Baju Korean Style sampai Combro Gurih, Cek Rekomendasi UMKM Teman kumparan Ini!

10 Juni 2021 8:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
kumparan mendukung UMKM terus maju dan berkembang. Salah satunya dengan mengajak para pembaca mengenalkan usaha teman-temannya lewat Bantu Usaha Teman.
ADVERTISEMENT
Terpilihlah lima UMKM yang direkomendasikan di UMKM Series Online Class episode 4. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

Gooey Bakery

Goeey Bakery dok IG gooey.bakery
Frozen food mungkin sudah banyak yang tahu. Tapi kalau frozen bakery belum tentu. Dessy Astaria (30) melihat peluang ini dan membuka Gooey Bakery (Instagram @gooey.bakery) sejak tahun lalu.
Tanpa gluten dan pengawet, Gooey menawarkan waffle, donat, sampai donat ubi dengan kisaran harga Rp 20 ribu-Rp 45 ribu. Dessy juga punya menu unik charcoal bread berwarna hitam arang. Semua produknya selain frozen juga ada yang siap dimakan.
"Meskipun dalam bentuk frozen dan dapat disimpan dalam jangka waktu lama, pada saat digoreng, air fryer, maupun dioven tidak akan mengubah rasa dari makanan itu. Untuk kemasan kami sudah food grade, ramah lingkungan, serta ter-seal dengan baik," jelas Dessy kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Dengan modal awal sekitar Rp 750 ribu, sampai kini dia bisa meraup omzet kurang lebih Rp 15 juta. Terutama di momen besar seperti lebaran.

Ecology Lab

Ecology Lab dok IG ecology.lab
Berangkat dari kesukaannya dengan model baju girly korean yang dihiasi rafel, Ita Purwita (34) dan sepupu memulai bisnis Ecology Lab (Instagram @ecology.lab) yang produksinya di Lembang, Jawa Barat, pada Desember 2020.
Dengan modal awal Rp 5 juta, Ita memproduksi sekitar 24 pakaian seharga Rp 220 ribu-Rp 360 ribu, berbahan katun premium sehingga nyaman dipakai.
Seiring tingginya antusias kepada Ecology Lab, Ita bisa mendapat omzet di atas Rp 5 juta, khususnya di momen-momen besar.
"Aku emang bukan desainer. Tapi aku pengin bikin (baju) girly casual. Insha Allah bulan depan meluncurkan koleksi volume ke-2," kata Ita.
ADVERTISEMENT

Trolee

Trolee dok IG trolee_id
Sebagai ibu yang bekerja, Conny Purnama (40) kerap bingung karena tidak bisa belanja produk segar setelah pulang kerja. Dari pengalaman itu dan memiliki banyak kenalan petani, akhirnya dia dan suami mendirikan Trolee (Instagram @trolee_id) di Desember 2018.
Dengan modal Rp 200 juta termasuk untuk membuat aplikasi Trolee, Conny mencoba menjembatani petani agar bisa menjual hasil taninya tanpa tengkulak. Dia bekerja sama dengan petani dari Bogor sampai Cianjur, Jawa Barat untuk menghadirkan produk segar dengan rentang harga Rp 2 ribu-Rp 250 ribu.
Produk Trolee bisa dipesan maksimal h-1 lewat aplikasi, e-commerce, atau Instagram dan akan diantar langsung ke pelanggan.
"Omzet per bulan Rp 100 juta-Rp 180 juta. Dulu saat awal pandemi bisa Rp 300 juta dan justru naik karena orang-orang takut ke pasar," tutur Conny.
ADVERTISEMENT

Kopiria

Kopiria dok IG kopi.ria
Diantebe (30) tidak menyangka usaha Kopiria (Instagram @kopi.ria) yang didirikan bersama dua temannya, Tiara dan Agus, sampai sekarang bisa tumbuh sampai 22 cabang dan franchise di Kalimantan Timur.
Dua tahun lalu, mereka yang bergelut di bidang event organizer hanya menyewa ruko tiga lantai sebagai kantor. Karena sering jajan kopi, Diantebe dan kawan-kawan memutuskan membuat bisnis kopi sendiri tanpa modal di lantai 1 rukonya.
Mengincar anak muda, menu yang ditawarkan Kopiria cukup terjangkau yakni dari Rp 5 ribu-Rp 18 ribuan. Omzetnya sehari bisa mencapai sekitar Rp 4,5 juta, dan berencana buat terus melebarkan jangkauannya hingga ke luar Kalimantan.
"Rata-rata di Samarinda banyak yang jago kandang, enggak mau buka cabang. (Saya pikir) emang enggak bisa atau gimana? Akhirnya penasaran itu pengin kami cari jawabannya, dan Kopiria mampu (ekspansi). Semoga dengan kami begini banyak yang terinspirasi, dan brand lokal Samarinda mau ke luar juga," tutur Diantebe.
ADVERTISEMENT

Ratu Combro

Ratu Combro dok IG ratucombro
Sulitnya mencari combro saat pandemi, menginspirasi Ratu Yulianne (32) untuk membuatnya sendiri. Tapi tak cuma untuknya, dia juga mencoba menawarkan ke teman-teman dekat.
Ternyata responsnya ramai hingga pemilik sapaan akrab Anne itu bisa membuat sekitar 140 combro. Semakin ramai, dia akhirnya membuat usaha Ratu Combro (Instagram @ratucombro) pada bulan puasa tahun lalu dengan modal sekitar Rp 200 ribu.
Tanpa MSG, menjaga kualitas minyak yang dipakai, hingga pengemasan yang higienis, Ratu Combro menghadirkan combro dan misro dengan harga Rp 25 ribu per 10 buah yang bisa dibeli secara online. Pesanan dikirim dari Pondok Gede, Bekasi dalam kondisi setengah matang agar tidak merusak kualitasnya.
"Omzet sebulan bisa sekitar Rp 3 juta-Rp 4 juta. Ke depan rencananya ada varian baru, tetap oncom tapi mungkin ditambah ayam dan keju," kata Anne.
ADVERTISEMENT