Nilai Tukar Petani Turun Saat Harga Cabai Rawit Merah Mahal

Konten Media Partner
4 Januari 2024 9:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani hortikultura di daerah Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.
zoom-in-whitePerbesar
Petani hortikultura di daerah Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Utara (Sulut) pada bulan Desember 2023 mengalami penurunan 0,25 persen menjadi 112,84 dibandingkan dengan bulan November 2023 yang bernilai 113,12.
ADVERTISEMENT
Hal ini dikarenakan kenaikan nilai Indeks Harga yang diterima petani (It) lebih rendah dari kenaikan nilai Indeks Harga yang dibayar petani (Ib). Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, It hanya naik sebesar 1,60 persen, sementara Ib naik sebesar 1,85 persen.
Penurunan NTP ini sendiri cukup menimbulkan pertanyaan, karena dalam beberapa bulan terakhir, dua komoditas pertanian yakni beras dan cabai rawit merah mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.
Kepala BPS Sulut, Asim Saputra, menjelaskan turunnya NTP Sulut, disebabkan oleh banyaknya sub sektor di pertanian yang turun terutama tanaman pangan.
Sejumlah sub sektor yang alami penurunan menurut Asim adalah Tanaman Pangan, Perkebunan Rakyat, Perikanan baik yang sektor tangkap dan budidaya. Sementara yang naik adalah Hortikultura dan Peternakan, di mana setelah digabungkan angkanya alami penurunan.
ADVERTISEMENT
"Banyak sub sektor di pertanian yang turun terutama tanaman pangan, karena harga beras mulai turun," ujar Asim.
Namun demikian, Asim mengatakan jika dilihat secara tahun kalender dan secara year on year atau tahun ke tahun, NTP Sulut justru alami kenaikan, di mana sama-sama mengalami kenaikan 6,40 persen.
"Untuk Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) mengalami kenaikan sebesar 1,55 persen, dari nilai 112,73 di bulan November 2023 menjadi 114,48 di bulan Desember 2023," kata Asim kembali.
manadobacirita