Upaya Melestarikan Budaya Kampung Halaman di Perantauan

Komunitas PAKU WOJO (Paguyuban Keluarga Jawa) di Sumatera Barat. Foto: Dok. Istimewa

Bagi sebagian masyarakat, aktivitas merantau sudah menjadi bagian dari budaya.

Masyarakat merantau ke tempat yang lebih jauh untuk berbagai alasan, utamannya mencari rezeki. Para perantau pun biasanya saling membantu, terutama bagi mereka yang berasal dari daerah yang sama.

Bagi yang mereka yang gagal atau merasa sudah puas di perantauan, biasanya kembali ke kampung halaman. Namun bagi yang sukses dan sudah nyaman, biasanya ingin menetap di tempat tersebut.

Apa pun yang terjadi di perantauan, masyarakat tak akan melupakan daerah asal, tempat masa kecil mereka tinggal. Pelajaran yang didapatkan di masa kecil, termasuk soal budaya, bakal melekat dalam diri.

Mereka yang sukses di perantauan, tak sedikit yang mendirikan komunitas. Tujuannya untuk melestarikan budaya tempat asal mereka.

Seperti masyarakat Jawa yang merantau ke Sumatera Barat. Di Kota Payakumbuh dan Kabupaten 50 Kota, ada komunitas bernama PAKU WOJO (Paguyuban Keluarga Jawa) yang sudah berdiri sejak 1999.

Paguyuban ini dibentuk untuk tetap melestarikan kesenian Jawa dan saling membantu di perantauan.

Ketua PAKU WOJO Sri Joko Purwanto berharap warga yang merantau tidak sampai melupakan kampung halaman mereka.

“Saya mengharapkan PAKU WOJO menjadi wadah agar para perantau Jawa tidak melupakan daerah asal,” kata Sri Joko.

Pria yang juga menjabat Ketua Komisi A DPRD Kota Payakumbuh ini juga menginginkan warga perantauan bisa menjalin tali silaturahmi melalui paguyuban yang sudah ada saat ini.

“Harapan kami juga adalah para perantau menjadi lebih guyub lan rukun baik sesama perantau Jawa maupun dengan masyarakat sekitar,” tuturnya.

Untuk memudahkan warga melakukan kegiatan, PAKU WOJO juga meresmikan sekretariat di kota tersebut. Peresmian dihadiri jajaran Pemkot Payakumbuh.