Lewat Grup Chat, Foto Bugil Disebar dan Diperjualbelikan

19 Juli 2018 10:09 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konten Eksklusif: Sayang Tanpa Telanjang. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konten Eksklusif: Sayang Tanpa Telanjang. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kegiatan mengirim foto bugil (fogil) seperti yang telah diceritakan pada tulisan sebelumnya, mungkin terjadi dalam ruang privat. Namun, apakah dengan mengandalkan sistem yang ada bisa menjamin foto itu untuk tidak tersebar tanpa sepengetahuan pemiliknya? Belum tentu.
ADVERTISEMENT
Grup chatting yang diikuti Rio (nama samaran. 19), mungkin dapat menjadikan rasa khawatir akan hal itu jadi lebih beralasan. Diisi oleh sekitar 40-50 orang, grup tersebut telah menjadi media berbagi fogil untuk waktu yang cukup lama.
Menurut Rio, dari sekian banyak yang tergabung dalam grup itu, ada setidaknya tiga orang yang paling sering membagikan fogil ke dalam ruang obrolan tersebut. Seingatnya, bisa ada dua hingga tiga fogil yang dibagikan oleh ketiga orang tersebut dalam setiap satu bulan.
"Pokoknya mereka share aja, tapi enggak dikasih tahu namanya siapa dan semua fotonya bugil," tutur Rio kepada kumparan.
Keterlibatan Rio dalam grup itu pun bukan tanpa alasan. Anggotanya yang masih merupakan teman-teman satu lingkaran Rio, membuat ia cukup segan untuk menolak ajakan masuk ke dalam tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, ada setidaknya dua hal yang biasanya dilakukan oleh sebagian anggota terhadap fogil yang masuk ke dalam grup tersebut. Selain disimpan sebagai koleksi, Rio pun membenarkan bahwa fogil digunakan sebagai sebuah media pendukung saat sedang melakukan masturbasi.
"Karena ada salah satu teman gue di grup ini yang sering menyimpan fotonya," tegasnya.
Meski tak terjadi dalam grup tersebut, ia pun membenarkan bahwa kegiatan jual beli fogil memang benar adanya. Dari penuturan Rio, setiap fogil bisa memiki harga yang berbeda-beda. Ada beberapa hal yang menentukannya, salah satunya adalah tingkat ketenaran orang dalam foto tersebut.
"Kurang tahu pasti (harganya), mungkin kisaran Rp 200 ribu. Tergantung seberapa populer orang itu," lanjutnya.
Di sisi lain, Andi (nama samaran, 19), yang juga salah satu anggota dari grup sejenis yang berbeda, secara umum membenarkan berbagai hal yang telah diceritakan Rio sebelumnya. Namun, pemuda asal Jakarta ini menjelaskan bagaimana biasanya foto tersebut didapatkan.
ADVERTISEMENT
Dari penuturannya, sistem penyebaran fogil bagaikan sebuah virus yang menular. Jika satu fogil telah didapatkan seseorang, kecil kemungkinan foto tersebut tidak akan tersebar ke yang lain, sebab foto itu pasti dilanjutkan ke teman terdekatnya.
"Dari satu orang ke orang terdekatnya lagi, akhirnya muter aja terus (fotonya)," lengkap Andi.
Sementara itu, alih-alih jual beli fogil, Andi justru mengatakan bahwa ada cara lain untuk melakukan 'transaksi' tersebut tanpa harus mengeluarkan rupiah, yakni dengan cara barter fogil.
"Kayak gitu, sih, enggak usah di grup juga bisa. Misal lo ketemu teman, 'eh lo udah pernah liat foto si A belum? kalo belom tukeran'," jelasnya.
Selain itu, ia juga mengaku bahwa pernah menjadi salah satu yang menyebarkan fogil ke lingkaran pertemanannya, saat secara tidak sengaja menemukan fogil seseorang yang dikenalnya di internet.
ADVERTISEMENT
"Karena sharing is caring," tutupnya singkat.
Rio dan Andi saat ini sudah tidak lagi ikut aktif terlibat di dalam masing-masing grup. Berbagai hal seperti sanksi sosial, agama, hingga hukum menjadi pertimbangan keduanya untuk melakukan hal tersebut.
Reporter SPEAR: Dzaki Aribawa/ SMAN 8 Jakarta
Simak ulasan Foto Bugil Pelajar melalui tautan di bawah ini.