Konflik Reklamasi Jakarta Stakeholders dan Nelayan di Cilincing

mikhalajaret
Undergraduate Political Science Student at Brawijaya University
Konten dari Pengguna
7 Mei 2024 18:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari mikhalajaret tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/photos/nelayan-penangkapan-ikan-danau-5389426/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/nelayan-penangkapan-ikan-danau-5389426/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia sebagai negara maritim yang luas dimana 70% dari total wilayahnya merupakan laut dan dikelilingi garis pantai kurang lebih dari 81.000km (Moelyaningrum, 2022). Maka tidak heran jika masih banyak ditemukan masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan. UU Perikanan Nomor 45 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 mengatakan nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Kita bisa menemukan nelayan tidak hanya di daerah, Ibu Kota seperti Jakarta juga masih ditemukan perkampungan nelayan yang terletak di Cilincing, Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
Disisi lain, Jakarta memiliki permasalahan ketersediaan lahan. Hal ini disebabkan dengan banyaknya penduduk didalam kota yang tidak memiliki lahan yang terlalu luas. Maka untuk menyelesaikan permasalahan ini Pemerintah Provinsi Jakarta berencana untuk melakukan reklamasi di Teluk Jakarta dengan membangun 17 pulau dengan total luas wilayah sekitar 5.100 Ha (Zamil et al. 2020). Tentunya keputusan ini memberikan dampak terutama mereka yang berprofesi sebagai nelayan di Jakarta.
Terjadi beberapa perubahan dalam lingkungan dan sosial yang dirasakan baik secara langsung maupun tidak oleh para warga yang tinggal didaerah sekitar. Kegiatan reklamasi ini memberikan dampak buruk kepada lingkungan seperti mengakibatkan keruhnya air laut dan terganggunya ekosistem sumber daya laut. Hal ini kemudian berkesinambungan dengan permasalahan perekonomian dimana nelayan menjadi kehilangan tempat untuk menangkap ikan, kehilangan daerah untuk membudidaya ikan karena keruhnya perairan. Selain itu nelayan harus berlayar lebih jauh untuk menangkap ikan dan penurunan kuantitas pendapatan ikan yang menyebabkan penurunan kesejahteraan nelayan. Adanya kegiatan ini juga mempengaruhi perubahan sosial dimana disebabkan adanya perubahan jenis sumber pendapatan, pola aktivitas penangkapan, struktur sosial ditengah masyarakat nelayan dan perubahan relasi gender dan danaya penambahan rata-rata pengeluraran nelayan.
ADVERTISEMENT
Perubahan inilah yang kemudian menimbulkan beberapa konflik yang kemudian dikelompokan kedalam tiga konflik, yaitu konflik antarnelayan, konflik nelayan dengan stakeholders, dan konflik antara nelayan dengan pengembang reklamasi. Dimana menggunakan analisis data yang dilakukan, ditemukan bahwa :
ADVERTISEMENT
Selanjutnya konflik ini berkembang dan menjadi alasan adanya penurunan tingkat kesejahteraan nelayan. Hal ini ditunjukan dengan skor rata-rata sebelum adanya reklamasi sebesar 45,68 turun menjadi 38,93 setelah adanya reklamasi yang diakibatkan dari penurunan yang signifikan setelah diadakan reklamasi. Reklamasi juga mengurangi lahan pencaharian para nelayan sehingga nelayan perlu melakukan usaha sampingan dalam memenuhi kebutuhannya dan menyesuaikan pengeluarannya dengan pemasukan yang ada. rata-rata biaya oprasional nelayan juga mengalami kenaikan karena adanya tambahan biaya oprasional seperti bahan bakar dan biaya konsumsi bagi para nelayan untuk mencapai lautan yang lebih jauh
Pemerintah Provinsi setempat melakukan upaya penyelesaian permasalahan untuk mengupayakan adanya hal positif yang bisa dirasakan masyakarat seperti terdapat beberapa peningkatan yang signifikasn seperti kemampuan masyarakat dalam mengakses kesehatan dari rata-rata skor sebelumnya 3,05 menjadi 3,85. Ini bisa terjadi karena adanya layanan BPJS yang diterima pasca reklamasi dan para nelayan diberikan BPJS khusus untuk nelayan. Dan adanya perubahan dalam kualitas tempat tinggal nelayan meskipun tidak signifikan, hal ini ditunjukan dengan naiknya rata-rata skor atap yang tadinya 1,53 meningkat menjadi 1,60 dan lantai rata-rata skor 1,53 menjadi 1,67. Selain itu adanya peningkatan kegiatan positif dari nelayan di Kampung Nelayan Cilincing yaitu kegiatan gotong royong.
ADVERTISEMENT
References :
Cisilia. Q, Rilus A. Kinseng, Rajib. G,. (2023). Struktur Sosial, Strategi Nafkah, dan Tingkat Kesejahteraan Nelayan Pasca Reklamasi Teluk Jakarta. Jurnal Marine Fisheries. Vol. 14, No. 2. P-ISSN 2087-4235, E-ISSN 2541-1659. Hlm 184-196.
Moelyaningrum AD, Khoiron K., Marufi I, Nurika G, Kusnadi K. (2022). Wanita Nelayan: Sanitasi dan Usaha Kesehatan Keluarga. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 18(4): 217- 227.
Zamil YS, Adharanib Y, Afifah SS. (2020). Pembangunan Pulau Hasil Reklamasi Teluk Jakarta dalam Perspektif Pembaruan Agraria. Jurnal Mulia Bina Hukum. 4(2): 255-275. Tersedia pada: https://jurnal.fh.unpad.ac.id/index.php/j bmh/article/view/84/38