Ini Alasan Kamu Enggak Boleh Bawa Ransel Berat Setiap Hari

Tas ransel Foto: Dok. Instagram @kankenofficial

Melihat anak SD, SMP, dan SMA menyandang ransel gembung berisi belasan buku nan berat jadi pemandangan yang biasa di Indonesia. Setiap hari, setiap siswa diharuskan membawa buku pelajaran sesuai jadwal yang ditetapkan sekolah.

Sekilas, hal ini kelihatan wajar adanya. Namun, tahukah kamu bahwa menyandang ransel berat setiap hari enggak baik untuk kesehatan?

Seenggaknya, siswa Indonesia menyandang berkilo-kilo beban di pundaknya lima hari dalam seminggu. Kalau dilakukan selama bertahun-tahun, hal ini berpotensi mempengaruhi postur tubuh.

Enggak peduli berapapun usianya, terlalu sering menopang beban berat pada bahu berisiko merusak struktur tulang, otot, hingga saraf. Tanpa disadari, kamu rentan mengalami sakit kepala, kram leher dan pundak, nyeri sendi, sakit pinggang, sampai gangguan keseimbangan.

Pada anak-anak, beban ransel yang terlalu berat berpotensi mengubah struktur tulang atau postur tubuh. Bahu juga bisa kemerahan akibat keberatan beban.

"Karena membawa tas berat, mereka (pelajar) cenderung membungkuk dan terlihat lebih pendek ketimbang biasanya," ujar dr Kuenzang Dorji, ahli bedah tulang belakang kepada BBS.

Lantas, berapa batas beban ideal yang masih bisa ditolerir manusia setiap hari?

American Academy of Orthopedic Surgeons merekomendasikan pelajar untuk enggak menyandang tas lebih dari 10-15 persen berat badannya. Kalau berat badannya 40 kilogram, artinya berat ranselnya dianjurkan enggak lebih dari lima kilogram.

Ketentuan ini juga berlaku untuk orang dewasa yang sering membawa tas kerja berisi laptop atau berkas yang berat. Untuk menjaga postur tubuh tetap ideal, sebaiknya hindari membawa tote bag atau tas dengan satu tali karena akan memberi beban yang enggak seimbang. Ransel tetap jadi model tas paling aman dan ideal untuk setiap orang.