Riset: Instagram Jadi Medsos Paling Buruk bagi Kesehatan Mental Remaja

13 November 2018 18:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi platform Instagram. (Foto: Dado Ruvic/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi platform Instagram. (Foto: Dado Ruvic/Reuters)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika kamu merasa bahwa main Instagram bisa jadi racun (toxic) bagi kesehatan mentalmu, ternyata kamu tidak merasakannya sendiri. Sebuah survei berjatuk #StatusOfMind pada 2017 menempatkan Instagram sebagai media sosial (medsos) paling buruk bagi kesehatan mental para remaja dibanding Youtube, Twitter, Facebook, dan Snapchat.
ADVERTISEMENT
Survei yang diadakan oleh Royal Society for Public Health (RSPH) ini menanyai hampir 1.500 remaja berusia 14-24 tahun di Inggris soal penggunaan medsos mereka. Instagram menjadi yang paling buruk karena platform ini berfokus pada postingan gambar.
“Hal ini tampaknya membuat para remaja merasa tidak cukup (dengan hidupnya) dan menimbulkan kecemasan pada mereka,” kata Shirley Cramer, Direktur Pelaksana RSPH sebagaimana dilansir situs resmi RSPH.
Kecemasan itu juga timbul karena remaja selalu membandingkan kehidupan mereka ketika melihat postingan gambar atau video teman-teman di Instagram.
“Melihat teman-teman secara rutin sedang liburan atau menikmati indahnya malam di luar sana dapat membuat para remaja merasa mereka tak punya kehidupan menyenangkan sedangkan yang lainnya seolah-olah selalu menikmati hidup,” tulis laporan #StatusOfMind.
ADVERTISEMENT
“Perasaan inilah yang bisa mendorong sikap ‘membandingkan dan putus asa’ dalam diri para remaja,” jelas laporan itu.
com-Traveling ke Luar Negeri (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Traveling ke Luar Negeri (Foto: Shutterstock)
Padahal, kenyataan yang ada di balik postingan Instagram belum tentu sebagus apa yang ditampilkan. Menurut survei #StatusOfMind, bisa jadi para pemuda hanya melihat postingan yang sudah diedit dan dimanipulasi sehingga tampak bagus.
Karena sudah diedit itulah semua hal tampak sempurna. Termasuk soal wajah dan perawakan remaja perempuan.
“Instagram membuat gadis dan para wanita merasa jika tubuh mereka tidak sebagus orang yang (memposting) gambar menggunakan filter dan editing untuk terlihat sempurna,” aku salah satu responden survei dari Irlandia bagian Utara.
Mengatasi dampak buruk
“Kamu mungkin tak pernah berpikir mengenai fakta bahwa teman-temanmu berhati-hati dalam mengurasi apa yang mereka taruh di Instagram,” kata Emily Weinstein, peneliti medsos dari Harvard University, dilansir Huffington Post.
ADVERTISEMENT
Weinstein menyarankan, agar tak membandingkan kehidupanmu dengan kehidupan orang lain ketika melihat postingan Instagram, kamu harus mengatasinya dengan mengingatkan pada dirimu sendiri bahwa apa yang kamu lihat di Instagram tidak mencerminkan kehidupan riil seseorang.
Selain itu, kamu perlu turut aktif dalam melayangkan komentar, pesan, like, dan memposting sesuatu agar kamu tak akan punya perasaan bahwa orang lain selalu pamer apa yang mereka punya dan lakukan.
“Jika kamu hanya melihat gambar dari teman Instagrammu, kamu akan merasa hidup orang lain jauh lebih baik ketimbang hidupmu. Jika kamu aktif berkomunikasi dengan mereka maka kamu akan merasa terhubung dengan teman onlinemu,” tandas Philippe Verduyn, Asisten Professor Psikologi di Masstricht University.