Studi: Bersyukur Saja Tidak Bisa Mengatasi Depresi dan Kecemasan

17 Maret 2020 7:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi cewek cemas, stres atau depresi Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi cewek cemas, stres atau depresi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bersyukur atas apa yang terjadi di hidup kamu mungkin bisa membantu meningkatkan mood. Tapi, bersyukur aja enggak bisa mengatasi kecemasan dan depresi.
ADVERTISEMENT
Hal ini dilaporkan oleh studi dari Ohio State University yang meneliti pengaruh dari bersyukur dalam mengatasi depresi dan kecemasan.
"Selama bertahun-tahun, kami melihat dari media dan sumber lainnya yang menyebut bahwa bersyukur bisa membantu manusia merasa lebih bahagia," kata David Cregg selaku ketua peneliti dan mahasiswa S3 di jurusan kuliah Psikologi Ohio State University, dilansir Science Daily.
"Tapi, kalau menyangkut depresi dan kecemasan, manfaat dari bersyukur itu terbatas," lanjut Cregg.
Ilustrasi Depresi. Foto: Shutter Stock
Jennifer Cheavens selaku rekan Cregg dalam penelitian ini menambahkan, bersyukur bukan sesuatu yang akan direkomendasikan dalam merawat seseorang dengan gangguan mental.
"Hasilnya melaporkan, meminta seseorang dengan depresi atau kecemasan untuk lebih bersyukur, enggak membantu mereka menghadapi masalahnya," jelas Cheavens.
Hal ini bisa jadi karena seseorang yang mengalami depresi atau kecemasan, enggak cukup mampu untuk secara sadar mensyukuri apa yang terjadi di hidupnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, peneliti menegaskan bahwa bukan berarti bersyukur enggak ada manfaatnya. Bahkan, Cregg menyebut orang yang sering bersyukur berkemungkinan kecil mengalami gangguan mental.
"Tapi, jadi masalah bila bersyukur dijadikan alat untuk mengatasi gangguan mental. Bersyukur enggak bisa dijadikan solusi untuk segala hal," jelas dia.