Problematika Pembelajaran Pasca Pandemi di Indonesia

Monika Septiana
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Konten dari Pengguna
24 April 2023 20:12 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Monika Septiana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber ilustrasi Problematika Pembelajaran Pasca Pandemi di Indonesia berasal dari presensi izin milik sendiri
zoom-in-whitePerbesar
Sumber ilustrasi Problematika Pembelajaran Pasca Pandemi di Indonesia berasal dari presensi izin milik sendiri
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi Covid-19 telah menjadi musibah bagi seluruh penduduk di dunia selama dua tahun terakhir. Covid19 pertama kali muncul itu di kota Wuhan Cina pada akhir tahun 2019. Hal ini mengakibatkan seluruh masyarakat terus berupaya untuk membiasakan diri dengan situasi tersebut. Untuk menghindari Covid ini pemerintah melakukan kebijakan lockdown pada setiap wilayah negara dan dianjurkan untuk menjaga jarak untuk sementara waktu.
ADVERTISEMENT
Dampak yang terjadi dari pandemi Covid19 ini yaitu mengharuskan dunia pendidikan secara mau tidak mau mengubah sistem pembelajaran yang sebelumnya tatap muka menjadi non tatap muka atau daring. Semua ini dilakukan agar bisa tetap bertahan dalam situasi pandemi ini dan juga untuk persiapan setelah pandemi Covid19. Karena dunia pendidikan tidak mungkin berhenti hanya karena Pandemi Covid19 dan harus mencari cara agar tetap bisa melakukan aktivitas belajar mengajar.
Pembelajaran jarak jauh secara singkat dapat diartikan sebagai pembelajaran tanpa kontak fisik secara langsung atau pembelajaran yang dilakukan di rumah masing-masing melalui media komunikasi seperti smartphone atau telepon genggam di mana para guru dan murid tidak dalam satu ruangan yang sama namun tetap bisa melakukan proses belajar mengajar.
ADVERTISEMENT
Namun dalam melakukan perubahan dalam sistem pembelajaran itupun harus disesuaikan dengan karakteristik seperti media yang dipakai, konteks dan aturan pembelajarannya, teknologi yang mendukung, serta karakteristik dari para pelajarnya. beberapa peneliti juga mengatakan bahwa kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara daring ini pun berdampak positif dan juga berdampak negatif.
Dampak negatif dari pembelajaran jarak jauh yaitu banyak siswa yang merasa tidak cocok dengan gaya belajar mengajar secara daring karena dirasa membosankan berada di depan layar komputer dan merasa lebih cocok dengan pembelajaran secara langsung di ruang kelas, karena ketika pembelajaran tatap muka murid dapat berinteraksi secara langsung kepada teman dan guru sehingga pembelajaran terasa lebih menyenangkan. Selain itu pembelajaran jarak jauh juga membuat kuota internet cepat habis karena digunakan untuk google meet atau melihat video pembelajaran secara daring dan tugas yang harus di unggah menggunakan kuota internet. Belum lagi jika jaringan yang tidak stabil dikarenakan cuaca yang tidak mendukung atau wilayah yang berada di luar jangkauan sehingga mengakibatkan siswa terlambat memperoleh informasi yang di berikan oleh guru atau terlambat mengirimkan tugas yang akan dikumpulkan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan dampak positif dari adanya pembelajaran jarak jauh ini adalah kita dapat makin kreatif dalam penggunaan teknologikarena kita harus terbiasa menggunakan teknologi untuk pembelajaran, waktu bersama keluarga makin banyak karena proses belajar mengajar dilakukan dari rumah masing-masing, dampak positif lainnya yaitu menjadikan murid lebih mandiri karena murid dapat mengeksplor lebih luas materi yang telah di berikan oleh guru.
Bila harus memilih merekapun lebih memilih untuk berlajar tatap muka kembali dengan sistem belajr di kelas. banyak hal yang membuat para siswa berpikir seperti itu karena apabila melakukan pembelajaran secara daring atau daring, interaksi sosial yang mereka biasa lakukan setiap harinya menjadi tidak ada. menatap monitor komputer pun dapat membuat siswa menjadi lebih cepat bosan.
ADVERTISEMENT
Hal itu juga dirasa dengan tidak meratanya sistem atau kondisi pada siswa. ada beberapa siswa yang jadi sulit belajar karena tidak mendukungnya dari faktor alat komunikasinya. tidak semua siswa memiliki komputer atau Handphone yang dapat digunakan untuk belajar. selain itu pula kondisi jaringan dari beberapa siswa juga tidak selalu mendukung. hal ini pula yang menjadi permasalahan dan dikeluhkan kebanyakan masyarakat, seperti karena pembelajaran daring mereka harus lebih banyak mengeluarkan biaya untuk membeli kouta. Karena kouta yang diperlukan untuk gurunya menjelaskan melalu zoom cukup mengeluarkan banyak kouta.
Semenjak pandemi Covid19 ini pula menjadi hal yang sulit untuk dunia pendidikan karena seperti apa yang telah dijelaskan di atas, maka guru guru pun harus memikirkan cara untuk bagaimana siswanya dapat tetap memahami pembelajaran dan nilainya tidak jelek. Hal ini yang membuat para tenaga pengajar harus memutar otak untuk membuat bahan ajar yang baru dan fresh agar siswa mereka tetap semangat untuk tetap belajar setiap harinya.
ADVERTISEMENT
seperti yang sudah banyak dilakukan, mereka biasanya membuat bahan ajar baru seperti membuat presentasi untuk mengajar dengan tema yang leboh ceria atau membuat video penjelasan belajar dari animasi. ini sangat amat harus di apresiasi karena ini bukti bahwa walaupun sedang dilanda Pandemi Covid19 ini, para tenaga pengajar di Indonesia masih amat sangat semangat dalam mendidik anak muridnya selalu dan tetap semangat juga dalam memberikan bahan ajar kepada mereka.
Monika Septiana, Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarifhidayatullah Jakarta.