Tempat Wisata di Minahasa Tutup Selama PPKM: Harusnya Ada Solusi untuk Karyawan

Fandy Pelealu, pengelola tempat wisata Makatete Hills di Desa Warembungan, Minahasa

MINAHASA - Tempat Wisata di Desa Warembungan, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa di Sulawesi Utara, akan ditutup selama 14 hari, setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro dilaksanakan.

Akibatnya, para karyawan akan diberhentikan sementara selama 14 hari tersebut, dengan imbas tidak ada upah yang didapatkan para karyawan tersebut.

Hal ini membuat para pemilik usaha tempat wisata di wilayah tersebut sedikit meradang. Mereka berharap, ada solusi konkrit untuk mereka dan para karyawan selama PPKM skala mikro dilaksanakan.

"Kami mendukung kebijakan PPKM skala mikro ini, terutama karena ingin menekan penyebaran COVID-19. Namun, kami meminta solusi untuk kami para pelaku usaha tempat wisata termasuk di dalamnya karyawan. Jika harus ditutup, bagaimana kami mendapatkan pemasukan," kata Fandy Pelealu, pengelola tempat usaha wisata Makatete Hills.

Salah satu wahana yang bisa ditemukan di tempat wisata yang ada di Desa Warembungan, Kabupaten Minahasa

Dikatakannya, selama dua pekan atau 14 hari, usaha mereka tidak berjalan, secara otomatis para karyawan harus diliburkan dan tidak menerima upah. Hal inilah yang dikhawatirkan olehnya, sehingga meminta solusi agar PPKM tetap berjalan, tetapi karyawan juga tetap mendapatkan pemasukan.

"Tentunya, selain dampak ke karyawan, dampak ke kami dengan adanya penutupan tempat usaha pariwista, akan membuat para pemilik cenderung stres dalam menjalankan usahanya. Jadi, sebaiknya ada solusi atau jalan ke luar," tuturnya.

"Ya kalau bisa, diaturlah kembali untuk tempat wisata agar masih bisa tetap beroperasi," katanya kembali.

Sekadar diinformasikan, Desa Warembungan, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa menjadi desa percontohan pelaksanaan PPKM Skala Mikro di Sulawesi Utara. Sejak Senin (22/2) kemarin, pemberlakuan PPKM sudah dilaksanakan.

febry kodongan