Belajar Zuhud dari Marxisme

Minhajuddin
Akademisi Unisa Bandung - Peneliti pada Kajian Strategis Hubungan Internasional (KSHI).
Konten dari Pengguna
7 Maret 2024 13:58 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Minhajuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Marxisme. Foto: AFP/SANKA VIDANAGAMA
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Marxisme. Foto: AFP/SANKA VIDANAGAMA
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak bisa dinafikan bahwa Marx dengan pandangan-pandangan ekonomi politiknya yang progresif mampu mengguncang dunia bahkan menjadi salah satu sumbangsih bagi negara-negara terjajah untuk lepas dari kolonialisme.
ADVERTISEMENT
Marx kemudian dianggap usang karena perkembangan kapitalisme yang semakin menggila seiring dengan runtuhnya beberapa negara yang mencoba menginstitusionalkan marxisme dalam sistem negara.
Negara-negara yang merepresentasikan Marxisme dalam beberapa hal tidak sejalan dengan Marxisme dalam bentuk idealnya. Potret Uni Soviet yang dianggap negara komunisme sesungguhnya adalah interpretasi Vladimir Llyic Ulyanow aka Lenin sehingga menjadi populer dikenal dengan Marxisme Leninisme.
Harus diakui bahwa generasi sekarang khususnya mahasiswa semakin tidak tertarik dengan kajian Marxisme dan segala derivasinya. Perbedaannya sangat mencolok dengan masa Kolonialisme sampai era reformasi ketika pemikiran kritis sangat diminati dan tentunya Marx akan menjadi tokoh yang akan dikaji pemikirannya.
Ada banyak faktor yang bisa diidentifikasi kenapa hal tersebut bisa terjadi tetapi salah satunya karena perkembangan teknologi yang semakin canggih
ADVERTISEMENT

Marxisme dan Hal-Hal Sederhana

Saya bukan pembaca Marxisme yang tekun bahkan Das Kapital hanya saya baca sambil lalu sementara fragmen pemikiran Marxisme saya baca dari beberapa tafsiran orang lain termasuk juga dari ruang-ruang diskusi ketika masih kuliah S1 puluhan tahun silam.
Pada saat itu, mayoritas mahasiswa di kampus Merah tempat saya kuliah memang sedang menggandrungi pemikiran Marxisme bahkan bukan hanya dalam ruang diskusi tetapi termanifestasikan dalam aksi jalanan.
Setiap ada isu domestik maupun nasional, berbagai kelompok organisasi dari kampus saya saya tidak ketinggalan untuk ambil bagian dalam menyuarakan sikap kritisnya.
Satu hal yang juga sering disalahpahami tentang Marx yaitu kepribadiannya yang dianggap tertutup, keras kepala, otoriter dan stigma negatif lainnya.
ADVERTISEMENT
Sementara melalui surat anaknya, Eleanor, menuliskan kenyataan bahwa ayahnya seorang yang sangat hangat. Dia bercerita ketika di penghujung umur, ayah ibunya masih memadu romansa untuk terakhir kalinya.
Dia juga bercerita bahwa Marx sangat sering mengajak anak-anaknya jalan-jalan sambil menceritakan dongeng kepada anak-anaknya. Sepanjang perjalanan, Marx tidak kehabisan cerita kepada anak-anaknya.

Marxisme dan Sikap Zuhud

Tanpa mengglorifikasi pemikiran Marx namun jika ingin belajar zuhud maka cobalah mendalami pandangan-pandangan Marx yang membatasi kepemilikan manusia atas faktor produksi.
Keserakahan manusia menjadi hal yang paling dibenci oleh Marx dalam berbagai tulisannya. Eksploitasi yang dilakukan oleh korporasi terhadap para buruh merupakan perbuatan paling laknat dalam pandangan Marx. Dia membela mati-matian orang tertindas yang tidak punya kuasa atas dirinya.
ADVERTISEMENT
Zuhud artinya melepaskan kecenderungan hati terhadap duniawi dan salah satu duniawi paling melenakan adalah harta. Maka pembatasan atas faktor-faktor produksi apalagi menimbun kekayaan melalui cara-cara eksploitasi sangat bertentangan dengan sikap zuhud.
Kenapa manusia harus dikontrol? Karena watak manusia memiliki dua jenis dorongan. Pertama, dorongan konstan seperti lapar, kebutuhan seksual, dan kondisi alamiah lainnya. Kedua, dorongan relatif yang berasal dari beberapa struktur sosial dan kondisi produksi dan komunikasi tertentu.
Dorongan relatif ini yang seringkali membuat manusia menjadi sangat serakah tanpa peduli dengan orang lain. Jika tidak dikendalikan secara institusional maka akan terjadi ketimpangan sosial yang semakin curam.
Dengan demikian, langkah pertama untuk belajar merutinkan laku zuhud adalah mendalami pandangan Marx yang tidak sepakat dengan kelompok Borjuis yang menimbun kekayaan.
ADVERTISEMENT