Jumlah Mahasiswa Asing yang Kuliah di Amerika Serikat Menurun

15 November 2018 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harvard University (Foto: Commons Wikimedia)
zoom-in-whitePerbesar
Harvard University (Foto: Commons Wikimedia)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jumlah mahasiswa asing yang kuliah di kampus-kampus Amerika Serikat menurun, berdasarkan data terbaru dari Menteri Luar Negeri dan Institut Pendidikan Internasional --sebuah lembaga masyarakat di New York. Penurunan ini mencapai 7 persen, alias hanya 271 ribu mahasiswa asing yang kuliah di AS.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan dari Associated Press, Kamis (15/11), jumlah keseluruhan dari mahasiswa asing yang kuliah di AS sebenarnya masih meningkat sebanyak 1.5 persen, yang kebanyakan menetap karena pekerjaan. Namun jumlah mahasiswa asing yang baru, menurun drastis, yakni sebanyak 271 ribu, dan merupakan angka terendah sejak 2013.
Hal ini disebabkan meningkatnya persaingan dengan negara lain seperti Australia dan Kanada, serta mahalnya biaya pendidikan di AS.
"Kami enggak mendengar alasan bahwa para pelajar merasa mereka enggak bisa ke AS. Mereka hanya memiliki pilihan. Untuk pertama kalinya, kami memiliki pesaing sungguhan," kata Allan Goodman, Presiden dan CEO Institut Pendidikan Internasional.
Data tersebut juga melaporkan bahwa jumlah mahasiswa asing yang paling menurun adalah dari Arab Saudi, Korea Selatan, dan Meksiko. Sedangkan China dan India masih menjadi negara penyumbang mahasiswa asing terbanyak di AS.
ADVERTISEMENT
Meski laporan tersebut fokus kepada data dari tahun lalu, ada pula hasil awal untuk 2018 ini. Di antara 540 kampus yang disurvei, jumlah mahasiswa asing yang baru mendaftar turun hingga 2 persen.
Salah satunya di University of Central Missouri, yang mendapat 2.600 mahasiswa asing pada 2016, tapi hanya 650 pelajar di tahun ini. "Kami telah berbincang dengan orang tua yang merasa anaknya enggak akan aman di sini. Menurutku itu faktor yang mempengaruhi," ujar Karen Goos dari University of Central Missouri.
Terlepas dari penelitian ini, pemerintah AS optimistis dapat kembali jadi destinasi favorit bagi mahasiswa asing. Selama ini Eropa menduduki posisi pertama, disusul Amerika Selatan, dan Asia.
"Amerika Serikat menghadapi persaingan nyata. Kendati begitu kami punya lebih banyak kapasitas dan ruang," ucap Goodman.
ADVERTISEMENT