Mengenal Emotional Abuse dan Tanda-tandanya

25 Januari 2023 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasangan suami istri. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan suami istri. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kamu mungkin telah mendapatkan kritik dan saran dari pasangan yang berlebihan. Atau, mungkin kamu merasa enggak enak dengan diri sendiri setelah melakukan pertemuan dengan atasanmu.
ADVERTISEMENT
Meskipun mungkin mengakui bahwa ini bukanlah interaksi yang sehat, tapi kita mungkin melewatkan fakta bahwa ini bisa jadi merupakan tanda-tanda emotional abuse. Emotional abuse adalah ketika seseorang memanipulasi orang lain dengan menggunakan rasa takut, penghinaan, dan taktik mengisolasi lainnya.
Penting untuk mengenali perilaku ini sejak dini agar kamu dapat membantu diri sendiri atau orang yang kamu cintai. Menurut Beverly Engel seorang terapis pernikahan dan keluarga dalam Forbes, emotional abuse adalah perilaku nonfisik apa pun yang bertujuan untuk mengendalikan, menghukum, merendahkan, atau mengisolasi orang lain.
Namun emotional abuse ini dapat terjadi dalam berbagai jenis hubungan, enggak hanya hubungan romantis. Hubungan lainnya bisa antara orang tua dan anak, atasan dan karyawan, guru, pelatih, atau murid.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana mengetahui tanda-tandanya kalau orang lain memiliki perilaku emotional abuse ini? Berikut beberapa yang perlu kamu kenali.

Penghinaan

Ilustrasi pasangan. Foto: Shutter Stock
Seorang pelaku abuse dapat terus-menerus mempermalukan orang lain, sendirian atau di depan orang lain. Mereka mungkin menertawakan korban, memanggil mereka dengan sebutan enggak enak. Mereka juga cenderung suka mengkritik segala sesuatu yang dilakukan korban dengan cara yang tidak konstruktif.
Penghinaan yang berlangsung terus-menerus tentu dapat membuat seseorang merasa enggak percaya diri dan tidak yakin dengan diri mereka sendiri hingga apa yang mereka katakan.

Pemerasan emosional

Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Tirachard Kumtanom/Shutterstock
Pemerasan emosional adalah ketika pelaku mengancam untuk menahan sesuatu dari korban kecuali korban menyerah pada tuntutan mereka. Contohnya, menurut para ahli, termasuk tuntutan seperti: "Aku tidak akan pernah sama lagi jika kamu tidak ada dalam hidupku" "Aku akan bunuh diri jika kamu tidak mau pergi bersamaku."
ADVERTISEMENT

Gaslighting

Ilustrasi Pasangan Egois Foto: Dok. Shutterstock
Gaslighting adalah ketika seseorang dengan sengaja memanipulasi orang lain untuk mempertanyakan atau enggak mempercayai pikiran atau kenyataan mereka sendiri, sering kali ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Pelaku dapat menciptakan konflik atau drama yang terus-menerus dan membuat orang lain merasa seolah-olah mereka yang salah atas ketegangan yang ada dalam hubungan tersebut. Akibatnya, korban sering kali mengembangkan ketergantungan pada pelaku dan kehilangan kepercayaan diri, harga diri, dan stabilitas mental.

Penyerangan Properti

Ilustrasi pasangan yang sedang adu argumen. Foto: pathdoc/Shutterstock
"Pelecehan emosional yang sangat jelas" adalah ketika seseorang mencoba mengendalikan orang lain melalui harta benda. Pelaku mungkin mengambil barang milik orang lain atau telepon mereka. Mereka juga dapat mengambil kendali atas uang mereka atau menyandera barang-barang tertentu, bahkan hewan peliharaan.
ADVERTISEMENT
Jika diri sendiri sudah merasakan beberapa hal mengenai tanda-tanda mental abuse seperti sebelumnya, berikut beberapa cara untuk mengatasinya yang mungkin dapat dilakukan: segeralah cari pertolongan terdekat dan mencoba untuk keluar dari situasi tersebut, menjauh dari kondisi tersebut atau bahkan dari pelakunya, terakhir kamu juga bisa mencari dukungan dari kerabat terdekat atau langsung menuju pada psikologis dan terapi kesehatan mental lainnya.
Laporan Mutiara Oktaviana