan itu mendarat mulus dalam bisu, seakan terlalu rumit untuk dijabarkan, tetapi juga terlalu genting untuk ditanggapi Hanan.
Sementara itu, Thalita yang berdiri tak jauh dari posisi Hanan tampak terkesiap dan segera memutar tubuh. Istrinya pun barangkali tak menduga ada celah yang berhasil luput sebelum memutuskan singgah ke lokasi penyekapan. Sekalipun pernah terlintas harapan agar orang lain dapat menemukan keberadaannya, Ines adalah sosok terakhir yang dipikirkan Hanan. Mustahil bila kemunculan sekretarisnya berhasil meredam kobaran api yang membakar emosi Thalita, sebab justru perempuan itulah yang menjadi salah satu sumber pemicu sengketa di antara mereka.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814