Dibilang Jelek karena Kritik Trump, Perempuan Ini Upload Selfie Selama Setahun

Konten dari Pengguna
13 Oktober 2020 18:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Miss Kepo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto selfie Melissa dengan hashtag #MyBestSelfie. Dok: Instagram/ @melissablake81
zoom-in-whitePerbesar
Foto selfie Melissa dengan hashtag #MyBestSelfie. Dok: Instagram/ @melissablake81
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Melissa Blake, seorang jurnalis perempuan yang menulis opini anti Trump di CNN mendapat kecaman dari sejumlah orang di media sosial. Opini berjudul What if we all unfollowed Trump on Twitter? yang dipublikasi pada 3 Agustus 2019 ini rupanya tidak disenangi oleh para pendukung Trump karena terdapat beberapa kritikan di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu cukup banyak komentar jahat yang sengaja menghina penampilan Melissa, bahkan melarangnya untuk mengunggah foto diri. Hinaan yang diterima ini pun direspon oleh Melissa dengan semakin rutin mengunggah foto di media sosialnya. Untuk membuat mereka makin kesal, Melissa bahkan menambahkan hashtag #MyBestSelfie di tiap foto selfie yang diunggahnya setiap hari dan tidak memedulikan orang yang menerornya dengan komentar negatif.
Jurnalis berusia 39 tahun asal Illinois ini memang memiliki kelainan yang disebut sindrom Freeman-Sheldon sehingga membuat bentuk kepala dan wajahnya tidak seperti kebanyakan orang. Selama menjalankan aktivitas mengunggah selfie ini, ia membagikan cerita 366 hari berbagi foto narsis melalui esai yang ditulisnya untuk situs Refinery29.
“Saya kira itu merupakan ritual yang membuat saya nyaman dan bahagia, terutama mengajarkan saya banyak hal,” tulisnya.
ADVERTISEMENT
Setiap malam sebelum tidur sejak September 2019, dia mencari foto di galeri untuk diunggah ke akun media sosialnya. Tak lupa, ia menambahkan caption yang menggambarkan rutinitas sehari-hari, serta apapun yang terlintas di benak perempuan ini. Mengutip dari Bored Panda, aksi tersebut kemudian menjadikan sosoknya sebagai suara dan sumber inspirasi bagi komunitas difabel.